Perjalanan karier Budi Gunawan dimulai ketika ia lulus dari Akademi Kepolisian pada tahun 1983.[2] Ia dikenal berprestasi baik dalam pendidikan pengembangan Polri maupun pendidikan umum. Ia berhasil menjadi lulusan terbaik di Sekolah Staf dan Pimpinan Polri/Sespimpol (1988) dan Lembaga Ketahanan Nasional/Lemhannas (2005).[2] Program prestisius ini turut mengasah kemampuannya dalam bidang penegakan hukum dan keamanan nasional.
Selain itu, ia berhasil meraih predikat Summa Cum Laude dalam program doktor ilmu hukum di Universitas Trisakti.[3] Komitmen terhadap pendidikan dan keunggulan akademik ini menjadi landasan karier dan metode pendekatan yang digunakan Budi Gunawan dalam setiap kebijakan yang dibuatnya.
Karier Kepolisian
Sebagai seorang perwira Polri, Budi Gunawan memegang berbagai posisi penting, di antaranya: Karobinkar SSDM, Kaselapa Lemdiklat, Kapolda Jambi, Kadiv Binkum, Kadiv Propam, Kapolda Bali, dan Kalemdiklat.[2] Sebagai pengakuan atas kontribusinya, ia diangkat menjadi Wakil Kapolri.[2]
Kepemimpinan dan keahlian Budi Gunawan di kepolisian tidak luput dari perhatian. Ia dinobatkan sebagai jenderal termuda dan berprestasi di Polri, dan pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri, ia menjabat sebagai Ajudan Wakil Presiden (1999-2000) dan Presiden Republik Indonesia (2000-2004).[4]
Pengangkatan sebagai Kepala BIN
Pada tahun 2015, Presiden Joko Widodo mencalonkan Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri.[5] Namun, pencalonannya mendapat tantangan hukum yang signifikan, ia menghadapi tuduhan kepemilikan 'rekening gendut' dan dijadikan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).[6] Meski demikian, ia terbukti tidak bersalah dan memenangkan sidang praperadilan.[7]
Akhirnya pada 9 September 2016, Presiden Joko Widodo menunjuk Budi Gunawan sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), menjadikannya perwira polisi kedua yang menduduki jabatan tersebut, setelah Jenderal Polisi Sutanto.[8][9][10]
Kontribusi sebagai Kepala BIN
Modernisasi dan Transformasi BIN
Di bawah kepemimpinan Budi Gunawan, BIN mengalami modernisasi dan transformasi yang signifikan. Ia membentuk divisi baru untuk mengatasi ancaman yang muncul, seperti Deputi Bidang Intelijen Siber dan Deputi Bidang Intelijen Pengamanan Aparatur.[11][12] Selain itu, menyadari meningkatnya ancaman virus dan senjata bio-kimia, Budi Gunawan membentuk divisi Intelijen Medis, "Wangsa Avatara".[13] Divisi khusus ini berfokus pada pemantauan, pendeteksian, dan respons terhadap ancaman biologis, menunjukkan pendekatan proaktif Budi Gunawan untuk mengatasi tantangan keamanan yang kompleks.
Divisi-divisi ini telah memainkan peran penting dalam memperkuat kemampuan intelijen Indonesia dalam menghadapi tantangan global yang berkembang pesat. Budi Gunawan juga melakukan investasi besar dalam pendidikan dan pelatihan bagi para profesional intelijen. Ia mengembangkan Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) menjadi Smart Campus dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan BIN menjadi institusi kelas dunia dengan fasilitas canggih dan staf pengajar yang profesional.[14] Pada tahun 2018, sebagai pengakuan atas kontribusinya di bidang intelijen, ia diangkat sebagai Guru Besar (Profesor) di STIN.[15]
Di bawah arahan Budi Gunawan, BIN semakin aktif terlibat dalam mendukung program pemerintah dan menjawab keprihatinan publik yang mendesak. Contoh keterlibatan tersebut antara lain penanganan pandemi Covid-19, penanggulangan bencana, penanggulangan terorisme, dan penanganan konflik di Papua.[16][17]
Menggalang Persatuan dan Memberdayakan Pemuda: Asrama Mahasiswa Nusantara dan Papua Youth Creative Hub
Kontribusi Budi Gunawan kepada masyarakat Indonesia melampaui intelijen dan penegakan hukum. Sebagai seorang pemimpin, dia juga membuat langkah signifikan dalam mempromosikan persatuan dan memberdayakan pemuda negara. Dia adalah katalisator pendirian Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) dan Papua Youth Creative Hub (PYCH), keduanya bertujuan untuk menumbuhkan pemahaman antar budaya dan memberikan peluang untuk tumbuh dan berkembang.[18][19]
AMN merupakan asrama khusus yang dibangun di kota-kota pendidikan seperti Surabaya, Makassar, Manado, Bantul, Malang, dan Jakarta.[20] Asrama ini menyatukan mahasiswa dari seluruh provinsi di Indonesia, menciptakan lingkungan di mana mereka dapat belajar tentang budaya dan latar belakang satu sama lain.[21] Inisiatif ini lahir dari pengakuan bahwa penduduk Indonesia yang beragam dapat memperoleh manfaat dari peningkatan interaksi dan pemahaman di antara berbagai kelompok etnis.
