Iswahjudi Menikah dengan Ny. Suwarti, putri seorang Asisten Wedana di Slawi, Kabupaten Tegal pada tanggal 27 Maret 1944. Suwarti adalah adik dari pejuang dan seniman terkenal R. Iskak. Pasangan ini berjodoh setelah bertemu pada tahun 1943 dalam sebuah permainan tenis di Surabaya. Hingga kecelakaan yang menyebabkan hilangnya Iswahjoedi pada tahun 1947, pasangan ini belum dikaruniai anak.[2]
Pendidikan
Masa pendidikan Iswahjudi dimulai dari HIS (Hollandsch-Inlandsche School), MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) di Surabaya, dan AMS (Algemeene Middelbare School) di Malang. Ia sempat mengikuti pendidikan untuk menjadi dokter di sekolah dokter NIAS (Nederlandschi Indische Artsen School), namun Iswahjudi tidak sempat menamatkan pendidikannya di bidang kesehatan tersebut. Setelah itu, ia memilih meneruskan studi pada bidang penerbangan pada tahun 1941. Iswahyudi mengikuti pendidikan di sekolah penerbang Belanda, Luchtvaart Opleiding School di Kalijati, Jawa Barat. Ia berhasil memperoleh Klein Militaire Brevet atau tanda keahlian, kepandaian serta kemampuan anggota TNI dalam bidang penerbangan, Iswahjudi menjadi salah satu dari orang pribumi yang berhasil meraih tanda keahlian tersebut.[3]
Atas perjuangannya, Iswahjoedi ditempatkan di makam pahlawan TMP Kalibata. Pada 10 November1960, pemerintah Indonesia mengabadikan nama Iswahyudi dengan mengganti nama Lanud Maospati berganti nama menjadi Lanud Iswahyudi,Maospati, Magetan.[4] dan nama jalan, Jalan Marsma TNI (Anumerta) Iswahjudi, dulunya bernama Jalan Raya Madiun-Solo sepanjang 8,6 Kilo Meter yang berada di dua kabupaten, yakni Kabupaten Magetan dan Kabupaten Madiun.[5][6]
Referensi
^"Surat Keputusan Presiden Nomor 33/A.Mil/48". Surat Keputusan Presiden RI. 1948.Periksa nilai tanggal di: |access-date= (bantuan); Parameter |access-date= membutuhkan |url= (bantuan)