Ir. Arcandra Tahar, M.Sc., Ph.D. (lahir 10 Oktober 1970) adalah Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo sejak 14 Oktober 2016 hingga 20 Oktober 2019. Sebelumnya dia adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia pada Kabinet Kerja yang menjabat sejak 27 Juli 2016 hingga 15 Agustus 2016. Ia menggantikan Sudirman Said yang diberhentikan oleh Presiden Joko Widodo dalam perombakan kabinet pada tanggal 27 Juli 2016.[2] Arcandra resmi diberhentikan sebagai Menteri ESDM pada tanggal 15 Agustus 2016 menyusul polemik dwikewarganegaraan yang ditujukan kepada dirinya sebagai menteri[3] dan menjadikannya sebagai menteri dengan masa kerja terpendek dalam sejarah di Indonesia, yakni 20 hari.[4] Pada tanggal 14 Oktober 2016, ia resmi dilantik menjadi Wakil Menteri ESDM mendampingi Menteri ESDM Ignasius Jonan.[5]
Kehidupan pribadi
Arcandra menyelesaikan S-1 di Teknik Mesin ITB (masuk tahun 1989) dan kemudian bekerja di Andersen Consulting. Selanjutnya ia mengikuti kuliah S-2 di Texas A&M University, Amerika Serikat hingga selesai. Arcandra kemudian kembali melanjutkan pendidikan S-3 di Amerika Serikat. Setelah itu, ia menjadi konsultan di berbagai perusahaan internasional. Arcandra memiliki peran dalam negosiasi dan keberhasilan Presiden Joko Widodo menarik kembali Blok Masela agar dikuasai Indonesia, dengan memutuskan eksplorasi harus dilakukan secara onshore dan bukan offshore. Arcandra memiliki hak paten tentang desain offshore di Amerika Serikat.[6][7]
Pendidikan
- SMP Negeri 13 Padang: 1983–1986
- SMA Negeri 2 Padang: 1986–1989
- ITB Teknik Mesin: 1989–1994
- Texas A&M University Ocean Engineering: 1996–1998
- Texas A&M Univeristy Ocean Engineering (Doctor of Philosophy): 1998–2001
Riwayat pekerjaan
- Karyawan PT. Timah (Persero), Tbk: 1994 - 1997
- Asisten Peneliti Offshore Technology Research Center: 1997–2001
- Technical Advisor Noble Denton: 2000
- Peneliti Technip Offshore: 2001–2006
- Hydrodynamics Lead FloaTec LLC: 2006–2007
- Principal dan Presiden Asia Pasific AGR Deepwater Development System: 2007–2009
- Principal Horton Wison Deepwater: 2009–2013
- Presiden Petroneering: 2013–2016[8]
- Menteri ESDM Indonesia: 27 Juli 2016–15 Agustus 2016
- Wakil Menteri ESDM Indonesia: 14 Oktober 2016 - 23 Oktober 2019
- Wakil Komisaris Utama PT Pertamina (Persero): 14 November 2016 - 25 November 2019
- Komisaris Utama PT PGN Tbk: 21 Januari 2020 - 2023
- Komisaris Independen PT PLN (Persero) 2024 - sekarang
Kontroversi
Pasca dilantik menjadi menteri, beredar sebuah rumor yang menyatakan bahwa Arcandra telah menjadi warga negara Amerika Serikat melalui proses naturalisasi pada bulan Maret 2012. Karena Indonesia tidak mengakui dwikewarganegaraan, maka otomatis secara hukum seorang Warga Negara Indonesia (WNI) akan kehilangan status WNI-nya.[9] Namun menurut penuturan Arcandra sendiri, dirinya masuk Indonesia menggunakan paspor Indonesia yang masih berlaku sampai 2017.[10] Pada 15 Agustus 2016, jabatan menteri Arcandra dicopot oleh Presiden Joko Widodo dan digantikan oleh Luhut Panjaitan.[3] Kemudian, pada 14 Oktober 2016, Arcandra diangkat menjadi wakil menteri ESDM dengan Ignasius Jonan sebagai menterinya.[11]
Referensi
|
---|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Menteri dan pejabat setingkat menteri yang dibawahi langsung oleh Presiden: |
- Mensesneg: Pratikno
- Menteri PPN/Kepala Bappenas: Andrinof Chaniago, Sofyan Djalil, Bambang Brodjonegoro
- Jakgung: Andhi Nirwanto (), Muhammad Prasetyo
- Kepala BIN: Marciano Norman, Sutiyoso, Budi Gunawan
- Panglima TNI: Moeldoko, Gatot Nurmantyo, Hadi Tjahjanto
- Kapolri: Sutarman, Badrodin Haiti, Tito Karnavian
- Kepala Staf Kepresidenan: Luhut Binsar Panjaitan, Teten Masduki, Moeldoko
|
|