Sebagai stasiun utama di Kota Cimahi, hampir semua perjalanan kereta api yang melewati rute Bandung–Padalarang berhenti di stasiun ini.
Sejarah
Wilayah Cimahi mulai dikenal sebagai sejak tahun 1811 saat Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu, Herman Willem Daendels memimpin proyek pembangunan Jalan Raya Pos Anyer–Panarukan. Pada saat itu Daendels menugasi para pekerja paksa mendirikan pos penjagaan di dekat tempat yang kelak merupakan Alun-alun Cimahi.[4]
Rencana menumbuhkan wilayah tersebut telah dirintis sejak dekade 1880-an dengan membuat rencana kota militer Cimahi dan pusat pemerintahan di Kota Bandung.[5] Rencana ini kemudian dimulai dengan mendirikan Halte Cimahi. Dengan statusnya sebagai halte (stasiun kecil), pembangunan halte ini diprakarsai oleh Staatsspoorwegen (SS), perusahaan kereta api milik Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Halte ini mulai beroperasi penuh pada tanggal 17 Mei 1884, bersamaan dengan pembukaan jalur kereta api Padalarang–Bandung.[6]
Setelah dibangunnya stasiun ini, pada tahun 1886, Cimahi didesain menjadi pusat pendidikan, pelatihan, dan tangsi militer yang mendukung pusat militer di Bandung. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, para tentara dan keluarganya diberi fasilitas seperti perumahan-perumahan militer, rumah sakit militer, lapangan tembak, gedung pertemuan, bioskop, gereja, kompleks pemakaman, kolam renang, dan terdapat rumah tahanan militer di stasiun ini.[4][7] Kawasan militer ini pun mulai terwujud sepenuhnya pada tahun 1896.
Akibat dari perkembangan kota, muncul rencana untuk mengubah status Cimahi dari halte menjadi station (stasiun besar). Halte ini mendapat perluasan dan perbesaran bangunan, sehingga menjadi 3e-klasse station (stasiun besar kelas tiga). Peningkatan kelas stasiun juga dilakukan pada Stasiun Cicalengka serta Cikudapateuh dan disahkan mulai tanggal 1 Maret 1903.[8] Hal yang menarik adalah, bangunan generasi kedua stasiun ini diklaim merupakan stasiun kereta api pertama di Hindia Belanda yang dilengkapi fasilitas toilet tertutup. Bangunan stasiun tersebut dibuka 16 Maret 1905, tanpa upacara agung (grand launching) sekali pun.[9][10]
Konon ±200 m ke arah timur atau arah Stasiun Cimindi terdapat percabangan menuju ke Pusdikjas & Pusdikpal (pada peta ditulis Pasirkoemeli) yang sudah ada sejak zaman Belanda, mengingat wilayah Cimahi dijadikan Kota Militer oleh Pemerintah Hindia-Belanda. Tidak diketahui secara pasti fakta dari percabangan ini. Hanya saja dulu ada bekas sisa rel di pinggir jalan yang sekarang sudah tertimbun beton & aspal.[11]
Bangunan dan tata letak
Arsitektur bagian dalam stasiun ini serupa dengan stasiun-stasiun SS yang lain, yakni bergaya Indische Empire, tetapi tampak depannya tampil berbeda. Karakter vernakular stasiun ini sangat menonjol, dapat dilihat dari penggunaan simetri pada fasad depan dengan pintu keberangkatan utama berada di tengah-tengah bangunan. Bangunan utama stasiun ini tidak memiliki pilar. Jendela tampak klasik dengan jalusi besi berbentuk ornamen geometris setengah lingkaran pada bagian ventilasi, khas dari SS, sedangkan jendela jalusi di bawahnya terbuat dari kayu. Atap sudah menyesuaikan bentuknya dengan iklim tropis Hindia Belanda dan memiliki jurai. Sifat-sifat stasiun sebagai fasilitas umum dapat dilihat dari tidak adanya tangga teras dan pagar serambi. Bila dibandingkan dengan Gedung The Historich (Societeit voor Officieren) yang terletak di sebelah timur laut kompleks stasiun, pemanfaatan stasiun lebih bersifat publik daripada fungsi The Historich yang cenderung privat, sehingga arsitektur yang dipilih untuk bangunan tersebut adalah Neoklasik.[12]
Bangunan peninggalan Staatsspoorwegen tersebut kini ditetapkan sebagai cagar budaya berdasarkan Keputusan Wali Kota Cimahi No. 430/Kep.1692-Disbudparpora/2022.[13]
Stasiun ini semula memiliki lima jalur kereta api dengan jalur 1 dan 2 merupakan sepur lurus, tetapi jalur 5 sudah lama dibongkar sehingga hanya tersisa empat jalur.
Sejak 6 April 1999, stasiun ini menggunakan persinyalan elektrik produksi Alstom[3], kemudian pada Desember 2023 digantikan dengan yang terbaru produksi Len Industri.
Terkait dengan rencana elektrifikasi jalur lintas Bandung Raya di masa mendatang, emplasemen stasiun ini sedang dirombak besar-besaran. Peron di stasiun ini sedang dalam proses pemanjangan, peninggian, dan penambahan kanopi agar nantinya dapat memudahkan penumpang naik turun kereta api. Di sisi barat stasiun sedang dibangun skybridge yang nantinya dapat memfasilitasi penumpang yang ingin berpindah peron tanpa harus melewati jalur rel.
Layanan kereta api
Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023.[14]
^Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken.Pemeliharaan CS1: Format tanggal (link)
^Ardiani, M. (Desember 2011). "Gaya Arsitektur di Perumahan Dinas Militer, Cimahi, Jawa Barat". Comtech. 2 (2): 613–617.
Untuk melihat daftar stasiun secara lengkap, dapat mengklik "(Kategori/Daftar)" pada masing-masing daerah atau pranala artikel. Templat ini meringkas daftar stasiun yang dioperasikan oleh KAI (hanya stasiun utama yang diswakelola oleh perusahaan induk) dan operator KA lainnya (hanya pranala).