Sastra Pali atau kepustakaan Pali terutama berkaitan dengan Buddhisme aliran Theravāda yang menggunakan bahasa Pali sebagai bahasa suci dan basantara tradisionalnya. Sastra Pali yang paling awal dan terpenting adalah Tripitaka Pali (Kanon Pali) sebagai kitab suci resmi aliran Theravāda.
Kebanyakan sastra Pali yang masih ada berasal dari Sri Lanka, yang menjadi pusat Theravāda selama berabad-abad. Sebagian besar sastra Pali yang masih ada ditulis dan dikomposisi di sana, meskipun beberapa juga ditulis lebih dahulu di India Selatan.[2] Sebagian besar koleksi sastra Pali tertua, Kanon Pali, ditulis di Sri Lanka sekitar abad pertama SM (meskipun memuat materi yang jauh lebih tua, kemungkinan berasal dari periode Buddhisme prasektarian).[3][4][5]
Selama milenium pertama, sastra Pali terdiri dari dua genre utama: sejarah (vaṁsa) dan komentar (aṭṭhakathā). Sastra bergenre sejarah tersebut termasuk Dīpavaṁsa dan Mahāvaṁsa, yang merupakan kronik syair agama Buddha di India dan Sri Lanka.[7]
Kitab-kitab komentar (tafsir) termasuk tulisan-tulisan Buddhaghosa (abad ke-4 atau ke-5 Masehi), yang juga menulis kitab risalah Visuddhimagga yang berpengaruh beserta berbagai komentar untuk Kanon Pali. Beberapa penafsir lain setelah Buddhaghosa adalah Buddhadatta (sekitar abad ke-5), Ananda (abad ke-6), Dhammapāla (pada suatu waktu sebelum abad ke-12), dan penafsir anonim lainnya yang tidak kita ketahui namanya.[7]
Periode reformasi antara abad ke-10 hingga ke-13 menyaksikan ledakan sastra Pali baru.[2] Salah satu dorongan di balik upaya sastra ini adalah ketakutan bahwa peperangan di pulau Sri Lanka dapat mengakibatkan kemunduran agama Buddha.[8] Sastra ini mencakup karya para biksu cendekiawan terkemuka Sri Lanka, seperti Anuruddha, Sumaṅgala, Siddhattha, Sāriputta Thera, Mahākassapa Thera dari Dimbulagala, dan Moggallana Thera.[9][10]
Para ahli kitab suci dan tafsir bekerja menyusun kitab subkomentar untuk Kanon Pali, tata bahasa, ringkasan, dan buku teks untuk Abhidhamma dan Vinaya. seperti Abhidhammattha-saṅgaha karya Anuruddha (biksu Sri Lanka) yang berpengaruh. Mereka juga menulis puisi Pali bergaya kāvya dan karya-karya filologi. Karya mereka banyak dipengaruhi oleh tata bahasa dan puisiSanskerta, khususnya sebagaimana ditafsirkan oleh sarjana Sri Lanka Ratnamati. Selama periode ini, karya-karya doktrinal Pali baru ini juga menunjukkan peningkatan kesadaran akan topik-topik yang ditemukan dalam sastra Buddhisme aliran Mahayana berbahasa Sansekerta.[11]
Sejak abad ke-15 dan seterusnya, sastra Pali yang umum ditemui didominasi oleh edisi yang dilestarikan di Burma, meskipun beberapa juga ditulis dan dilestarikan di Thailand, Laos, dan Kamboja, serta Ceylon.[butuh rujukan] Sastra Burma pada gilirannya didominasi oleh tulisan-tulisan yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan Abhidhamma Pitaka,[butuh rujukan] bagian dari Kanon yang kadang-kadang digambarkan sebagai filsafat, psikologi, metafisika, dan lain-lain.
Sastra Pali yang paling awal dan terpenting adalah Tripitaka Pali (Kanon Pali), kumpulan kitab suci utama aliran Theravāda. Kitab-kitab ini berasal dari India dan ditulis pada masa pemerintahan Vattagamani Abhaya (29-17 SM) di Sri Lanka.[12]
Tripitaka ("Tiga Keranjang") Pali, juga dikenal sebagai Kanon Pali, dibagi menjadi tiga "keranjang" (Pali: piṭaka):[13]
Kitab-kitab parakanonika atau pascakanonis awal adalah karya-karya awal yang ditulis setelah penutupan kanon. Dua kitab pertama dari daftar ini terdapat dalam Khuddaka Nikāya dari Tipiṭaka edisi Burma dan Sri Lanka, tetapi tidak terdapat dalam Tipiṭaka edisi Thailand. Kitab ketiga hanya terdapat dalam edisi Burma. Kitab keempat hanya terdapat dalam edisi Sri Lanka. Kitab-kitab ini juga tidak disebutkan oleh Buddhaghosa sebagai bagian dari kanon.[15]
Suttasaṃgaha: kumpulan diskursus penting dari Tipiṭaka
Dalam edisi umum yang dikenali dunia Buddhis modern, kitab Nettipakaraṇa, Peṭakopadesa, dan Milindapañha umumnya dianggap sebagai bagian dari Khuddaka Nikāya dalam Sutta Piṭaka.
