Putra sulung Presiden SBY ini menjabat Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI), pendiri AHY Foundation dan pendiri Komunitas Overlanding Indonesia, sebuah komunitas penjelajah alam nusantara.[1][2]
AHY juga merampungkan buku Tetralogi Transformasi AHY pada tahun 2023, yang berisi empat buku yaitu: vol. 1 “TNI Hebat, Negara Kuat”, vol.2 “Mewujudkan Indonesia Emas 2045”, vol.3 “Merayakan Demokrasi Tanpa Polarisasi”, dan vol.4 “Bersama Kita Kuat, Bersatu Kita Bangkit”.[3]
Pada Pemilu 2024, AHY memimpin langsung pemenangan Pemilu Legislatif 2024 Partai Demokrat, juga dalam pemenangan Pemilihan Presiden Prabowo-Gibran, yang berhasil memenangkan pemilu satu putaran versi hasil hitung cepat (21 Februari 2024).[4]
Saat ini, AHY juga tengah menempuh pendidikan Doktoral bidang Pembangunan Sumber Daya Manusia, di Universitas Airlangga. Sejak awal, AHY fokus pada Sumber Daya Manusia sebagai modal utama kemajuan bangsa.[5]
Saat berdinas di TNI AD, AHY mengemban tugas operasi pemulihan keamanan di Aceh tahun 2002 dan operasi perdamaian PBB di Libanon tahun 2006. Ia juga menjadi salah satu pendiri Universitas Pertahanan Indonesia.[7] Tahun 2015, AHY memimpin salah satu satuan pengamanan Ibu Kota, sebagai Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kamuning, di bawah Brigif 1/PIK, Kodam Jaya.[8]
Semasa kecilnya, AHY berkesempatan tumbuh dan berkembang di berbagai wilayah berbeda, mengikuti perjalanan tugas dan pendidikan sang ayah sebagai perwira TNI, mulai dari Bandung, Timor Timur, Jakarta dan Amerika Serikat.[butuh rujukan]
AHY menempuh pendidikan sekolah menengah pertama di SMPN 5, sekolah favorit di Kota Bandung pada tahun 1991. Menggeluti bidang olahraga, AHY dipilih menjadi kapten tim basket di sekolahnya. Ia juga aktif dalam organisasi, sebagai ketua Seksi Bidang Olahraga pengurus OSISSMPN 5 Bandung. Mengikuti perpindahan tugas ayahnya, tahun 1994, AHY pindah ke SMPN 20 Jakarta Timur.[13]
AHY merupakan lulusan Akademi Militer (AKMIL). Semasa pendidikan yang dimulai tahun 1997, selama tahun pertama dan kedua di Akademi Militer, ia meraih Tri Sakti Wiratama penghargaan yang diberikan atas prestasi kolektif dalam akademik, kejasmanian fisik dan kepribadian. Prestasi ini membuat AHY dipilih sebagai Komandan Resimen Korps Taruna pada tahun 1999. Di sana, ia juga bergabung dalam Drumband Canka Lokananta Akademi Militer sebagai penabuh Bass Drum, yang sering disebut dengan "Macan Tidar". AHY kemudian lulus AKMIL dengan predikat terbaik dan meraih Bintang Adi Makayasa pada bulan Desember 2000.[15]
Setelah lulus dari AKMIL, AHY mengikuti Sekolah Dasar Kecabangan Infanteri dan Kursus Combat Intel pada tahun 2001. Ia kemudian bergabung dengan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Pada tahun 2002, AHY yang merupakan perwiraBrigif Linud 17Kostrad, menjadi Komandan Peleton di Batalyon Infanteri Lintas Udara 305/Tengkorak yang ditugaskan dalam Operasi Pemulihan Keamanan di Aceh yang penuh risiko. Di Aceh, AHY terpilih sebagai Komandan Tim Khusus (Dan Timsus).[17]
Tuntas memimpin pasukan khusus dalam Operasi Pemulihan Keamanan di Aceh pada bulan November 2006, AHY mengemban tugas sebagai perwira seksi operasi kontingen Garuda XXIII-A dalam menjaga perdamaian di sepanjang perbatasan Israel dan Libanon Selatan, ketika Israel dan Hizbullah terlibat dalam perang selama 34 hari. Kontingen ini merupakan kontingen pertama Indonesia yang dikirim untuk misi perdamaian PBB di Libanon (UNIFIL). Semasa penugasannya, AHY menginisiasi program mobil pintar sebagai salah satu sarana mengurangi dampak trauma perang untuk anak-anak. Atas inisiatif ini, AHY dianugerahi Army Service Distinction Medal dari pimpinan Angkatan Bersenjata Libanon. Seiring dengan bertambahnya pengalaman lapangan, AHY mendapat promosi sebagai Komandan Kompi (Danki) di Yonif Linud 305/Tengkorak pada tahun 2007. Pada tahun yang sama, AHY mengikuti kursus Scuba Divers TNI-AL di Kepulauan Seribu, 2008. AHY juga memperoleh penghargaan sebagai Komandan Kompi terbaik di jajaran divisi Infanteri 1 Kostrad, pada Latihan Gabungan TNI Yudha Siaga di Sangata.[18]
Pada 10 Agustus 2017, AHY mendirikan The Yudhoyono Institute dan duduk sebagai Direktur Eksekutif.[20] Bersamaan dengan itu, AHY juga membentuk AHY Foundation yang fokus terhadap isu sosial dan kemanusiaan khususnya kesehatan, pendidikan dan lingkungan serta respon tanggap bencana.
