Baptis

Baptis[1] atau permandian[2] adalah salah satu bentuk ritual untuk memurnikan atau menyucikan diri, yang dijalankan terutama oleh agama Kristen, dan juga dikenal dalam agama-agama lain, seperti Mandaeisme, Sikhisme, dan beberapa sekte kuno agama Yahudi.

Etimologi

Kata "baptis" berasal dari nomina bergender netral dalam bahasa Yunani Koine, βάπτισμα (báptisma), yang sebenarnya merupakan praktik neologisme dalam Perjanjian Baru saat itu. Kata tersebut sepadan dengan kata βᾰπτῐσμός (baptismós), yang secara harfiah berarti "pembasuhan" atau "pencelupan", tetapi juga digunakan dalam terjemahan naskah Yahudi dalam bahasa Yunani, seperti Septuaginta, untuk merujuk pada ritual pembasuhan Yahudi.[3][4] Kedua kata tersebut berakar dari verba βᾰπτῐ́ζω (baptízō), yang secara harfiah berarti "membasuh" atau "mencelupkan", tetapi dapat digunakan dalam artian ritual pembasuhan Yahudi dan juga dalam artian baptis. Demikian kata tersebut berasal dari kata βάπτω (báptō) yang berarti "mencelup" atau "menenggelamkan".[5]

Macam macam baptisan

Pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis. Gambar asal Rusia.

Dalam Kekristenan, baptis dikenal sebagai salah satu sakramen (atau ordinansi dalam beberapa denominasi) untuk inisiasi Kisten sekaligus "menjadi anak-anak Allah".[6] Beberapa pemahaman Kristen menganggap bahwa baptis merupakan suatu kebutuhan untuk memperoleh keselamatan, tetapi beberapa penulis seperti Ulrich Zwingli (1484–1531) menyangkal pemahaman tersebut.[7]

Baptis Kristen hampir selalu menggunakan media air dalam rangka memperingati peristiwa Pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis,[8][9][10][11] meskipun cara pembaptisan dengan air tersebut berbeda-beda tergantung tata liturgi masing-masing denominasi.[12] Kemudian, kemartiran juga telah dianggap sebagai suatu bentuk pembaptisan sejak zaman Gereja perdana, yang dikenal dengan istilah "baptis darah". Baptis ini diyakini menjadi pintu keselamatan bagi para martir yang belum sempat menerima baptis air. Selain itu, Gereja Katolik juga mengakui "baptis rindu", yaitu para katekumen/calon baptis yang meninggal sebelum pembaptisan (dengan air) tetapi memiliki kerinduan akan baptis, penyesalan atas dosa-dosanya, dan cinta kasih telah terjamin keselamatannya.[13][14]

Baptis menurut Alkitab

Beberapa kali, Alkitab mencatat hubungan antara baptis air dan baptis Roh Kudus.

"Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus."

— Markus 1:8 (TB)

Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang – demikian kata-Nya – "telah kamu dengar dari pada-Ku. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus."

"Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus."

Rasul Paulus dalam Surat Roma melukiskan baptis sebagai demikian.

Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptis dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

— Roma 6:3-4 (TB)

Media dan cara baptis

Baptis dalam Kekristenan hampir selalu menggunakan media (disebut materia dalam Gereja Katolik) air. Penggunaan air tersebut dimaksudkan dalam rangka memperingati Pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis dengan air di Sungai Yordan.

Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,...

— Matius 3:16 (TB)

Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes. Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya.

Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.... Dan aku sendiri pun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel."

