Jalur kereta api Cilacap–Yogyakarta

Jalur kereta api Cilacap–Yogyakarta
Bekas emplasemen Stasiun Soka setelah nonaktif, 2022
Ikhtisar
JenisJalur kereta api rel berat
StatusBeroperasi
Tidak beroperasi (Kutoarjo–Purworejo)
LokasiJawa Tengah
TerminusCilacap Pelabuhan
Purworejo
Yogyakarta
Stasiun40
Operasi
Dibuka20 Juli 1887
PemilikDirektorat Jenderal Perkeretaapian
Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
Kadipaten Pakualaman
OperatorPT Kereta Api Indonesia
Daerah Operasi V Purwokerto (Cilacap–Kutoarjo–Purworejo)
Daerah Operasi VI Yogyakarta (Montelan–Yogyakarta)
KAI Commuter (Kutoarjo–Yogyakarta)
KAI Bandara (percabangan menuju YIA)
Karakteristik lintasRel lintas datar dengan latar belakang pegunungan
Depo
  • Daerah Operasi V Purwokerto
    • Purwokerto (Cilacap Pelabuhan–Sumpiuh)
    • Kutoarjo (Gombong–Purworejo)
  • Daerah Operasi VI Yogyakarta
    • Yogyakarta (Montelan–Yogyakarta)
  • KAI Bandara: Yogyakarta
  • KAI Commuter: Yogyakarta
Data teknis
Panjang lintas175 kilometer (109 mi)
Jenis relR54
Lebar sepur1.067 mm
Elektrifikasi-
Kecepatan operasi40–120 kilometer per jam (25–75 mph)
Titik tertinggi+113 meter (371 ft) (Yogyakarta)
Peta rute
elev (M)
atau panjang (m)
dalam meter

22+730
Cilacap Pelabuhan
20+755
Cilacap
+8 M
17+500
Rawabasum
3+035
Karangtalun
+6,75 M
Right arrow 0+000
Left arrow 13+575
Gumilir
+7 M
9+350
Karangkandri
+8 M
5+867
Kalisabuk
3+786
Cligir
1+966
Kasugihan
388+350
ke Pasarkliwon
(BOO–PDL–KH Right arrow)
BH 1549
Jembatan Maos
385 m
Depot minyak
Pertamina
390+078
0+000
Maos
+8 M
ke Pasar Maos
(MA–PKT Right arrow)
Nasional 18 di Jawa Tengah
Jalur Lintas Tengah
Pulau Jawa
Jalan Provinsi
(Sampang-Maos)
396+496
Sikampuh
+8 M
ke Randegan
(CKP–CN–KYA Right arrow)
402+776
Kroya
+11 M
409+602
Kemranjen
+7 M
414+794
Sumpiuh
+17 M
Nasional 7 di Jawa Tengah
Jalur Lintas
Selatan Jawa
Nasional 7 di Jawa Tengah
Jalur Lintas
Selatan Jawa
420+102
Tambak
+19 M
424+484
Ijo
+25 M
BH-1649
Terowongan Ijo
431+103
Gombong
+18 M
Nasional 7 di Jawa Tengah
Jalur Lintas
Selatan Jawa
438+954
Karanganyar
+14 M
442+875
Sruweng
+13 M
447+916
Soka
+22 M
BH 1751
Jembatan Renville
100 m
450+808
Kebumen
+21 M
455+558
Wonosari
+15 M
459+475
Kutowinangun
+13 M
Nasional 7 di Jawa Tengah
Jalur Lintas
Selatan Jawa
466+760
Prembun
+9 M
473+573
Butuh
+10 M
478+851
Kutoarjo
+16 M
BH ?
Jembatan Kali Jali
ke Besole
(Cabang PWR Right arrow)
Daop 5 PWT
Daop 6 YK
484+679
Montelan
+19 M
490+599
Sendang
492+558
Jenar
+18 M
BH 1947
Jembatan
Kali Bogowonto
160 m
495+323
Karangjati
Nasional 7 di Jawa Tengah
Jalur Lintas
Selatan Jawa
500+836
Wojo
+14 M
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
ke
Yogyakarta
International Airport
507+722
Kedundang
+11 M
509+383
Pakualam
514+488
Wates
+18 M
520+265
Kalimenur
+35 M
524+633
Sentolo
+54 M
BH 2034
Jembatan Mbeling
138 m
530+819
Sedayu
Depot minyak
Pertamina
533+674
Rewulu
+88 M
538+253
Patukan
+88 M
Jl. Siliwangi
Right arrow SCA–YK
Left arrow YK–PLP–SWG
Depo lokomotif
Yogyakarta
542+494
Yogyakarta
awal
elektrifikasi
+113 M
Left arrow Jl. Malioboro
Right arrow Jl. Margo Utomo
ke Lempuyangan
(Down arrow SM-YK)

