Dalam lingkup organisasi kepartaian, Pram juga merupakan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan masa bakti 2005-2010. Sosok Pram sendiri merupakan salah satu tokoh di internal PDI-Perjuangan yang dikenal memiliki kedekatan relasi dengan sosok Megawati Soekarnoputri. Bahkan, dirinya juga dikenal sebagai sosok politisi yang hampir tidak memiliki musuh. Hal ini salah satunya dapat dilihat dari bagaimana sosok Pram kerap kali menjadi penghubung antar elit-elit politik nasional, seperti antara Megawati dengan SBY, Megawati dengan Prabowo Subianto, hingga Megawati dengan Joko Widodo.
Setelah lulus kuliah, ia mengisi posisi penting, misalnya direktur di PT Tanito Harum (1988-1996) dan PT Vietmindo Energitama (1979-1982), serta komisaris di PT Yudhistira Haka Perkasa (1996-1999). Karier politiknya dirintis dari bawah dengan bergabung menjadi anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).[5]
Politik
Sebagai politikus, ia memiliki riwayat empat kali terpilih sebagai anggota DPR RI[6]. Pada tahun 2000 ia berhasil menjabat sebagai Wakil Sekjen DPP PDIP. Tahun 2005, Pramono Anung naik jabatan menjadi Sekretaris Jenderal PDIP. Sebagai Sekjen PDIP, ia bertugas menggerakkan roda partai hingga ke daerah-daerah. Ia menjadi penggerak untuk memastikan semua organ partai bekerja memenangkan Megawati dalam Pemilu 2009.
Pada era kepemimpinan SBY ia terpilih menjadi wakil ketua DPR RI untuk periode 2009-2014.
Sekretaris Kabinet
Ia dilantik menjadi Sekretaris Kabinet pada tanggal 12 Agustus 2015, menggantikan Andi Widjajanto. Selama 9 tahun masa kepemimpinannya, Sektretariat Kabinet selalu mendapat penilaian opini Wajar Tanpa Pengecualian[7] Pada masa kepemimpinannya, tradisi Sekretaris Kabinet memberikan keterangan langsung melalui podcast dimulai. Semua menteri juga diwajibkan mengikuti sidang paripurna kabinet setiap bulannya agar koordinasi berjalan baik. [8] Pada tanggal 2 Januari 2023, ia mengeluarkan Peraturan Sekretaris Kabinet No 1 Tahun 2023 yang mengatur Penetapan Kinerja Utama di Lingkup Sekretaris Kabinet. [9]
Ia juga memulai upaya agar Sekretariat Kabinet agar tidak menjadi jalur menitipkan kepentingan dengan menerbitkan Peraturan Sekretaris Kabinet (Perseskab) Nomor 6 Tahun 2017, yang berisi Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan pada tahun 2017.[10]
Aktivis mahasiswa
Ia aktif dalam kegiatan mahasiswa yang aktif melawan pemeritnah dan sempat menjadi Ketua Forum Komunikasi Himpunan Jurusan Dewan Mahasiswa ITB pada periode 1986-1987. Ia juga sempat menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Tambang ITB pada periode 1985-1986 [6]
Pilkada 2024
Tanggal 28 Agustus 2024, ia mendaftar sebagai Calon Gubernur Daerah Khusus Jakarta berpasangan dengan Rano Karno[11] Pasangan ini diusung oleh PDI Perjuangan dan Hanura. Sosoknya dinilai sebagai pihak yang bisa menjembatani berbagai pihak yang berseberangan, karena aktif dalam rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo pada tahun 2019[12] dan juga tetap menjalin hubungan baik dengan Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama sekalipun keduanya batal dicalonkan oleh PDI Perjuangan sebagai Calon Gubernur Daerah Khusus Jakarta pada pemilihan kepala daerah 2024. [13][14]
Kehidupan pribadi
Pramono Anung terlahir dari pasangan R. Kasbe Prajitna dan Sumarni. Merupakan anak ke-3 dari 7 bersaudara. Ia menikah dengan Endang Nugrahani, S.E., Ak.[15] dan dikaruniai dua anak, yaitu: Hanindhito Himawan Pramana yang lahir pada 31 Juli1992 dan Hanifa Fadhila Pramono yang lahir pada 5 Februari1998.
Kekayaan
Berdasarkan data LHKPN, laporan kekayaan Pramono Anung pada Maret 2024 adalah Rp 104.285.030.477. Sebesar Rp 35.427.059.686. merupakan tanah dan bangunan, Rp 1.385.000.000. berbentuk alat transportasi, Rp 19.135.000.000 dalam bentuk harta tak bergerak lainnya, Rp 37.250.208.528. dalam bentuk surat berharga, dan Rp 11.087.762.263. dalam bentuk kas atau setara kas. Ia tidak memiliki hutang.[16]