Stasiun ini memiliki empat jalur kereta api, pada awalnya hanya jalur 2 yang dijadikan sebagai sepur lurus. Setelah jalur ganda ruas Geneng–Kedungbanteng dioperasikan sejak 30 November 2019,[6] jalur 2 dijadikan sepur lurus arah Solo saja, sedangkan jalur 3 yang baru dijadikan sepur lurus arah Madiun. Saat pembangunan jalur ganda, dilakukan perubahan diagram lintasan stasiun dengan membongkar jalur 3 yang lama, menambah satu jalur belok di sisi barat daya stasiun sebagai jalur 4 yang baru, dan dilakukan pergeseran jalur 4 yang lama untuk dijadikan jalur 3 yang baru. Selain itu, sistem persinyalan diubah dari sistem mekanik menjadi sistem persinyalan elektrik.
Stasiun ini dibangun ulang seluruhnya oleh Balai Teknik Perkeretaapian Surabaya (dahulu BTP Jatim) Direktorat Jenderal Perkeretaapian sebagai paket dalam proyek jalur ganda Madiun-Kedungbanteng yang beroperasi pada 2019.
Bangunan lama stasiun peninggalan Djawatan Kereta Api telah dirobohkan dan digantikan dengan bangunan baru yang lebih besar. Gudang pupuk milik Pupuk Sriwidjaja Palembang beserta pagarnya di sebelah barat laut stasiun sudah dirobohkan dahulu untuk dilakukan perpanjangan emplasemen stasiun ke arah barat laut.
Stasiun ini hanya melayani penyusulan antarkereta api sejak pengoperasian jalur ganda.[7]
Galeri
Bangunan lama Stasiun Kedunggalar, sekitar tahun 2009
Bangunan lama Stasiun Kedunggalar, 2015
Peron bangunan baru Stasiun Kedunggalar, 2020
Tampak depan stasiun saat dalam pembangunan, 2020
Tampak depan stasiun dari sisi utara, 2021
Panorama
Referensi
^Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).