elev. (M)
atau panjang (m)
dalam meter

0+000
Kedundang
jalur utama
+11 M
Nasional 7
Jalur Lintas
Selatan Jawa
5+465
Yogyakarta
International Airport
Airport interchange
+22 M

elev. (M)
atau panjang (m)
dalam meter

Up arrow Jalur utama
478+851
Kutoarjo
+16 M
BH ?
Jembatan Kali Jali
2+493
Besole
Nasional 7 di Jawa Tengah
Jalur Lintas
Selatan Jawa
3+906
Batoh
5+907
Grantung
8+467
Kenteng
11+688
Purworejo
+63 M



 
elev (M)
atau panjang (m)
dalam meter

Jalur kereta api Cilacap–Yogyakarta adalah salah satu dari koridor jalur kereta api utama di Pulau Jawa yang memiliki panjang 175 kilometer (109 mi). Jalur kereta api ini termasuk dalam Daerah Operasi V Purwokerto di segmen Cilacap–Purworejo serta VI Yogyakarta di segmen Montelan–Yogyakarta. KAI Commuter mengoperasikan Commuter Line Prambanan Ekspres (Prameks) di rute Kutoarjo–Yogyakarta, sedangkan KAI Bandara mengoperasikan Lin Yogyakarta International Airport (YIA) dari Yogyakarta menuju Bandara Internasional Yogyakarta (YIA). Jalur ini secara kolektif merupakan bagian dari jalur lintas selatan Jawa membentang dari barat ke timur yang melayani kereta api penumpang maupun kereta api barang, sejajar dengan pantai selatan di Jawa Tengah dan sepenuhnya berada di dataran rendah.

Di bagian tengah terdapat Terowongan Ijo, salah satu terowongan KA yang cukup panjang di Jawa Tengah, menembus pegunungan karst Gombong Selatan. Di sisi timur jalur ini (antara Prembun dan Kutoarjo) adalah jalur rawan banjir karena posisi geografisnya yang rendah dan melintasi daerah berawa. Uniknya, seluruh jalur kereta api di Daerah Istimewa Yogyakarta berstatus sebagai Sultan Ground dan Paku Alam Ground.[1]

Saat ini lintas Kroya–Yogyakarta sudah berupa jalur ganda, tetapi lintas Kroya–Cilacap dan Kroya–wesel pemisah Kasugihan masih berupa jalur tunggal dan jalur percabangan Cilacap–Pelabuhan Tanjung Intan dan Kutoarjo–Purworejo juga tunggal tetapi masih tidak aktif. Terdapat beberapa jembatan tinggi di jalur ini, yaitu yang melintasi Kali Progo (Jembatan Mbeling).

Setelah melewati Stasiun Kutoarjo, jalur ini mengitari ujung selatan Pegunungan Menoreh, lalu berbelok ke arah timur laut menuju Stasiun Yogyakarta, kemudian ke timur dan timur laut hingga mencapai Stasiun Solo Balapan di tengah Kota Surakarta. Jalur tersebut juga menghubungkan DKI Jakarta atau Jawa Barat dengan Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur meskipun rute utama Jakarta–Surabaya adalah lintas utara Jawa (melalui Kota Semarang).

