Partai Bulan Bintang (PBB) telah ikut pemilihan umum legislatif Indonesia selama empat kali yaitu pada Pemilu tahun 1999,[4]2004, 2009 dan 2014. Pada Pemilu tahun 1999, Partai Bulan Bintang mempu meraih 2.050.000 suara atau sekitar 2% dan meraih 13 kursi DPR RI. Sementara pada Pemilu 2004 memenangkan suara sebesar 2.970.487 pemilih (2,62%) dan mendapatkan 11 kursi di DPR.
FUI kemudian berkembang dan pada 11 Desember 1993 keberadaannya dikukuhkan oleh para pimpinan organisasi dakwah dan ormas islam tingkat nasional sebagai wadah perjuangan dalam mempertahankan dan melestarikan aqidah islamiyah umat islam Indonesia, dan tercatat sebagai pendiri diantaranya adalah:
Dalam perkembangannya, FUI rutin mengadakan pertemuan untuk membicarakan situasi politik yang berkaitan dengan umat islam dan aspirasinya. Beberapa kali dalam forum tersebut sering diusukan pembentukan Partai Politik karena didasarkan keinginan Mohammad Natsir semasa hidupnya yang ingin menjadikan Forum Ukhuwah menjadi Partai Politik.
Sejalan dengan agenda reformasi, melalui pertemuan FUI di kediaman Anwar Harjono pada 12 Mei 1998 ditandatanganilah Deklarasi Pembentukan BKUI (Badan Koordinasi Umat Islam) oleh tokoh-tokoh yang mewakili sebelas Organisasi Islam. Tercatat 27 organisasi Islam sebagai anggota BKUI yaitu :
BKPRMI (Badan Koordinasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia)
BAKOMUBIN (Badan Koordinasi Mubaligh Indonesia)
Wanita Islam
IKMI (Ikatan Keluarga Masjid Indonesia)
Ittihadul Mubalighin
Forum Ukhuwah Antar Kampus, dan
LPPI (Lembaga Penelitian Pengkajian Islam)
BKUI kemudian melakukan Musyawarah Nasional di Jakarta pada 4 Juni 1998. Pada saat Munas tersebut mencuatlah pembentukan partai Islam di Indonesia, hingga terbentuklah “Tim Partai” yang diketuai oleh HM Soleman. Tim Partai BKUI saat itu berkeinginan kuat untuk mendirikan Partai dengan nama MASYUMI, namun setelah mempertimbangkan legalitas dan beban mental, mengingat intregritas pribadi tokoh-tokoh Masyumi pada masa lalu, maka dipilihlah nama Partai Bulan Bintang (PBB) pada 17 Juli 1998.[6]
Deklarasi pendirian partai ini dilakukan pada Jumat 26 Juli 1998 di halaman Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sekaligus memilih Yusril Ihza Mahendra sebagai ketua umum DPP PBB. Berikutnya MS Kaban dipilih sebagai ketua umum pada 1 Mei2005.
Dalam Pemilihan Umum Anggota Legislatif 2009, partai ini memeroleh suara sekitar 1,8 juta yang serata dengan 1,7% yang berarti tidak mampu meraih perolehan suara melebihi parliamentary threshold 2,5% sehingga berakibat pada tidak memiliki wakil seorang pun di DPR RI, meski di beberapa daerah pemilihan beberapa calon anggota DPR RI yang diajukan memenuhi persyaratan untuk ditetapkan sebagai Anggota DPR RI.
Dalam pemilu legislatif 2014, PBB meraih suara sebesar 1 sampai 2 persen yang dianggap tidak lolos bersama PKPI.
Namun, partai yang memperjuangkan syari'at Islam masuk dalam sistem hukum di Indonesia sebagai icon perjuangannya ini, masih memiliki sekitar 400 Anggota DPRD baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.
Sejak Muktamar ke-3, April 2010, di Medan partai ini telah menetapkan kembali MS Kaban sebagai Ketua Umum Sedangkan BM Wibowo Hadiwardoyo mantan Sekjen Organisasi massa Islam Hidayatullah diangkat sebagai Sekretaris Jenderal dan Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, SH., M.Sc. sebagai Ketua Majelis Syura sedangkan DR. Fuad Amsyari sebagai Ketua Dewan Kohormatan Partai.
Partai ini kemudian diloloskan KPU sebagai peserta pemilu 2014 dan mendapat nomor urut 14.
Pada 26 April2015, Yusril Ihza Mahendra terpilih kembali sebagai Ketua Umum Partai Bulan Bintang di Muktamar IV PBB[7] menggantikan MS Kaban. Ia terpilih terpilih secara aklamasi setelah calon lainnya Rhoma Irama tidak datang ke arena muktamar pada pemilihan ketua umum.[8]
Pada Pemilihan Umum Legislatif dan Pemilihan Presiden yang diselenggarakan serentak pada 17 April 2019, Partai Bulan Bintang bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju yang mendukung Joko Widodo sebagai presiden untuk periode kedua. Namun, pada pemilihan legislatif Partai Bulan Bintang hanya meraih suara sebanyak 0,79% (1.099.848 suara) sehingga tidak berhasil lolos ambang batas parlemen atau parlementary treshold sebesar 4%.[butuh rujukan]
Pada Kamis, 26 September 2019, Yusril Ihza Mahendra kembali terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Partai Bulan Bintang periode 2019-2024 di Muktamar V Partai bulan Bintang yang berlangsung di Tanjung Pandan, Belitung.[butuh rujukan]
^Sejarah Singkat, PBB, Archived from the original on 15 April 2014, diakses tanggal 13-04-2014Periksa nilai tanggal di: |access-date= (bantuan)Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)
^Al-Hamdi, Ridho (2017). Moving towards a Normalised Path: Political Islam in Contemporary Indonesia. (dalam bahasa Inggris). JURNAL STUDI PEMERINTAHAN. Vol. 8 No. 1, February 2017. pp.53, 57, 62.
^ abSetiawan, Bambang; Bestian, Nainggolan, ed. (2004). Partai-Partai Politik Indonesia: Ideologi dan Program 2004–2009. Jakarta: Kompas. hlm. 31–36, 58–66. ISBN979-709-121-X.
^"Struktur DPP PBB". Partaibulanbintang.com. Divisi Komunikasi Partai Bulan Bintang. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-27. Diakses tanggal 27 Januari 2018.