Ir. Jusman Syafii Djamal (lahir 28 Juli 1954) adalah Komisaris Utama Telkom Indonesia, dan Komisaris Utama Garuda Indonesia sejak tanggal 12 Desember 2014.[1] Dia sebelumnya menjabat sebagai Menteri PerhubunganIndonesia sejak 2007 hingga 22 Oktober2009, dan anggota dewan Komite Inovasi Nasional sejak 2011 hingga 2014. Ibunya berasal dari perantau Jawa yang lahir dari generasi kedua pekerja perkebunan karet yang telah menetap di Aceh. Jusman menikah dengan Arita Matthias Aroef, putri pertama dari Prof. Matthias Aroef (Guru Besar Teknik Industri ITB) dan dikaruniai dua orang putri dan satu orang putra.
Pada tahun 1973, ia masuk ITB jurusan Teknik Mesin pada subjurusan Teknik Penerbangan/Aeronautika (sekarang sudah menjadi program studi tersendiri). Selama hampir empat tahun dari 1977-1981 masa studinya tertunda karena harus memfokuskan diri sebagai salah seorang pemimpin aktivis mahasiswa ITB yang saat itu dianggap sebagai pengeritik utama kebijakan ekonomi dan kepimpinan Orde Baru. Kritik mahasiswa ini dibukukan dalam sebuah tulisan berjudul "Buku Putih Perjuangan Mahasiswa tahun 1978" yang dikeluarkan oleh Dewan Mahasiswa (DM) ITB pada tanggal 14 Januari 1978.[2] Ia menjadi Pj Ketua Dewan Mahasiswa ITB, ketika DM ITB dan seluruh Dewan Mahasiswa di Indonesia dibekukan dan beberapa mass media dibreidel tahun 1978. Kegiatan mahasiswa tahun 1978 ini oleh seorang penulis lulusan Sejarah dari Universitas Indonesia Hurri Junisar setelah mewawancara banyak tokoh kemudian dibukukan dalam sebuah novel berjudul "Golak Ganesha".
Selama menjadi mahasiswa teknik penerbangan ITB, ia memiliki pengalaman sebagai junior flight test engineer dari pesawat LT200, sebuah pesawat kecil berkapasitas 4 penumpang yang merupakan hasil karya PT Nurtanio generasi pertama, dengan Test Pilot Kolonel Sukandar dan Mayor Tamawi di bawah komando Kolonel Sumarlan dari TNI AU.
Karier
Setelah lulus dalam bidang Teknik Mesin subjurusan Teknik PenerbanganInstitut Teknologi Bandung tahun 1982, Jusman langsung diajak oleh Prof. Oetarjo Diran, pembimbing tesis sarjananya dalam bidang computational aerodinamics yang ketika itu menjadi Wakil Direktur Teknologi PT Nurtanio dan disetujui oleh Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie yang ketika itu menjadi Direktur Utama, untuk bekerja di IPTN (kini PT. Dirgantara Indonesia). Ia ditugaskan menjadi junior aerodynamist bidang komputasional untuk menghitung distribusi gaya aerodinamika pesawatCN-235 dalam berbagai posisi terbang, di Getafe Madrid Spanyol. Kemudian bekerja dalam program uji terowongan angin di NLR Noordoostfolder Belanda. Dan perancangan awal Pesawat Terbang generasi baru PropFan di MBB Hamburg Jerman bersama Dr. Klug. Dan menjadi anggota configuraton development tim feasibility study pesawat Advanced Technology Regional Aircraft, kerja sama IPTN-Fokker-Boeing untuk mengkaji kemungkinan pengembangan pesawat jet generasi baru pengganti DC-9 dan Fokker F28. Pengalaman penugasan dari computational aerodynamics, wind tunnel testing dan flight testing selama tujuh tahun yang membuat ia mengikuti semua jenjang keahlian dalam satu siklus yang utuh untuk diangkat sebagai Professional Aerodynamicist.