Sejarah

Awal pembangunan

Jalur kereta api ini dahulu bermula dari negosiasi yang dibuat pada tahun 1875, yang dilakukan antara Pemerintah Kolonial Hindia Belanda dan Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), sehubungan dengan perkembangan konsesi jalur Semarang–Vorstenlanden yang akan mengarah pada hal berikut:[2]:35

  • rencana jalur Solo–Madiun (segmen Solo Balapan–Surabaya) akan disambung dengan Semarang–Vorstenlanden, dengan lebar sepur eksisting diubah dari 1.435 mm (4 ft 8+12 in) menjadi 1.067 mm (3 ft 6 in)
  • NIS akan memperoleh konsesi untuk jalur dari Cilacap–Yogyakarta.

Proposal NIS, meski telah diserahkan kepada Kementerian Urusan Jajahan, kurang mendapatkan perhatian sehingga mengalami banyak pengubahan. Di Hindia Belanda, orang-orang mengkritik proposal itu, termasuk David Maarschalk. Menteri Van Goltstein kemudian mengusulkan agar transaksi ini dicatat dalam perjanjian, sebagai berikut:[2]:35

  • pengambilalihan jalur kereta api Batavia–Buitenzorg, dengan nilai transaksi sebesar ƒ5.000.000,
  • rencana pengubahan lebar sepur untuk lintas kereta api Semarang–Vorstenlanden,
  • rencana jalur Solo–Madiun, dan
  • rencana jalur Cilacap–Yogyakarta.

Pengganti Goltstein, F. Alting Mees, sepakat dengan transaksi tersebut. Namun, ia mengajukan pengubahan proposalnya, termasuk menambah jalur kereta api Yogyakarta–Magelang dan menghubungkannya dengan konsesi Yogyakarta–Cilacap. Pada tanggal 13 Juni 1877, kontrak akhirnya ditandatangani dan konsesi diberikan, tergantung pada persetujuan lebih lanjut terhadap beberapa pasal hukum. Rancangan undang-undang yang membahas hal tersebut telah diserahkan ke Tweede Kamer pada akhir bulan tersebut.[2]:35

Saat proyek-proyek yang dilaksanakan Staatsspoorwegen (SS) sudah mencapai tahap konstruksi, David Maarschalk menyerahkan detail engineering design (DED) untuk jalur kereta api Cilacap–Yogyakarta pada 3 November 1880. Dua belas hari setelahnya, ia menyatakan pensiun dari Kepala SS, dan posisi Kepala SS digantikan oleh Direktur Tekniknya kala itu, H.G. Derx.[2]:37 Berikutnya, pada akhir tahun 1883 Pemerintah Hindia Belanda menerima tiga permohonan pembangunan jalur kereta api Yogyakarta–Cilacap, yaitu dari tim rekayasa dan rancang bangun SS, J. K. Kempees dan Th. A.M. Ruys,Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM), serta A.W. Egter van Wissekerke dan M.A. van Walcheren, yang permintaannya terus dipertimbangkan sampai Pemerintah Kerajaan Belanda, sehingga memutuskan bahwa proyek kereta api Cilacap–Yogyakarta dilaksanakan oleh dan atas nama Negara.[2]:42

Potret tentara Belanda dan petugas kesehatan dari Palang Merah menunggu evakuasi tentara Republik. Sekitar Gombong, 8 Agustus 1948.