Cara baptis dengan air tersebut bergantung pada denominasi gerejanya. Beberapa cara pembaptisan yang paling umum dilakukan ialah baptis percik (aspersio), baptis tuang (affusio), baptis celup (immersio), dan baptis selam (summersio).[15][16][17] Baptis percik menggambarkan pembersihan diri dari dosa seperti yang disebutkan pada Mazmur 51:9.[18][19] baptis tuang menggambarkan tindakan "pengurapan", terutama gambaran akan pencurahan Roh Kudus atas orang-orang beriman.[19] Sementara itu, baptis celup dan baptis tuang menggambarkan penguburan dan kebangkitan orang mati yang percaya kepada Kristus.[20]

Dalam Gereja Katolik Roma, Ritus Latin menggunakan baptis tuang dan Ritus Timur menggunakan baptis celup atau selam. Gereja Ortodoks umumnya menggunakan baptis celup, sementara Gereja Anglikan menggunakan baptis celup atau baptis tuang. Gereja Protestan memiliki cara yang sangat beragam, masing-masing menurut denominasinya.

Rumusan baptis

Rumusan baptis yang paling umum adalah rumusan yang menyertakan rumusan Tritunggal, "Dalam nama Bapa dan Anak/Putra dan Roh Kudus". Hal ini sesuai dengan perintah Yesus sendiri, yang dicatat dalam Injil Matius.[21]

"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Menurut tradisi, cara baptis, apapun bentuknya itu, umumnya dilakukan sebanyak tiga kali mengikuti tiga pribadi Tritunggal dalam rumusan baptis yang menggunakan rumusan Tritunggal. Misalnya ketika baptis tuang, pemimpin gereja menuangkan air ke dahi ketika menyebutkan kata "Bapa", kemudian "Putra", dan terakhir "Roh Kudus". Baptis semacam ini disebut "baptis Tritunggal".[15]

Beberapa denominasi gereja yang nontrinitarian (tidak mengakui Tritunggal) seperti aliran Pentakosta Keesaan menggunakan rumusan "Dalam nama Yesus Kristus" atau "Dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus, yang adalah Yesus Kristus". Denominasi tersebut mengambil rujukan pada baptis Petrus dalam Kisah Para Rasul 2:38–39; 10:44–48 dan baptis Paulus pada Kisah Para Rasul 19:1–8.

Bagi yang menggunakan rumusan Tritunggal dalam pembaptisan, rumusan selain itu atau rumusan yang diberi penambahan atau pengurangan, misalnya rumusan yang digunakan oleh aliran nontrinitarian, umumnya dianggap tidak sah/valid dan baptisnya juga ikut menjadi tidak valid. Argumentasinya adalah rumusan dari Injil Matius adalah "perintah" Yesus, sementara baptis Petrus dan Paulus tidak mengabaikan konsep Tritunggal, tetapi malah masih menunjukkan kehadiran Allah Tritunggal: Orang-orang yang telah percaya kepada Bapa kemudian diperkenalkan kepada Putra/Anak dan dikaruniakan Roh Kudus.[22]

Baptis bayi dan baptis dewasa

Beberapa denominasi arus utama, seperti Gereja Katolik Roma,[23] Gereja Ortodoks Timur,[24] dan Gereja-Gereja Ortodoks Oriental,[25] serta beberapa aliran Gereja Protestan, antara lain, Persekutuan Anglikan,[26] Gereja Lutheran,[27] Gereja Presbiterian,[28] Kongregasional,[29] dan Gereja Metodis,[30] mempraktikkan baptis bayi. Meskipun denominasi-denominasi yang mempraktikkan baptis bayi tidak benar-benar sepakat mengenai alasan dipraktikkannya baptis tersebut, mereka umumnya sepakat pada salah satu atau beberapa dari alasan utama berikut, yaitu:

Sementara itu, beberapa denominasi lain, seperti Gereja Advent, aliran Pentakostalisme, Gereja Baptis, dan Gereja Anabaptis, hanya melakukan baptis dewasa bagi orang-orang yang telah mampu mengaku iman secara sadar. Denominasi-denominasi tersebut menolak baptis bayi yang mereka anggap tidak diajarkan secara jelas di dalam Alkitab. Biasanya, gereja-gereja yang mempraktikkan baptis dewasa juga mempraktikkan baptis selam.

