NovisiatNovisiat adalah istilah untuk masa pendidikan awal bagi seorang religius (selibat) dalam Agama Katolik.[1] Selama masa novisiat para novis diperkenalkan kepada suatu cara hidup tarekat religius.[1] Hukum kanonik no. 646 menyebutkan bahwa seluruh kehidupan religius seseorang dimulai di novisiat.[2] Masa novisiat dikatakan sah jika memenuhi rentang waktu selama 12 bulan.[2] Dua tujuan utama masa novisiat adalah sebagai tempat percobaan dan pembinaan.[3] Hidup sehari-hari novisiat diisi dengan doa, kerja tangan, dan kegiatan lain sesuai kekhasan masing-masing ordo religius atau tarekat.[3] Arti NovisiatArti kata novisiat (novitiate) itu sendiri adalah periode menjadi seorang novis.[4] Novis adalah sebutan untuk orang yang sedang dalam proses novisiat (novice).[4] Kata ini berasal dari kata bahasa Latin (novus) yang artinya baru atau segar.[5] Aturan Kanonik NovisiatMasa novisiat dikatakan sah apabila dilaksanakan di dalam rumah yang ditunjuk untuk itu sesuai dengan peraturan.[6] Pemimpin tinggi adalah pihak berhak menerima seseorang masuk ke dalam novisiat sesuai norma hukum masing-masing tarekat.[6] Jika seorang novis ingin meninggalkan sementara proses novisiatnya maka harus seijin pemimpin tertinggi.[6] Rentang waktu yang sah untuk masa novisiat adalah 12 bulan.[6] Masa novisiat dapat diperpanjang, namun jangan sampai lebih dari dua tahun.[6] Seorang novis mempunyai hak bebas untuk meninggalkan suatu tarekat ataupun ordo religius, sebaliknya pemegang kuasa tarekat atau ordo religius mempunyai hak bebas pula untuk mengeluarkan seorang novis.[6] Setelah masa novisiat terpenuhi seorang novis yang dipandang layak akan diijinkan mengikrarkan kaul sementara, bagi yang dianggap kurang layak akan dipulangkan.[6] Bagi yang dipandang ragu-ragu seorang novis bisa mendapat perpanjangan masa novisiat yang tidak lebih dari enam bulan.[6] Halangan Masuk NovisiatBerikut ini adalah beberapa halangan seorang calon masuk novisiat:[6]
Kehidupan di NovisiatTujuan utama hidup di novisiat adalah agar seorang novis lebih mendalami panggilan ilahi.[6] Selain itu novis diharapkan dapat memahami kekhasan masing-masing tarekat atau ordo religius tempat mereka bergabung.[6] Para novis dibimbing untuk mengembangkan keutamaan manusiawi dan kristiani di novisiat.[2] Dalam hidup sehari-hari para novis dibuat akrab dengan doa dan mati raga; membaca dan merenungkan Kitab Suci; membiasakan diri dengan ibadat dan liturgi.[2] Konkretnya dalam proses novisiat para novis mendapatkan pendampingan intensif, pengolahan hidup, kerja lapangan, percobaan, pekan kaul bersama serta kegiatan lain menurut kekhasan masing-masing tarekat atau ordo religius.[7] Lihat Pula
Rujukan
|