Proyek ini tidak selalu berjalan mulus. Rancangan awal Maarschalk malah dibatalkan, sementara hubungan antara Surabaya dengan Pelabuhan Ujung justru dihapus dari alokasi dana APBN Hindia Belanda tahun 1883. Hal ini terjadi sebagai imbas dari Perang Aceh, turunnya harga kopi, serta biaya pekerjaan umum, membuat keuangan Hindia Belanda menjadi terpuruk, sehingga memaksa memaksa Menteri W.M. de Brauw dan F.G. van Bloemen Waanders untuk membatasi belanja negara. Campur tangan negara di Tweede Kamer terus-menerus dikritik oleh J.L. de Bruyn Kops, pendiri dan editor majalah de Economist, banyak Menteri yang tidak memperoleh dukungan dari Tweede Kamer, selain anggota L. Oldenhuis Gratama. Terlebih lagi, sikap setengah hati Menteri van Bloemen Waanders, yang ingin memangkas proyek pembangunan rel kereta api oleh Negara dan “membagi” penyelesaian rencana yang disusun dalam jangka waktu yang lebih panjang, justru tidak memberi kepuasan bagi kedua belah pihak maupun oposisi.[2]:44

Maarschalk dan Groll pun menggagas usulan untuk mengambil alih konsesi jalur yang diproposalkan pemerintah, untuk dioperasikan oleh SS. Pada 29 Januari 1884, di hadapan Indisch Genootschap, Maarschalk mengembangkan gagasannya itu. Tawaran ini justru memicu kontroversi panas di media massa. Hal ini juga dibahas berulang kali dalam sidang Tweede Kamer; Namun, Menteri Van Bloemen Waanders menolak berpartisipasi, dan memilih mengundurkan diri ketika anggarannya disetujui saat menyerahkan surat-surat proposal kepada Tweede Kamer. Penggantinya, Tn. J.P. Sprenger van Eyk, semula mendukung rencana pengambilalihan proyek Surabaya–Ujung dan Cilacap–Yogyakarta. Setelah melalui perdebatan sengit dalam sidang Tweede Kamer, akhirnya disetujuilah dana tersebut, sehingga Menteri dapat memasukkan dalam Staatsblad No. 110 dan 111 tertanggal 20 Juli 1884 tentang pembangunan jalur kereta api Surabaya–Ujung dan dari Yogyakarta ke Cilacap dengan cabang dari Kutoarjo ke Purworejo. Jalur Cilacap–Yogyakarta akhirnya dibuka pada 20 Juli 1887.[2]:45

Hubungan Bandung–Yogyakarta kala itu belum terbentuk. Semula, SS merencanakan akan membangun jalur dengan rute Tasikmalaya–Cilacap, yang nantinya disambungkan dengan Stasiun Cilacap Pelabuhan. Namun, karena trase yang akan dibangun melewati rawa-rawa, proyek menjadi semakin menantang, ditambah tidak adanya warga yang tinggal di lokasi proyek, serta banyak di antara pekerjanya yang terserang malaria. Di samping itu, Cilacap sudah tak lagi memainkan peranan penting dalam sektor pertahanan dan keamanan. Sebagai akhir rancangan ini, dipilih titik akhir jalur di emplasemen Stasiun Kasugihan, dan stasiun besar untuk penumpang umum dibuat di Maos.[3]

Jalur ganda dan jalur lingkar zaman kolonial

Dahulu terdapat jalur ganda antara Stasiun Cilacap dan Stasiun Gumilir, dan melewati bekas perhentian Rawahbasum (Rawapasung).[4] Jalur dan stasiunnya dibuat karena permintaan masyarakat Sidanegara dan Gunungsimping, Cilacap Tengah, Cilacap karena jaraknya dengan Stasiun Cilacap dan Gumilir terlalu jauh.

Perhentian Rawahbasum dahulu hanya dijadikan perhentian sementara karena dua stasiun itu cukup sibuk untuk angkutan komoditas. Bahkan pada tahun 1945, pernah dibuat jalur kereta api lingkar menuju perhentian ini sehingga KA barang yang tiba di Cilacap Pelabuhan tidak perlu membalik arah menuju Stasiun Cilacap lagi.[5] Namun, saat ini lintas lingkar tersebut sudah tidak aktif, dan KA lebih banyak yang tidak berhenti di perhentian Rawahbasum.[6]

