Yuddy Chrisnandi pada mulanya merupakan kader Golongan Karya yang turut aktif menjadi bagian dari Kelompok Kerja Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan pada 1991.[2] Kemudian, ia diangkat menjadi anggota Badan Pemenangan Pemilihan Umum Bidang Seni dan Budaya dari 1995 sampai 1997. Pada tahun 1998 hingga 2004, ia duduk di Departemen Pemuda, serta Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya. Berangkat dari posisinya sebagai politisi, Yuddy menduduki kursi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Utusan Golongan selama dua tahun setelah pemilihan umum 1999 dilaksanakan.
Kinerja Akuntabilitas Kementerian dan Lembaga Negara
Awal tahun 2016, Yuddy merilis kinerja akuntabilitas kementerian dan lembaga-lembaga negara. Sejumlah kementerian diberi nilai dan diberi peringkat. Ada yang mendapat nilai tertinggi seperti Kementerian Keuangan. Akan tetapi, ada juga yang mendapat nilai paling rendah, yakni Kejaksaan Agung.[4] Yuddy mengatakan, dapat diketahui sejauh mana tingkat akuntabilitas atau pertanggungjawaban atas hasil penggunaan anggaran.[5]
Namun sejumlah politisi mengatakan bahwa Yuddy telah melakukan kegaduhan politik di dalam Kabinet Kerja karena merilis penilaian rendah kinerja menteri.[6]
Larangan Bermain Pokemon Go
Yuddy mengemukakan larangan bermain Pokemon Go melalui cuitan Twitter dan surat edaran resmi MenPANRB. Aplikasi permainan yang populer di seluruh dunia ini dianggap Yuddy berbahaya bagi keamanan dan kerahasiaan instalasi pemerintah. Sikap Yuddy direspon negatif di jejaring sosial Indonesia. Banyak pihak merasa sikap ini berlebihan karena setiap aplikasi berbasis posisi global yang telah digunakan masyarakat luas memiliki potensi bahaya yang sama.
Duta Besar
Menjelang turun jabatan, Yuddy memberikan pernyataan kepada media bahwa dirinya berkeinginan untuk menjadi duta besar di negara kecil. Hal tersebut disebabkan karena keinginannya untuk menulis dan mengajar sehingga Yuddy berharap mendapatkan jabatan yang tidak terlalu sibuk. Pernyataan Yuddy kembali menuai kontroversi dan kritikan pedas dari warganet. Dan Akhirnya pada tanggal 13 Maret 2017 ia dilantik menjadi Duta Besar Indonesia untuk Ukraina di Kyiv.