Asal-usul kitab Peṭakopadesa menimbulkan masalah perselisihan di kalangan para cendekiawan. Penerjemahnya ke dalam bahasa Inggris, yang didukung oleh Profesor George Bond dari Universitas Northwestern,[1] berpendapat bahwa kitab ini merupakan panduan bagi mereka yang memahami ajaran tersebut dalam menyajikannya kepada orang lain. Namun, AK Warder, Profesor Emeritus Bahasa Sansekerta di Universitas Toronto, berpendapat bahwa kitab ini mencakup semua aspek penafsiran, bukan hanya sebatas panduan untuk mengajar saja.[2]
Kitab ini sering dihubungkan dengan sebuah kitab parakanonika lain, yaitu Nettipakaraṇa. Oskar von Hinüber berpendapat bahwa kedua kitab ini berperan sebagai kitab pegangan untuk penafsiran sutta yang telah ada sejak masa sebelum terbentuknya aliran Theravāda.[3]
Menurut kolofon bab, kitab ini disusun oleh seorang murid Buddha, Kaccāna (atau Mahākaccāna). Para cendekiawan modern tidak menafsirkannya secara harfiah, tetapi seorang penerjemah kitab Peṭakopadesa dan Nettipakaraṇa ke dalam bahasa Inggris mengakui bahwa metode penulisan yang digunakan oleh kitab-kitab tersebut merupakan suatu metode yang bermula dari kitab-kitab tersebut.
Sebagai kitab komentar
Warder, dalam telaahnya atas Paṭisambhidāmagga Gaṇṭhipada[4] dalam "Pengenalan untuk Paṭisambhidāmagga", mencatat: “Namun, Gaṇṭhipada (hal. 106) memberikan informasi positif bahwa Peṭaka ini adalah sebuah kitab suatu aliran Buddhis awal, Mahīśāsaka, sebagai sebuah aṭṭhakathā ("kitab komentar") yang dibuat untuk tujuan penafsiran Suttantapiṭaka. Catatan tersebut menyiratkan bahwa kitab ini adalah sebuah karya yang mirip dengan Peṭakopadesa … Jadi, kedua aliran memiliki revisi atas karya ini, tetapi berbeda dalam rincian seperti ini. …”. Penggalan dalam Gaṇṭhipada adalah "Suttante piṭakatthāya kataṭṭhakathā peṭakaṃ mahiṃsakānaṃ gantho."
Sebagai kitab kanonis
Kitab ini dianggap kanonis oleh kepala sangha Burma sejak sekitar dua abad yang lalu.[5] Hal ini tercantum dalam pencatatan Kanon yang disetujui oleh Sidang Kelima Burma[6] dan dalam edisi cetak kitab-kitab yang diresmikan pada Sidang Keenam.[7]
Paralel dalam aliran lain
Stefano Zacchetti[8][9] mengungkapkan bahwa dalam Tripitaka Tionghoa terdapat sebuah kitab yang disebut Yin chi rujing, yang diterjemahkan pada abad ke-3. Isi dari kitab tersebut mirip dengan sebagian besar bab keenam dari Peṭakopadesa Pali. Kemudian, ada kitab Tionghoa lain, Da zhidu lun, yang menyebutkan Peṭaka sebagai kitab yang beredar di India Selatan (mungkin Kāñcipura dan Sri Lanka) dan merupakan versi ringkasan dari suatu kitab sumbernya yang berukuran lebih besar. Ia menguraikan beberapa metode Peṭaka dan memberikan contoh-contoh yang kira-kira sesuai dengan bagian-bagian dalam Peṭaka.[10] Jadi, tampaklah bahwa Peṭakopadesa beredar juga di berbagai aliran dan dalam berbagai versi.
Daftar isi
Kitab ini dibagi dalam 8 atau 9 bagian sebagai berikut:
^Von Hinüber, Oskar (1997). A Handbook of Pali Literature (dalam bahasa English) (edisi ke-1st Indian). New Delhi: Munishiram Manoharlal Publishers Pvt. Ltd. hlm. 80–82. ISBN81-215-0778-2.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^Zacchetti, Stefano (2002). An Early Chinese Translation Corresponding to Chapter 6 of the Peṭakopadesa: An Shigao's Yin chi ru jing T 603 and Its Indian Original: A Preliminary Survey (dalam bahasa English). Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 74–98.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^Zacchetti, Stefano (2010). Some remarks on the authorship and chronology of the Yin chi ru jing zhu (dalam bahasa English). Kyoto: Italian School of East Asian Studies. hlm. 141–198. ISBN978-4-900793-25-5.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^Zacchetti, Stefano (2001). Some remarks on the peṭaka passages of Da zhidu lun and their relation to the Pāli Peṭakopadesa (dalam bahasa English). ARIRSU 13, 67-86333.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)