Perhentian Rawahbasum diduga dibongkar karena adanya pembangunan jaringan pipa Pertamina dengan rute Cilacap–Rewulu.[butuh rujukan]

Pascakemerdekaan: Agresi Militer Belanda II

Pada masa Agresi Militer Belanda II, jalur ini sempat dihancurkan. Sejumlah 325 unit jembatan sempat dirobohkan beserta sebagian besar stasiun-stasiunnya., Para pejuang sengaja membumihanguskan jembatan-jembatan tersebut untuk menghambat pergerakan serdadu Belanda menggunakan kereta api. Jembatan Mbeling, yang menjadi jembatan yang cukup vital pada jalur lintas selatan Jawa, masih harus diperbaiki hingga akhirnya rampung dan dapat digunakan lagi mulai tanggal 17 Juni 1951.[7]

Pembangunan jalur ganda Kutoarjo–Yogyakarta

Jalur ganda segmen Kutoarjo–Yogyakarta dimulai pembangunannya pada 2004 dan rampung pada 2007. Diresmikan pada tanggal 22 Januari 2008 oleh Presiden RI saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono, jalur ganda ini menghabiskan dana sebesar Rp900 miliar rupiah dengan pinjaman dana dari Jepang melalui Japan Bank for International Cooperation (JBIC), kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (sebelum tugas penyelenggaraan perkeretaapian dilimpahkan ke Direktorat Jenderal Perkeretaapian). Di dalam pidatonya di Stasiun Kutoarjo, SBY mengatakan bahwa kapasitas lintas jalur KA lintas selatan Jawa, khususnya Kutoarjo–Yogyakarta semakin padat dan banyaknya persilangan yang dianggap tidak efektif bagi perjalanan kereta api yang lebih cepat dan tepat waktu. Di samping meresmikan jalur ganda segmen ini, ia juga meresmikan operasional Depo KRL Depok. Menanggapi peresmian tersebut, Kadaop V Purwokerto saat itu, Noor Hamidi, juga memaparkan rencana pembangunan jalur ganda lintas tengah dan selatan Jawa.[8]

Di samping membangun jalur ganda, PT Kereta Api juga memutuskan menutup dua stasiun karena sudah tidak lagi melayani penumpang dan lokasinya yang tidak strategis, yaitu Stasiun Kedundang dan Montelan. Secara rinci, pembukaan jalur ganda ini terbagi menjadi beberapa segmen, yakni:[9][10]

  • Kutoarjo–Wojo pada 17 Agustus 2007
  • Wojo–Wates pada 18 Juli 2007
  • Wates–Rewulu pada 28 Agustus 2007
  • Sisa proyek dirampungkan seluruhnya pada 25 September 2007

Pembangunan jalur ganda Kroya–Kutoarjo

Setelah 2008 sukses dengan jalur ganda ruas Kutoarjo–Yogyakarta, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) memulai melanjutkan proyek jalur ganda untuk rute Kroya–Kutoarjo. Proyek ini sedianya dimulai tahun 2013 dengan melakukan pendataan terhadap bangunan terdampak jalur ganda di bantaran rel. Untuk melaksanakan proyek tersebut, Direktorat Jenderal Perkeretaapian melalui Balai Teknik Perkeretaapian wilayah Jawa bagian Tengah (sekarang BTP Semarang) membentuk satuan kerja yang bernama Pengembangan Lintas Selatan Jawa (PLS). Dalam rencana tersebut, DJKA juga akan membangun Terowongan Ijo yang baru untuk menggantikan terowongan eksisting.[11]

Jalur ganda ini juga dibangun bersamaan dengan ruas Purwokerto–Kroya di lintas tengah Pulau Jawa, begitu juga dengan Solo Balapan–Jombang. Mengingat kawasan antara Prembun dan Kutoarjo merupakan dataran sangat rendah dan berawa, pembangunan jalur ganda mengalami hambatan karena sering terjadi banjir saat musim hujan tiba. Genangan air yang memerlukan waktu yang lama untuk surut menyebabkan penimbunan tanah bantalan rel menjadi kurang efektif.[12]