Kumpulan kitab komentar yang disebut aṭṭhakathā ditulis di Sri Lanka oleh berbagai penulis (beberapa anonim), seperti Buddhaghosa, Dhammapāla, Mahanama, Upasena, dan Buddhadatta. Buddhaghosa menulis bahwa ia mendasarkan komentarnya pada karya-karya lama yang dibawa ke Sri Lanka ketika agama Buddha pertama kali tiba di sana, dan diterjemahkan ke dalam bahasa Sinhala. K.R. Norman telah menulis bahwa ada bukti bahwa beberapa bagian dari komentar tersebut sudah sangat tua.[16]
Kitab-kitab subkomentar yang disebut ṭīkā merupakan komentar sekunder, yaitu komentar untuk kitab komentar atau aṭṭhakathā. Dhammapāla adalah salah satu penulis awal ṭīkā.[17]
Kitab pedoman, ringkasan, dan risalah
Visuddhimagga karya Buddhaghosa: sebuah ringkasan ajaran dan praktik Buddhis yang sangat berpengaruh oleh Buddhaghosa (abad ke-5)
Abhidhammāvatāra karya Buddhadatta: upaya paling awal dalam membuat kitab petunjuk sebagai pengantar yang merangkum ajaran-ajaran dalam Abhidhamma (abad ke-5)
Saccasankhepa ("Elemen Kebenaran") karya Cūḷadhammapāla: sebuah "sebuah risalah Abhidhamma" (abad ke-7)
Abhidhammattha-saṅgaha karya Acariya Anuruddha: ringkasan Abhidhamma, yang digunakan secara luas sebagai kitab pengantar Abhidhamma, sekitar abad ke-11 hingga ke-12
Namarupa-pariccheda karya Acariya Anuruddha: sebuah syair pengantar untuk Abhidhamma
Amatākaravaṇṇanā (sekitar abad ke 18): Kate Crosby berpendapat bahwa kitab ini adalah salah satu panduan meditasi Theravāda Esoteris yang paling lengkap dan disusun oleh orang Kandy di Sri Lanka yang merupakan murid dari guru meditasi Theravāda Esoteris Thailand[19]
Norman, K.R. Pali Literature, Otto Harrassowitz, Wiesbaden, 1983.
Hinüber, Oscar v. Handbook of Pali Literature, Walter de Gruyter, Berlin, 1996.
Warren (ed & tr), Buddhism in Translations, Harvard University Press, 1896.
Malalasekera, G.P. The Pali Literature of Ceylon, Colombo 1928; Buddhist Publication Society, Kandy, 1994 (lihat http://www.bps.lk).
Webb, Russell. An Analysis of the Pali Canon. Kandy, Sri Lanka: Buddhist Publication Society. ISBN9552400481. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-12. Diakses tanggal 2015-02-11.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Hammalawa Saddhatissa, Pali literature of South-East Asia, Colombo, Buddhist Cultural Centre, Dehiwala, 2004 (lihat https://www.buddhistcc.com/).
Referensi
^Norman, Kenneth Roy (1983). Pali Literature. Wiesbaden: Otto Harrassowitz. pp. 2–3. ISBN3-447-02285-X.
^ abGornall, Alastair (2020). Rewriting Buddhism: Pali Literature and Monastic Reform in Sri Lanka, 1157–1270, pp. 3-4. UCL Press.
^Harvey, Introduction to Buddhism, Cambridge University Press, 1990, p. 3.
^Tse-Fu Kuan. Mindfulness in similes in Early Buddhist literature in Edo Shonin, William Van Gordon, Nirbhay N. Singh. Buddhist Foundations of Mindfulness, page 267.
^Gornall, Alastair (2020). Rewriting Buddhism: Pali Literature and Monastic Reform in Sri Lanka, 1157–1270, p. 38. UCL Press.
^Gornall, Alastair (2020). Rewriting Buddhism: Pali Literature and Monastic Reform in Sri Lanka, 1157–1270, pp. 38-39. UCL Press.
^ abcGornall, Alastair (2020). Rewriting Buddhism: Pali Literature and Monastic Reform in Sri Lanka, 1157–1270, pp. 39-41. UCL Press.
^Gornall, Alastair (2020). Rewriting Buddhism: Pali Literature and Monastic Reform in Sri Lanka, 1157–1270, pp. 5-6. UCL Press.
^Perera, HR; Buddhism in Sri Lanka A Short History, Buddhist Publication Society, Kandy, Sri Lanka, page
^Gornall, Alastair (2020). Rewriting Buddhism: Pali Literature and Monastic Reform in Sri Lanka, 1157–1270, pp. 14-16. UCL Press.
^Gornall, Alastair (2020). Rewriting Buddhism: Pali Literature and Monastic Reform in Sri Lanka, 1157–1270, pp. 29-30, 37. UCL Press.