Pada 17 Februari 2018, Ketua Umum Partai DemokratSusilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengukuhkan AHY sebagai Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) untuk Pemilukada 2018 dan Pemilu 2019. AHY dipercaya memimpin upaya pemenangan Partai Demokrat pada Pemilukada 2018 dan Pemilu Legislatif 2019.[10]
Ia menjadi juru kampanye Partai Demokrat dan mengonsolidasikan kader-kader di daerah guna memenangkan calon yang diusung oleh Partai Demokrat pada Pemilukada 2018. Partai Demokrat berhasil mencapai target awal 35 persen dari 171 pemilihan.[butuh rujukan]
Pada Pemilu 2019, Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) dilakukan secara serentak. Pada Pilpres 2019, Partai Demokrat berkoalisi dengan partai politik pengusung pasangan Prabowo-Sandi. Untuk Pileg 2019, Partai Demokrat menargetkan 15 persen dari jumlah keseluruhan kursi DPR RI. Hasil Pileg 2019, Partai Demokrat meraih 10.876.507 suara (7,77 persen).[23]
Pada Oktober 2019, AHY ditunjuk sebagai Wakil Ketua Umum Partai Demokrat.[24]
Pada tanggal 15 Maret 2020 AHY terpilih secara aklamasi oleh seluruh peserta Kongres ke V Partai Demokrat di JCC Senayan, Jakarta, menjadi Ketua Umum Partai Demokrat menggantikan SBY periode 2020-2025.[25]
Ketua Umum Partai Demokrat
Pada tanggal 15 Maret 2020, AHY terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat dalam Kongres ke-V Partai Demokrat. AHY didaulat oleh seluruh pemilik Hak Suara untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat Periode 2020-2025. Dukungan tersebut ia dapatkan dari 34 provinsi dan 514 Kabupaten dan Kota di seluruh Indonesia.[26][27]
Setelah ditetapkan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat, AHY langsung menggerakkan seluruh elemen dan struktur partainya dari mulai pusat sampai daerah untuk bergerak membantu masyarakat yang terdampak Pandemi Covid-19. Gerakan ini sangat masif, karena selama masa pandemi para kader dan pengurus Demokrat secara gotong royong menyalurkan masyarakat dengan total nilai bantuan hampir 200 Miliar Rupiah.
Kepemimpinan AHY sempat diuji oleh aksi dari upaya pembegalan partai oleh KSP Moeldoko yang dikenal dengan Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPKPD). Namun, ditengah krisis tersebut, AHY mampu keluar dan berhasil mempertahankan kedaulatan Partai Demokrat dengan menjaga soliditas internal dan kecepatan serta ketepatan dalam mengambil langkah dan keputusan.[28]
Menjelang Pemilu 2024, AHY bersama Demokrat telah menyatakan dukungan untuk Anies Rasyid Baswedan sebagai Bakal Calon Presiden bersama dengan Nasdem dan PKS yang tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Berdasarkan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Mei 2023, AHY memiliki elektabilitas yang tinggi untuk menjadi pasangan atau Bakal Calon Wakil Presiden potensial dari ketiga kandidat Bacapres yang ada, baik Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, maupun Anies Rasyid Baswedan.[29]
Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Pada tanggal 21 Februari 2024, AHY dilantik menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang merangkap Kepala Badan Pertanahan Nasional oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Pelantikan AHY itu berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 34/P Tahun 2024 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024 yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo di Jakarta, tanggal 20 Februari 2024.
Kehidupan pribadi
Pada 8 Juli 2005, AHY menikah dengan Annisa Larasati Pohan, mantan penyiar radio yang pernah menjadi Gadis Sampul 1997. Annisa Pohan merupakan anak dari mantan Deputi Gubernur BI, Aulia Pohan. Ketika menikah, AHY merupakan seorang perwira dengan pangkat Letnan satu, saat itu ia berusia 27 tahun, dan Annisa berusia 24 tahun. Annisa juga merupakan co-founder Tunggadewi Foundation.[30][31]
Pada pernikahannya, mereka menggunakan adat Jawa yang kental akan nuansa militer dengan dilakukannya tradisi Pedang Pora. Resepsi Pernikahan mereka dilaksanakan di Istana Bogor dan dihadiri 2.000 tamu undangan. Dari hasil pernikahan mereka berdua, lahirlah putri pertama yang diberi nama Almira Tunggadewi Yudhoyono pada 17 Agustus 2008. Aira lahir hanya beberapa jam sebelum SBY memimpin upacara peringatan hari Kemerdekaan RI ke-63 di Istana Presiden.[butuh rujukan]