Jalur ini selesai dengan diaktifkannya ruas terakhir (Gombong–Tambak) pada April 2020, juga dengan aktifnya Terowongan Ijo baru.[13] Pada tanggal 8 Oktober 2020, dilakukan acara peluncuran praresmi untuk jalur ini di Stasiun Solo Balapan, dihadiri Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.[14]

Jalur terhubung

Lintas aktif

Lintas nonaktif

Layanan kereta api

Penumpang

Antarkota

Lintas barat Jawa
Nama kereta api Relasi perjalanan
Ekonomi
Serayu Pasar SenenKiaracondongPurwokerto
Lintas selatan Jawa
Nama kereta api Relasi perjalanan
Eksekutif
Purwojaya GambirPurwokertoCilacap
Taksaka Gambir–Yogyakarta
Argo Lawu Gambir–Solo Balapan
Argo Dwipangga
Manahan
Argo Wilis BandungSurabaya Gubeng
Turangga
Argo Semeru Gambir–Surabaya Gubeng
Bima
Gajayana Gambir–Malang
Eksekutif-Bisnis
Baturraden Ekspres BandungPurwokerto
Eksekutif-Ekonomi Premium
Sawunggalih Pasar SenenKutoarjo
Fajar dan Senja Utama Yogyakarta Pasar Senen–Yogyakarta
Bogowonto Pasar Senen–Lempuyangan
Gajahwong
Fajar dan Senja Utama Solo Pasar Senen–Solo Balapan
Mutiara Selatan BandungSurabaya Gubeng
Malabar Bandung–Malang
Wijayakusuma Cilacap–Surabaya Gubeng–Ketapang
Eksekutif-Ekonomi
Lodaya BandungSolo Balapan
Malioboro Ekspres PurwokertoMalang
Kertanegara
Mataram Pasar Senen–Solo Balapan
Bangunkarta Pasar Senen–Jombang
Ranggajati CirebonSurabaya GubengJember
Gaya Baru Malam Selatan Pasar Senen–Surabaya Gubeng
Singasari Pasar Senen–Blitar
Ekonomi Premium
Kutojaya Utara Jakarta KotaKutoarjo
Jayakarta Pasar SenenSurabaya Gubeng
Ekonomi
Progo Pasar SenenLempuyangan
Jaka Tingkir Pasar Senen–Purwosari
Bengawan
Logawa PurwokertoSurabaya GubengJember
Pasundan KiaracondongSurabaya Gubeng
Kahuripan Kiaracondong–Blitar

Aglomerasi

Nama kereta api Kelas Relasi
Joglosemarkerto Eksekutif dan ekonomi Solo Balapan Semarang Tawang (searah jarum jam via Yogyakarta dan Purwokerto)
Solo Balapan (berlawanan arah jarum jam via Tegal dan Purwokerto)
Eksekutif-Ekonomi Premium Yogyakarta Cilacap
Kamandaka Eksekutif-Ekonomi Semarang Tawang

Barang

Nama kereta api Relasi perjalanan
Lintas selatan Jawa
Angkutan semen Solusi Bangun Indonesia Karangtalun Lempuyangan
Solo Balapan
Brambanan
Cirebon Prujakan
Angkutan avtur Pertamina Cilacap Rewulu
Angkutan pupuk Pupuk Indonesia Ceper
Prupuk
Angkutan logistik ONS Parcel Selatan Bandung Surabaya Kota
Angkutan BBM Pertamina Maos Larangan
Rewulu Madiun
Angkutan logistik ONS Parcel Tengah Kampung Bandan Malang
Lintas utara Jawa
Angkutan semen Solusi Bangun Indonesia Brumbung Karangtalun