Kemudian pada tahun 1989-1995 diangkat Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie menjadi Chief Project Engineer Pesawat N-250advanced turboprop, berteknologi fly by wire untuk 50-70 penumpang. Pesawat ini merupakan karya putra-putri Indonesia dengan Chief Designer Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie, yang melaksanakan penerbangan perdananya pada tanggal 10 Agustus1995 sebagai persembahan tahun emas Kemerdekaan Republik Indonesia. Pesawat N-250 ini telah pernah terbang hingga ke Paris Airshow, dan memiliki akumulasi jam terbang 800 jam, sebelum program pengembangan pesawat N-250 dihentikan oleh Letter of IntentIMF pada masa krisis ekonomi Asia tahun 1997.
Pada tahun 1996 ia pernah mendapatkan assignment untuk membuat program simulasi komputer dengan model numerik "matriks koeffisien pengaruh" yang sering digunakan dalam perhitungan aerodinamika dan aeroelastik untuk diterapkan dalam menyusun interaksi dan inter-relasi dari pengaruh fluktuasi suku bunga, inflasi dan pelbagai parameter ekonomi lainnya terhadap pertumbuhan ekonomi. Suatu model pendekatan yang dikembangkan oleh Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie yang kemudian dikenal dengan istilah "teori zig zag" suku bunga, olehnya.
Ia pernah mendapat tugas sebagai salah satu anggota tim advanced penjajakan kemampuan teknologi pesawat tempurMIG29 dan Sukhoi Su-27Rusia pada tahun 1997. Pernah juga mendapat tugas untuk memimpin tim perancangan mobil Maleo di Australia dan penjajakan kemungkinan pembangunan fasilitas perakitan akhir pesawat N-250 di Mobile, AlabamaAmerika Serikat. Pelbagai penugasan yang ia kerjakan melahirkan pelbagai pengalamannya di dalam rancang bangun pesawat terbang.
Pada 17 Agustus 1995, Jusman Syafii Djamal dianugerahi Bintang Jasa Nararya oleh Presiden Soeharto. Setelah 13 tahun menjadi insinyur dengan spesialisasi aerodinamika dan perancangan pesawat terbang, tahun 1996-1998 ia diangkat sebagai Kepala Divisi Aircraft Technology. Tahun 1996-1998 ia dipercaya menjadi Direktur Sistem Senjata Sistem Hankam & Helikopter (HDS3). Kemudian diminta oleh Ir. Hari Laksono, Direktur Utama IPTN untuk menjadi Direktur Sumber Daya Manusia selama setahun lima bulan, bersamaan dengan pemberian tugas oleh Meneg BUMN saat itu Tanri Abeng untuk menjadi Ketua Tim Implementasi Restrukturisasi PT IPTN, yang melakukan proses right sizing (penurunan jumlah karyawan dari 1600(??) menjadi 9000(??)), Reorientasi Bisnis (dari technology push oriented menjadi market driven company), dan Restrukturisasi Organisasi untuk landasan proses turn-around IPTN.
Pada September 2000, ia diangkat oleh Presiden Abdurrahman Wahid menjadi Direktur Utama Dirgantara Indonesia hingga 2002. Ia pensiun dini dari PT Dirgantara Indonesia pada tahun 2003.
Pada Januari 2007 ia diangkat oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, -- pada saat meningkatnya jumlah kecelakaan transportasi baik darat, kereta api, laut maupun udara,-- menjadi salah satu Anggota Tim Nasional Evaluasi Keselamatan dan Keamanan Transportasi (TimNas EKKT) yang dipimpin oleh Marsekal (P) Chappy Hakim. Mei 2007 hingga Oktober 2009 diberi amanah oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjadi Menteri Perhubungan Kabinet Indonesia Bersatu Pertama, menggantikan Ir. Hatta Radjasa.
Pada 1 Januari 2011, ia diangkat oleh RUPS PT Telkom Indonesia Tbk, menjadi Komisaris Utama. Dan pada 20 Mei 2011 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diangkat menjadi Anggota Komite Inovasi Nasional yang dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Muhammad Zuhal, M.Sc.EE.
Di bidang kedirgantaraan Jusman Syafii Djamal kembali menunjukkan prestasinya dengan menjabat sebagai Komisaris Utama Garuda Indonesia sejak tanggal 12 Desember 2014.
Pada bulan Maret 2016 Jusman Syafii Djamal dianugerahi gelar Profesor dari Zhejiang University of Science and Technology China. Penganugerahan dilakukan setelah Jusman memberikan kuliah umum soal perbandingan pengalaman Indonesia dan China selama 25 tahun membangun teknologinya.[3][4][5]