Ignasius Jonan
Ignasius Jonan (ejaan lama: Ignasius Djonan, lahir 21 Juni 1963)[1] adalah pengusaha Indonesia yang menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral sejak 14 Oktober 2016 hingga 20 Oktober 2019. Sebelumnya, Jonan menjabat sebagai Menteri Perhubungan sejak 27 Oktober 2014 hingga di reshuffle oleh Presiden Joko Widodo dan digantikan oleh Budi Karya Sumadi pada tangga 27 Juli 2016. Dia juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Kereta Api Indonesia (Persero) tahun 2009 s.d. 2014. Jonan menjabat sebagai Dirut PT KAI (Persero) sesuai dengan penugasan pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dipimpin oleh Menteri BUMN, Sofyan Djalil untuk menggantikan Ronny Wahyudi yang menjabat sejak September 2005 yang kemudian Ronny diangkat kembali oleh pemerintah sebagai anggota Dewan Komisaris PT Industri Kereta Api (INKA). Jonan diangkat pada tanggal 25 Februari 2009.[2] Jonan terpilih kembali sebagai Dirut PT KAI (Persero) pada tahun 2013 oleh Menteri BUMN saat itu, Dahlan Iskan.[3] Pada 26 Oktober 2014, Jonan diangkat menjadi Menteri Perhubungan dalam Susunan Kabinet Kerja Joko Widodo.[4][5] Setelah hampir 2 bulan pasca terjadi kekosongan jabatan Menteri ESDM sejak Arcandra Tahar diberhentikan pada 15 Agustus 2016 oleh Presiden Jokowi karena masalah dwikewarganegaraan, pada 14 Oktober 2016, Jonan kembali masuk ke dalam Kabinet Kerja Jokowi dan diangkat menjadi Menteri ESDM bersama Arcandra Tahar yang diangkat sebagai Wakil Menteri ESDM.[6] PendidikanJonan merupakan alumnus SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya dan pada tahun 1982, Jonan melanjutkan pendidikannya pada program studi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, lulus tahun 1986.[7] Ia juga pernah mengenyam pendidikan di Fletcher School, Universitas Tufts, Amerika Serikat. KarierDirektur Utama PT Kereta Api IndonesiaIa diangkat sebagai Direktur Utama PT KAI pada tahun 2009, oleh Menteri BUMN Sofyan Djalil walaupun belum pernah berkarier di bidang bisnis transportasi, utamanya transportasi rel. Transformasi keuanganSelama menjabat, Ia berhasil mengubah posisi keuangan perusahaan dari mengalami kerugian sebesar Rp 83,5 miliar pada tahun 2008 menjadi mencatatkan keuntungan sebesar Rp 154,8 miliar pada tahun 2009. Pada tahun 2013, perusahaan kembali mencatatkan peningkatan laba hingga mencapai Rp 560,4 miliar. Melalui restrukturisasi dan penertiban aset, Jonan berhasil meningkatkan total aset PT Kereta Api Indonesia dari Rp 5,7 triliun pada tahun 2008 menjadi Rp 15,2 triliun pada tahun 2013. Transformasi layananPada masa kepemimpinannya, dilakukan pemberantasan praktik percaloan tiket melalui penerapan sistem penjualan tiket secara daring dan toko ritel, serta penerapan boarding pass. Fasilitas toilet di stasiun yang sebelumnya berbayar diubah menjadi gratis, dengan jumlah yang diperbanyak sehingga tersedia di setiap stasiun. Selain itu, seluruh kereta dilengkapi dengan fasilitas pendingin udara (AC) dan diberlakukan kebijakan larangan merokok di dalam kereta dan stasiun.[8] PT KAI juga pernah bekerja sama dengan aparat TNI dalam menjaga ketertiban di stasiun agar mencegah tindakan penumpang yang menumpang di lokomotif atau menaiki atap kereta.[8] Peremajaan saranaDalam masa kepemimpinannya, terjadi peremajaan sarana berupa pembelian lokomotif seri CC206 dan CC205 serta beberapa rangkaian kereta penumpang yang sebagian diantaranya merupakan pengadaan Kementerian Perhubungan. Pada akhir kepemimpinannya, PT KAI meluncurkan kelas baru yakni kereta premium. Setelah diangkat menjadi Menteri Perhubungan dalam Kabinet Kerja, ia mengundurkan diri dari PT KAI dan digantikan Edi Sukmoro.[9] Menteri PerhubunganNamanya mencuat sebagai calon menteri perhubungan setelah Ia mendapatkan pehatian publik karena fotonya serta beberapa direksi dan pegawai lain saat tidur di Kereta api Penataran tersebar melalui sosial media seorang pengamat transportasi umum, Agus Pambagyo. Diketahui saat itu, Ia dan beberapa direksi lain sedang melakukan inspeksi posko angkutan Lebaran PT KAI selama 17 hari tanpa henti.[10] Langkah pertamanya sebagai menteri adalah dengan menugaskan Dirut KAI selanjutnya, Edi Sukmoro, untuk meningkatkan kapasitas kereta api dari 200 juta orang menjadi 600 juta orang, dan angkutan barang menjadi 60 juta ton dalam lima tahun ke depan dari sebelumnya 30 juta ton sepanjang tahun.[11] Ia juga menolak pengawalan voorrijder pada hari pertama menjabat.[12] Jonan juga menjanjikan akan menyelesaikan konsep tol laut dalam waktu dua minggu setelah menjabat.[13] Ia juga memberlakukan piket bergiliran pada Hari Sabtu dan Minggu di Kementerian Perhubungan.[14] Jonan diberhentikan dari jabatan Menteri Perhubungan pada tanggal 27 Juli 2016 dan digantikan oleh Budi Karya Sumadi. Menteri ESDMPada 14 Oktober 2016, Presiden Joko Widodo mengangkat Jonan sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia dan Arcandra Tahar sebagai wakil menteri.[15] Salah satu tugas utama Menteri ESDM saat itu adalah melakukan divestasi PT Freeport Indonesia (PTFI). Berbagai langkah dan upaya dilakukan agar bisa mengambil hak divestasi yang sudah tertuang dalam peraturan. Pemerintah melalui perusahaan BUMN, PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum, akhirnya bisa memegang 51,23% saham PTFI. Saham itu ditebus dengan harga US$3,85 miliar atau sekitar Rp56,1 triliun.[16] Kontroversi
Kehidupan pribadiJonan merupakan seorang pemeluk agama Katolik yang taat. Ia memiliki istri bernama Ratnawati Jonan[21] Dari pernikahan ini, ia memiliki dua orang anak, Monica dan Caterine.[22] Jonan juga memiliki banyak kesempatan berbeda menemui Paus Fransiskus secara langsung di Vatikan. Ia tercatat menjadi ketua panitia Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia tahun 2024. PenghargaanDalam NegeriLuar Negeri
Referensi
Pranala luar
|