Daftar stasiun

Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Lintas CilacapYogyakarta
Diresmikan pada tanggal 20 Juli 1887
oleh Staatsspoorwegen Westerlijnen
Termasuk dalam Daerah Operasi V Purwokerto
2301 Cilacap Pelabuhan CPH Jalan Selat Madura, Tambakreja, Cilacap Selatan, Cilacap km 22+730 lintas Maos-Cilacap
km 1+955 lintas Cilacap-Cilacap Pelabuhan
Tidak beroperasi
2310 Cilacap CP Jalan KS Tubun, Tambakreja, Cilacap Selatan, Cilacap km 20+755 lintas Maos-Cilacap +8 m Beroperasi
Rawabasum RA km 17+500 Tidak beroperasi
2311 Gumilir GM Jalan Stasiun Gumilir, Gumilir, Cilacap Utara, Cilacap km 13+575 lintas Maos-Cilacap
km 0+000 lintas Gumilir-Karangtalun
+7 m Beroperasi
2312 Karangkandri KKD Nasional 7 di {{Rute/Kode daerah Jalan Soekarno-Hatta/Raya Kebumen-Cilacap, Menganti, Kesugihan, Cilacap km 9+350 +8 m Beroperasi
2314 Kalisabuk KSBK Jalan Stasiun, Banteran, Kalisabuk, Kesugihan, Cilacap km 5+867 Tidak beroperasi
Cligir km 3+786 Tidak beroperasi
2313 Kasugihan KH Jalan Stasiun, Kesugihan, Kesugihan, Cilacap km 388+350 lintas Bogor-Yogyakarta
km 1+966 lintas Maos-Cilacap
+9 m Beroperasi
Wesel pemisah Kasugihan arah Banjar
BH 1549
Jembatan Kali Serayu Maos
2016 Maos MA Jalan Stasiun Maos, Karangreja, Maos, Cilacap km 390+078 lintas Bogor-Yogyakarta
km 0+000 lintas Maos-Cilacap
+8 m Beroperasi
2017 Sikampuh SKP Sikampuh, Kroya, Cilacap km 396+496 +8 m Beroperasi
2018 Kroya KYA Jalan Stasiun Kroya, Bajing, Kroya, Cilacap km 377+122 lintas Jakarta-Kroya
km 402+776 lintas Bogor-Yogyakarta
+11 m Beroperasi
2019 Kemranjen KJ Sibalung, Kemranjen, Banyumas km 409+602 +7 m Beroperasi
2021 Sumpiuh SPH Jalan Stasiun Sumpiuh, Sumpiuh, Sumpiuh, Banyumas km 414+794 +17 m Beroperasi
2022 Tambak TBK Nasional 7 di {{Rute/Kode daerah Jalan Raya Tambak, Karangpucung, Tambak, Banyumas km 420+102 +19 m Beroperasi
2023 Ijo IJ Jalan Jatijajar, Bumiagung, Rowokele, Kebumen km 424+484 +25 m Beroperasi
BH 1649
Terowongan Ijo
panjang: 580 m
letak: km 425+125
Dibangun pada tahun 1885–1886
2024 Gombong GB Jalan Stasiun Gombong, Wonokriyo, Gombong, Kebumen km 431+103 +18 m Beroperasi
2025 Karanganyar KA Jalan Stasiun Karanganyar, Karanganyar, Karanganyar, Kebumen km 438+954 +14 m Beroperasi
2026 Sruweng SRW Jalan Sruweng-Kejawang, Sruweng, Sruweng, Kebumen km 442+875 +13 m Beroperasi
2027 Soka SOA Jalan Stasiun Soka, Kedawung, Pejagoan, Kebumen km 447+916 +22 m Tidak beroperasi
BH 1751
Jembatan Renville
2028 Kebumen KM Jalan Stasiun Kebumen, Panjer, Kebumen, Kebumen km 450+808 +21 m Beroperasi
2029 Wonosari WNS Nasional 7 di {{Rute/Kode daerah Jalan Raya Kebumen-Purworejo, Wonosari, Kebumen, Kebumen km 455+558 +15 m Beroperasi
2031 Kutowinangun KWN Jalan Stasiun Kutowinangun, Kuwarisan, Kutowinangun, Kebumen km 459+475 +13 m Beroperasi