Konsep baptis lain

Terdapat beberapa bentuk istilah baptis Kristen lain selain baptis air.

Baptis Roh Kudus

Baptis Roh Kudus merupakan kepercayaan bagi beberapa kalangan bahwa Roh Kudus "dicurahkan" kepada manusia, seperti pada peristiwa Pentakosta, agar Roh Kudus senantiasa mendorong manusia berbuat baik.[31] Bagi gereja-gereja beraliran Pentakostalisme, baptis Roh Kudus diidentikkan dengan pencurahan Roh Kudus ke atas seseorang sehingga dia mampu berbahasa Roh seperti yang diilhamkan oleh Roh Kudus.[32]

Selain pada peristiwa Pentakosta dalam Kisah Para Rasul 2:1–13, konsep baptis Roh Kudus juga merujuk pada khotbah Yohanes Pembaptis dalam Matius 3:11 dan Markus 1:8 yang menyebutkan bahwa Yesus akan "membaptis dengan Roh Kudus".

Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.

— Matius 3:11 (TB)

"Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.”

— Markus 1:8 (TB)

Baptis api

Baptis api merupakan kepercayaan bagi beberapa kalangan yang utamanya didasarkan pada Matius 3:11. Sebagian umat beriman percaya bahwa baptis api sama halnya dengan baptis Roh Kudus yang merupakan "pencurahan Roh Kudus", sebagian lagi percaya bahwa baptis api merupakan penderitaan yang mendatangkan penyucian dosa, sementara sebagian lainnya percaya bahwa baptis api menjadi gambaran api neraka dan penghukuman kekal.[33]

Baptis rindu

Baptis rindu merupakan doktrin beberapa gereja, terutama Gereja Katolik, yang menjelaskan perkara orang-orang yang meninggal sebelum sempat dibaptis dengan air. Katekumen Gereja Katolik menyatakan, "Bagi para katekumen yang mati sebelum pembaptisan, kerinduan yang jelas untuk menerima baptis, penyesalan atas dosa-dosanya, dan cinta kasih sudah menjamin keselamatan yang tidak dapat mereka terima melalui Sakramen itu." (KGK §1259)[34]

Baptis darah

Baptis darah adalah doktrin yang menyatakan bahwa seorang Kristen dapat memperoleh rahmat pembenaran, yang biasanya dapat diperoleh melalui baptis air, melalui kemartiran tanpa perlu menerima baptis air tersebut.

Tujuan baptis

Tujuan dari pembaptisan sendiri adalah bukan untuk Keselamatan (Predestinasi), akan tetapi penyucian hidup dan tanda dari orang tersebut pengikut kristus. Contoh Kasus Salah Seorang penjahat di samping Yesus, ia diselamatkan karena anugerah Allah tanpa melalui proses pembaptisan. "Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."" (Lukas 23:34).[35]

Baptis ulang dan baptis bersyarat

Baptis ulang adalah praktik melakukan pembaptisan terhadap seseorang yang sebelumnya telah dibaptis, biasanya dalam asosiasi dengan sebuah denominasi yang tak mengakui validitas atas baptis sebelumnya. Saat sebuah denominasi membaptis ulang para anggota denominasi lain, hal tersebut menjadi tanda adanya perbedaan signifikan dalam teologi keduanya.

Gereja-gereja yang menerapkan baptis dewasa eksklusif, termasuk Gereja Baptis dan Gereja Kristus, membaptis ulang orang-orang yang dibaptis pada masa bayi karena mereka tak mengesahkan baptis bayi.

