Dr.Muhammad Hanif Dhakiri adalah Menteri Ketenagakerjaan pada Kabinet Kerja (2014-2019) dan Plt. Menteri Pemuda dan Olahraga RI (2019). Saat ini, ia menjabat anggota DPR/MPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa periode 2024-2029. Sebelumnya ia juga pernah menjadi anggota DPR/MPR hasil Pemilu 2009 dan 2014 dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah X.
Aktivis politisi kelahiran Semarang, 6 Juni 1972 ini juga menjabat Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) Periode 2019-2024 & 2024-2029, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Periode 2021-2026 dan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB IKA-PMII) Periode 2013-2018 & 2018-2023.
Pemegang penghargaan Bintang Mahaputera Adipradana yang cukup rajin menulis ini juga pernah menjabat Sekretaris Jenderal DPP PKB pada tahun 2014 dan 2019, serta Ketua Umum Dewan Koordinasi Nasional Garda Bangsa (DKN Garda Bangsa) Periode 2009-2014. Sebelum itu, Hanif banyak menggeluti dunia gerakan mahasiswa, gerakan sosial kemasyarakatan (LSM) dan menulis beragam karya mulai dari naskah teater, puisi, lagu, artikel ilmiah popuper hingga buku-buku seputar politik, Islam dan ketenagakerjaan.
Kader Nahdlatul Ulama (NU) yang pernah mondok di Pondok Pesantren Sirojul Muhlasin, Payaman, Magelang; Pondok Pesantren al-Muayyad, Mangkuyudan, Surakarta; dan Pondok Pesantren Edi Mancoro, Gedangan, Kab. Semarang ini menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, S2 di FISIPOL Universitas Nasional Jakarta, dan S3 bidang Hubungan Internasional pada FISIPOL Universitas Padjajaran, Bandung.
Pendidikan
Hanif pernah belajar di MA Al-Muayyad, yang berada di lingkungan Pondok Pesantren Al Muayyad Solo.[1] Pendidikan tinggi ia tempuh di IAIN Walisongo Semarang Jawa Tengah Tahun 1996, dan meraih gelar S1.[2] Setelah lulus, Hanif pernah menjalankan studi pendidikan S-2 di Universitas Nasional[3] dan lulus dari S-2 Universitas Nasional Jurusan Ilmu Politik.[4] Lulus S-3 FISIPOL Universitas Padjajaran Bandung.
Karier
Karier profesionalnya dimulai dengan menjadi Direktur Eksekutif ISIS, Jakarta sejak 1995 hingga 1996, lalu menjadi Konsultan Lepas untuk FNS Indonesia pada kurun waktu 1997 hingga 2002. Dan terakhir menjadi Program Officer NDI Indonesia untuk kurun waktu 2003 hingga 2005.[2]
Karier politik
Ia mulai aktif berorganisasi saat mahasiswa dengan menjadi ketua PMII Komisariat IAIN Salatiga pada kurun waktu 1991 hingga 1992, Ketua Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Tahun 1994-1995, Anggota Pleno, Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) Jawa Tengah Tahun 1995-1996, Komite Pengarah, Nadwah Dirasah Islam dan Kemasyarakatan(NADIKA, Lembaga Studi Islam dan Masyarakat), Jawa Tengah Tahun 1996, Pendiri dan Anggota Eksekutif Regional, Wahana Lingkungan Hidup (WALHI), Jawa Tengah Tahun 1997, Anggota Pleno Forum Silaturrahmi Ulama Jawa Tengah dan DI. Yogyakarta (FSU JT-DIY) Tahun 1998, Pendiri Komite Anti Diskriminasi Indonesia (KADI), Jakarta Tahun 1999, Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) tahun 1997-2000, Pendiri dan Anggota Komite Eksekutif, Monopoli Watch, Jakarta Tahun 2002 dan akhirnya dipercaya menjadi Dewan Pembina Yayasan Inspirasi Desa Nusantara (IdeNU) Tahun 2014-2019.[2]
Secara resmi, ia memasuki dunia politik dengan bergabung ke Partai Kebangkitan Bangsa sejak 1998, sehingga ia dianggap generasi awal partai ini. Ia lalu dipercaya menjadi Wakil Sekjen DPP PKB untuk kurun waktu 2005 hingga 2010, menjadi Wakil Ketua Umum Dewan Koordinasi Nasional Gerakan Pemuda PKB sejak 2006 hingga 2010, lalu menjadi Ketua DPP PKB. Pada kurun waktu 2010 hingga 2014, ia menjadi Ketua Umum DKN Garda Bangsa dan terpilih menjadi Sekjen DPP PKB pada tahun 2014. Pada tahun 2006 hingga 2007, ia menjadi Staf Khusus Menakertrans.[2]
Setelah beberapa hari menjabat Menteri Ketenagakerjaan, ia membuat gebrakan dengan melakukan inspeksi mendadak beberapa tempat, antara lain ke salah satu penampungan TKW di Tebet,[5] Terminal TKI di Cengkareng,[6] dan Perusahaan Pengerah Tenaga Kerja di Bekasi[7]
Karya tulis
Ia telah menulis beberapa buku dan artikel, diantaranya: Kontributor Puisi untuk Antologi Puisi, Suara Sebrang Sini (Solo; Forum Solidaritas Tungku Artist) (1993), Penulis 7 Naskah Teater (1992-1996), Anggota Tim Penulis untuk Buku Menggagas Fiqh Perburuhan (Jakarta; Institute for Social Institutions Studies) (1999), Paulo Freire, Islam dan Pembebasan (Jakarta; Djambatan dan Pena) (2000), Bersama Zaini Rahman Menulis Sebuah Buku Post-tradisionalisme Islam; Menyingkap Corak Pemikiran dan Gerakan PMII(Jakarta; Isisindo Mediatama) (2000), Kontributor dalam Buku Islam di Tengah Arus Transisi(Jakarta, Kompas) (2000), Politik Melayani Basis (Jakarta, DPP PKB)(2001),Menjadi Politisi Manajer (Jakarta, DPP PKB) (2001), Editor, PKB: Politik Jalan tengah NU (Jakarta, Pustaka Ciganjur) (2002), Editor, Privatisasi BUMN Versus Neo-Sosialisme Indonesia Jakarta, LP3ES) (2003), Kiai Kampung dan Demokrasi Lokal (2007), Mengapa Memilih PKB? (2008), 41 Warisan Gus Dur (Yogyakarta, LKiS) (2010), Pedoman Berpolitik Warga NU (Yogyakarta, Pustaka Pesantren) (2013), NU Jimat NKRI, Jimat Islam Indonesia (Yogyakarta, Pustaka Pesantren) (2013).
Kehidupan pribadi
Ayahnya bernama H Zuhri Maksum, sementara ibunya bernama Hj. Siti Hafsoh. Ia mengakui ibunya hanya lulusan SD dan sempat bekerja menjadi TKW. Sementara ayahnya guru Sekolah Dasar.[8] Ia memiliki istri bernama Marifah Hanif Dhakiri[9] Anak pertama bernama Nabila Setia Izzati (Perempuan. Lahir di Salatiga, 3 Nopember 1999) Anak kedua bernama Neilan Setia Izzata (Laki-laki. Lahir di Salatiga, 22 April 2004) Anak ketiga bernama Nameera Setia Izzati (Perempuan. Lahir di Depok, 3 Mei 2010).[10]