Jembatan ini tergolong sebagai jembatan dinding rangka dengan lalu lintas ganda. Bagian atas jembatan berfungsi untuk lalu lintas kereta api, sedangkan bagian bawah jembatan berfungsi untuk lalu lintas kendaraan.[2] Namun kendaraan yang melintas harus bergantian masuk, karena ukuran jembatan yang sempit. Jembatan ini merupakan jalur alternatif dari Tasikmalaya menuju Ciamis lewat Manonjaya dan sebaliknya.[3]
Jembatan Cirahong merupakan satu-satunya jembatan peninggalan Belanda di Kabupaten Ciamis.[4]
Sejarah
Jembatan Cirahong mulai dibangun pada tahun 1893. Pembangunan Jembatan Cirahong merupakan bagian dari pembangunan rel kereta api jalur selatan di Pulau Jawa oleh Pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun 1954, seiring dengan kedatangan lokomotif diesel baru, dimulai dari seri CC 200, struktur setengah lingkaran mulai ditambahkan di bagian bawah rangka jembatan ini, di antara tiang-tiang yang ada, seperti kebanyakan jembatan lain di Indonesia.
Pada Juli 2021, Jembatan Cirahong mendapatkan perawatan sehingga kendaraan bermotor tidak dapat melintasinya selama satu bulan. Meskipun demikian, kereta api masih dapat melintasi bagian atas jembatan.[3] Setelah dibuka, Jembatan Cirahong tidak lagi diperbolehkan untuk dilintasi kendaraan roda 3 atau lebih, dikarenakan umur jembatan yang sudah melebihi 100 tahun.[5]