Di beberapa gereja tertentu, jika seorang anggota gereja lain mau bergabung dengan gereja tersebut dan pembaptisan anggota tersebut telah memakai rumusan dan cara baptis yang sesuai dengan ketentuan gereja, maka tidak perlu, bahkan di beberapa gereja dilarang, untuk dibaptis ulang, dengan alasan bahwa baptis merupakan salah satu sakramen yang memberikan meterai sakramental yang tidak dapat dihapuskan.[36] Untuk kasus ketika baptis seseorang diragukan keabsahan atau kevalidannya, dapat diberikan baptis bersyarat. Sementara bagi orang yang tidak diragukan keabsahan baptisnya, mereka hanya perku melaksanakan pengakuan iman dan katekisasi di gereja mereka masing-masing.

Baptis Mandean

Mandaeans undergoing baptism (masbuta) in the Karun River, Ahvaz, Iran

Umat Mandean memuliakan Nabi Yahya dan mempraktikkan baptis berkala (masbuta) sebagai ritual pemurinian, bukan sebagai ritual inisiasi. Mereka mungkin adalah umat paling awal yang mempraktikkan baptis.[37] Umat Mandean menjalankan baptis pada hari Minggu (Habshaba), dengan mengenakan jubah sakral berwarna putih (rasta). Baptis Mandean dijalankan dengan tiga kali pembenaman diri di dalam air, tiga kali penandaan dengan air pada dahi, dan tiga kali peminuman air. Sang imam (Rabbi) kemudian melepas sebuah cincin dari tumbuhan murad yang dikenakan oleh penerima baptis dan meletakkannya pada dahi anak tersebut. Setelah itu, sang anak melakukan ritual bersalaman (kushta, "tangan kebenaran") dengan sang imam. Pemberkatan terakhir dilakukan dengan imam menumpangkan tangan kanannya ke atas kepala penerima baptis.[38]:102 Air hidup (air yang segar, alami, dan mengalir)[38] adalah suatu keharusan bagi ritual baptis ini, dan oleh karenanya hanya boleh dilakukan di sungai-sungai. Semua sungai tersebut dinamai Yordan (yardena) dan dipercayai dipelihara oleh Dunia Cahaya. Di tepi sungai, dahi pengikut Mandean diurapi dengan minyak wijen (misha) dan para pengikut menerima komuni roti (pihta) dan air. Baptis Mandean dipercaya membuka jalan menuju keselamatan dengan menghubungkannya dengan Dunia Cahaya, serta menjadi pengampunan dosa.[39][40][41]

Baptia Setian

Ritual baptis umat Setian dikenal sebagai "Lima Meterai", yaitu penerima baptis membenamkan dirinya lima kali di dalam air yang mengalir.[42]

