Pada awal tahun 2018, Pemerintah Kabupaten Ngawi mengusulkan kepada Direktorat Jenderal Perkeretaapian supaya mengubah nama Stasiun Paron menjadi Stasiun Ngawi sebagai bentuk pengenalan daerah.[5] Menanggapi usulan tersebut, DJKA menyetujui dan stasiun ini resmi berganti nama per 1 Desember 2019.[4][6][7]
Bangunan dan tata letak
Pada awalnya, Stasiun Ngawi memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 yang lama merupakan sepur lurus serta satu sepur badug lama di sisi timur laut stasiun. Setelah jalur ganda ruas Geneng–Kedungbanteng dioperasikan per 30 November 2019,[8] jumlah jalur bertambah menjadi empat. Jalur 1 yang lama diubah menjadi jalur 2 sebagai sepur lurus arah Solo Balapan, jalur 2 yang lama diubah menjadi jalur 3 sebagai sepur lurus arah Madiun, dan jalur 3 yang lama diubah menjadi jalur 4 dengan percabangan di sisi timur laut stasiun sebagai sepur badug baru.
↔
Sepur badug
Jalur 4
←
Sepur belok untuk penyusulan kereta api ke arah timur
Stasiun ini dibangun ulang seluruhnya oleh Balai Teknik Perkeretaapian Surabaya (dahulu BTP Jatim) Direktorat Jenderal Perkeretaapian sebagai paket dalam proyek jalur ganda Madiun–Kedungbanteng yang beroperasi pada 2019.
Bangunan lama stasiun peninggalan Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) telah dirobohkan karena terkena dampak pembangunan jalur 1 yang baru di bekas sepur badug lama dan digantikan dengan bangunan baru yang lebih besar. Gudang peninggalan Staatsspoorwegen juga telah dirobohkan karena lahan tersebut dijadikan tempat bangunan baru stasiun. Kanopi stasiun sebelumnya—bekas kanopi Stasiun Pare, stasiun nonaktif di wilayah Pare, Kediri, hanya menaungi dua jalur—diganti dengan kanopi yang lebih besar supaya dapat menaungi tiga jalur. Selain itu, sistem persinyalan diubah dari sistem mekanik menjadi sistem elektrik.[9]
Kegiatan bongkar muat dan langsiran hanya dilakukan di Jakarta Gudang
Insiden
Pada 2 Juni 2007 pukul 12.15, kereta api ketel relasi Rewulu - Madiun anjlok sejauh 100 meter di barat Stasiun Paron yang mengakibatkan delapan as roda dari tiga gerbong ketel yang anjlok mengalami kerusakan, serta jalur lintas selatan terganggu selama hampir 5 jam. Penyebab kejadian ini diduga karena adanya bantalan rel yang patah.[11]
Galeri
Tampak samping bangunan lama Stasiun Paron 2015, diambil dari KA Madiun Jaya
Untuk melihat daftar stasiun secara lengkap, dapat mengklik "(Kategori/Daftar)" pada masing-masing daerah atau pranala artikel. Templat ini meringkas daftar stasiun yang dioperasikan oleh KAI (hanya stasiun utama yang diswakelola oleh perusahaan induk) dan operator KA lainnya (hanya pranala).