Dengan adanya AMN, diharapkan isu SARA dan kesalahpahaman dapat diminimalisir di negara majemuk seperti Indonesia. Sebelumnya, siswa dari berbagai provinsi cenderung berkumpul di asrama yang eksklusif untuk kelompok etnis mereka sendiri, yang membatasi interaksi lintas budaya. AMN bertujuan untuk mendobrak hambatan-hambatan tersebut dan mendorong rasa persatuan di antara pelajar Indonesia, membina masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis.[18]
PYCH adalah salah satu pekerjaan Budi Gunawan yang dirancang untuk memberdayakan pemuda Papua dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka.[22] PYCH adalah fasilitas multifungsi yang menawarkan berbagai program dan kesempatan pelatihan bagi kaum muda di wilayah tersebut. Dilengkapi dengan pusat pelatihan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), pelatihan peternakan, pelatihan makanan dan minuman, pelatihan pembuatan dan perbaikan elektronik, tempat pameran UMKM, studio fotografi, dan ballroom serbaguna untuk pertunjukan.[23]
PYCH bertujuan untuk membekali pemuda Papua dengan keterampilan dan sumber daya yang diperlukan untuk menjadi lebih mandiri dan sukses di bidang pilihan mereka. Dengan menawarkan berbagai kesempatan pelatihan ini, PYCH mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan membekali pemuda dengan alat untuk berkontribusi pada pembangunan Papua.[24]
Pendirian PYCH menunjukkan komitmen Budi Gunawan untuk memberdayakan kaum muda, khususnya di daerah yang secara historis menghadapi tantangan dalam hal pembangunan dan peluang. Dengan berfokus pada pengembangan bakat dan kreativitas, PYCH berfungsi sebagai mercusuar harapan bagi anak muda Papua, menawarkan jalan menuju masa depan yang lebih cerah.
Pelayanan Publik, Publikasi, dan Pengaruh terhadap Wacana Publik
Komitmen Gunawan terhadap dunia akademis dan pendidikan melampaui karier profesionalnya. Ia sering memberikan kuliah umum, seminar, dan lokakarya di berbagai forum dan perguruan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri. Keahliannya dicari oleh para akademisi, pembuat kebijakan, dan profesional keamanan, yang menghargai wawasan dan pengalamannya.[25][26][27]
Sebagai seorang penulis, Gunawan telah berkontribusi dalam wacana publik dalam berbagai topik, termasuk penegakan hukum, keamanan nasional, dan dampak teknologi terhadap masyarakat. Beberapa buku yang telah ditulis antara lain:
Terorisme: Mitos & Konspirasi (Forum Media Utama, 2006)[29]
Membangun Kompetensi Polri (Yayasan Pengembangan Kajian Ilmu Kepolisian, 2006)[30]
Kiat Sukses Polisi Masa Depan (Personal Development Training, 2007)[31]
Kebohongan di Dunia Maya (Kepustakaan Populer Gramedia, 2018)[32]
Demokrasi di Era Post Truth (Kepustakaan Populer Gramedia, 2021)[33]
MEDSOS di Antara Dua Kutub (Rayyana Komunikasindo, 2021)[34]
Kuasa Siber: Sebuah Refleksi Kritis (Rayyana Komunikasindo, 2022)[35]
Membentuk Manusia Perang Pikiran (Rayyana Komunikasindo, 2022)[36]
E-Sports dan Pengakuan Publik
Pada tahun 2020, Budi Gunawan diangkat menjadi Ketua Umum Pengurus Besar E-Sports Indonesia (PB ESI).[37] Dalam perannya ini, ia telah menunjukkan kemampuannya untuk mempromosikan dan mengembangkan industri di luar ranah ketahanan nasional, berkontribusi pada pertumbuhan dan kesuksesan e-sports Indonesia. Kepemimpinannya telah berperan penting dalam meningkatkan profil e-sports di negara ini, membina generasi baru yang berbakat dan peminat.[38]
Sepanjang kariernya, Budi Gunawan telah dikenal dengan banyak bintang jasa dan penghargaan, dengan total lebih dari 25 penghargaan berbeda. Penghargaan tersebut telah diberikan oleh berbagai institusi, termasuk Polri, Lemhannas, dan Presiden Republik Indonesia.[39] Penghargaan ini menjadi bukti komitmen abadi Gunawan terhadap pelayanan publik dan pengaruhnya terhadap masyarakat Indonesia.