Baptis Yazidi

Baptism of a Yazidi child in Lalish

Baptis Yazidi disebut mor kirin (harfiah: "memeteraikan"). Menurut tradisi, anak-anak Yazidi dibaptis dengan air baptis setelah lahir dengan air dari Kaniya Sipî ("Mata Air Putih") di Lalish, Irak. Baptis ini pada intinya dijalankan dengan menuangkan air suci dari mata air tersebut ke atas kepala anak tersebut sebanyak tiga kali.[43][44]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ (Indonesia) Arti kata Baptis dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
  2. ^ (Indonesia) Arti kata Permandian dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
  3. ^ "Strong's Greek: 907. βαπτίζω (baptizó) -- to dip, sink". biblehub.com. Diakses tanggal 2019-12-30. 
  4. ^ Waiman, Dawis (2018-08-19). "Sakramen Baptisan". Mimbar Reformed Injili Indonesia (MRII Yogyakarta). Diakses tanggal 2019-12-30. 
  5. ^ "Strong's Greek: 911. βάπτω (baptó) -- to dip". biblehub.com. Diakses tanggal 2019-12-30. 
  6. ^ "Baptism", Encyclopædia Britannica 
  7. ^ Cross, Frank Leslie; Elizabeth A. Livingstone (2005). "Baptism". The Oxford Dictionary of the Christian Church. Oxford: Oxford University Press. hlm. 151–154. ISBN 0-19-280290-9. OCLC 58998735. 
  8. ^ Matius 3:16, Markus 1:9-10, Lukas 3:21
  9. ^ Powell, Mark Allen (2005). Jesus as a figure in history : how modern historians view the man from GalileeAkses gratis dibatasi (uji coba), biasanya perlu berlangganan (edisi ke-7th pr.). Louisville: Knox. hlm. 47. ISBN 0-664-25703-8. 
  10. ^ Harrington, Daniel J. (1991). The Gospel of Matthew. Collegeville, MI: Liturgical Press. hlm. 63. ISBN 0-8146-5803-2. 
  11. ^ Lopez, Kathryn Muller Lopez; et al. (2010). Christianity : a biblical, historical, and theological guide for students (edisi ke-1st). Macon, GA: Mercer University Press. hlm. 95–96. ISBN 978-0-88146-204-3. 
  12. ^ Sebagai contoh, pembaptisan dalam Gereja Katolik berdasarkan Konsili Vatikan II, Lumen gentium, 28
  13. ^ "Iman Katolik Media Informasi dan Sarana Katekese". www.imankatolik.or.id. Diakses tanggal 2023-03-21. 
  14. ^ Scarnecchia, D. Brian (2010-06-02). Bioethics, Law, and Human Life Issues: A Catholic Perspective on Marriage, Family, Contraception, Abortion, Reproductive Technology, and Death and Dying (dalam bahasa Inggris). Scarecrow Press. ISBN 978-0-8108-7422-0. 
  15. ^ a b McKim, Donald K. (14 April 2014). The Westminster Dictionary of Theological Terms, Second Edition: Revised and Expanded (dalam bahasa English). Presbyterian Publishing Corp. hlm. 27. ISBN 978-1-61164-386-2. baptism, modes of The manner in which baptism is administered. Main modes of baptism are immersion (dipping or plunging), pouring (affusion), and sprinkling (aspersion).
    baptism, triune The practice of sprinkling, pouring, or immersing three times in the act of baptism. This ancient practice emphasized the distinctions of the three members of the Trinity, even as the act of baptism itself was one action that emphasizes the oneness of the Godhead.
     
  16. ^ Hale, Tom; Thorson, Steve (10 December 2012). Applied New Testament Bible Commentary (dalam bahasa English). David C. Cook. ISBN 978-1-4347-6642-7. There are three main methods of baptism: immersion, sprinkling, and pouring. In most churches sprinkling or pouring of water on the head of the recipient is practiced. If infants are baptized, sprinkling or pouring is usually used, although infant immersion has been practiced in the past. For adults, all three methods have been used. Very ill adults or those in unfavorable habitats of the world, such as deserts and ice-locked lands, usually do not receive baptism by immersion. However, in one place or another, all three methods have been practiced since the days of the early church. 
  17. ^ "On Triple Immersion Baptism" (dalam bahasa English). Classical Christianity. 22 February 2012. Diakses tanggal 7 September 2021. 
  18. ^ Berikut adalah ayat terkait:

    Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir,

    basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!
    — Mazmur 51:9 (TB)
  19. ^ a b Slick, Matt (August 22, 2013). "Was Jesus baptized by immersion or sprinkling?". 
  20. ^ Apr 14, Posted on; minutes, 2007 4 comments Estimated reading time: 6 (April 14, 2007). "Baptism is a symbol of our partaking of the death, burial and resurrection of our Lord Jesus Christ. It cannot save a person. Look at LUKE 23: 42, ACTS 9:17-18, 1JOHN 1:9 and ROMANS 10:9". United Church of God. 
  21. ^ "Mat 28:19-20 (TB) - Tampilan Daftar Ayat - Alkitab SABDA". alkitab.sabda.org. Diakses tanggal 2019-12-30. 
  22. ^ "Baptisan dalam nama Yesus Kristus". Sarapanpagi Biblika. 
  23. ^ "Catechism of the Catholic Church, How is the Sacrament of Baptism Celebrated?". The Holy See. Diakses tanggal 11 February 2021. 
  24. ^ "Infant Baptism: What the Church Believes | Antiochian Orthodox Christian Archdiocese". ww1.antiochian.org. Diakses tanggal 2021-06-19. 
  25. ^ "Coptic Orthodox Diocese of the Southern United States - Q&A". www.suscopts.org. Diakses tanggal 2021-06-19. 
  26. ^ Goebel, Greg (2013-03-06). "Infant Baptism: Why do Anglicans Baptize Babies?". Anglican Compass (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-06-19. 
  27. ^ "Doctrine - Frequently Asked Questions - The Lutheran Church—Missouri Synod". www.lcms.org. Diakses tanggal 2021-06-19. 
  28. ^ "Why Does the Orthodox Presbyterian Church Baptize Infants?: The Orthodox Presbyterian Church". opc.org. Diakses tanggal 2021-06-19. 
  29. ^ "About Baptism". United Church of Christ (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-06-19. 
  30. ^ Manns, Peter; Meyer, Harding (1984). Luther's Ecumenical Significance: An Interconfessional Consultation (dalam bahasa English). Fortress Press. hlm. 141. ISBN 978-0-8006-1747-9. When modern Methodists expound infant baptism, they think first of " prevenient grace", for which infant baptism is said to be an effective, or at least a useful, sign. 
  31. ^ "Baptisan Roh Kudus". artikel.sabda.org. Diakses tanggal 2023-04-23. 
  32. ^ Departemen Teologi; Teologi, Departemen (2018). Sikap Teologis Gereja Bethel Indonesia: Pasal 2 Baptisan Roh Kudus. Departemen Teologi Badan Pekerja Harian Gereja Bethel Indonesia. 
  33. ^ "Apa arti baptisan api? - Artikel - Alkitab SABDA". alkitab.sabda.org. Diakses tanggal 2023-04-24. 
  34. ^ Katekismus Gereja Katolik, §1259
  35. ^ "Luk 23:33-43 (TB) - Tampilan Daftar Ayat - Alkitab SABDA". alkitab.sabda.org. Diakses tanggal 2019-12-30. 
  36. ^ PERLUKAH BAPTIS ULANG? BAPTIS SELAM (CELUP) ATAU PERCIK? - STEPHEN TONG, diakses tanggal 2020-01-03 
  37. ^ McGrath, James (23 January 2015), "The First Baptists, The Last Gnostics: The Mandaeans", YouTube-A lunchtime talk about the Mandaeans by Dr. James F. McGrath at Butler University, diakses tanggal 3 November 2021 
  38. ^ a b Drower, Ethel Stefana. The Mandaeans of Iraq and Iran. Oxford at the Clarendon Press, 1937.
  39. ^ "Mandeans", US News, diarsipkan dari versi asli tanggal October 21, 2013 
  40. ^ Yamauchi, Edwin M (2004), Gnostic Ethics and Mandaean Origins, Gorgias Press, hlm. 20, ISBN 978-1-931956-85-7 
  41. ^ History, Mandean union, diarsipkan dari versi asli tanggal March 17, 2013 
  42. ^ Pearson, Birger A. (2011-07-14). "Baptism in Sethian Gnostic Texts". Ablution, Initiation, and Baptism. De Gruyter. hlm. 119–144. doi:10.1515/9783110247534.119. ISBN 978-3-11-024751-0. 
  43. ^ "YAZIDIS ii. INITIATION IN YAZIDISM". Diarsipkan dari versi asli tanggal April 29, 2011. Diakses tanggal 16 July 2021. 
  44. ^ Kreyenbroek, Philip G. (2009). Yezidism in Europe: Different Generations Speak about Their Religion (dalam bahasa Inggris). Otto Harrassowitz Verlag. ISBN 978-3-447-06060-8. 

Pranala luar