2032 Prembun PRB Jalan Stasiun Prembun, Prembun, Prembun, Kebumen km 466+760 +9 m Beroperasi
2033 Butuh BTH Butuh, Butuh, Purworejo km 473+573 +10 m Beroperasi
Wilayah Kerja KAI Commuter
2040 Kutoarjo KTA Jalan Merpati, Semawung Daleman, Kutoarjo, Purworejo km 478+851
km 0+000 (lintas cabang ke Purworejo)
+16 m Beroperasi
BH ?
Jembatan Sungai Jali
Termasuk dalam Daerah Operasi VI Yogyakarta
3001 Montelan MTL Kertosono, Banyuurip, Purworejo km 484+679 +19 m Tidak beroperasi
Sendang SEN km 490+599 Tidak beroperasi
3003 Jenar JN Jalan Stasiun Jenar, Bragolan, Purwodadi, Purworejo km 492+558 +18 m Beroperasi
BH 1947
Jembatan Kali Bogowonto
3004 Karangjati (Purworejo) KAR km 495+323 Tidak beroperasi
3005 Wojo WJ Jalan Stasiun Wojo, Dadirejo, Bagelen, Purworejo km 500+836 +14 m Beroperasi
Perbatasan Provinsi Jawa Tengah
Perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta
3006 Kedundang KDG Kulur, Temon, Kulon Progo km 507+722 +11 m Beroperasi
3007 Pakualam PKM km 509+383 Tidak beroperasi
3008 Wates WT Jalan Sepur, Wates, Wates, Kulon Progo km 514+488 +18 m Beroperasi
3009 Kalimenur KLR Sukoreno, Sentolo, Kulon Progo km 520+265 +35 m Tidak beroperasi
3011 Sentolo STL Sentolo, Sentolo, Kulon Progo km 524+633 +54 m Beroperasi
BH 2034
Jembatan Mbeling
panjang: 138 m
dibangun ulang 16 Februari 1933
3012 Sedayu SDY Argosari, Sedayu, Bantul km 530+819 Tidak beroperasi
3013 Rewulu RWL Argomulyo, Sedayu, Bantul km 533+674 +88 m Beroperasi
3014 Patukan PTN Ambarketawang, Gamping, Sleman km 538+253 +88 m Beroperasi
Batas elektrifikasi lintas Yogyakarta–Palur
3020 Yogyakarta YK Jalan Margo Utomo 1, Sosromenduran, Gedongtengen, Yogyakarta km 167+051 lintas Semarang Tawang-Brumbung-Gundih-Solo Balapan-Yogyakarta
km 542+494 lintas Bogor-Bandung-Banjar-Kutoarjo-Yogyakarta
km 1+040 lintas Yogyakarta-Magelang Kota-Ambarawa
km 0+067 lintas Yogyakarta-Palbapang
+113 m Beroperasi

Percabangan menuju Purworejo

Segmen Kutoarjo–Purworejo menghubungkan dua kota berdekatan, Kutoarjo dan pusat pemerintahan kabupaten, Purworejo. Jalur ini pendek, hanya sekitar 11 km. Alasan jalur ini dibuat untuk mendukung logistik kemiliteran karena kota Purworejo adalah kota yang relatif baru, didirikan oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda sebagai tangsi militer.

Pada tahun 1976 jalur ini sempat dinonaktifkan,[15] tetapi desakan dari warga dan Pemerintah Kabupaten Purworejo dan sekitarnya (bahkan dari daerah selatan Magelang) membuat jalur ini kembali diaktifkan terbatas berdasarkan pengumuman Perumka pada Desember 1995 untuk mendukung operasi kereta api pengumpan (Feeder Purworejo).[16] Pada bulan November 2010, jalur kereta api ini sepenuhnya dinonaktifkan. Rencana reaktivasi sudah digaungkan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian, dengan Stasiun Purworejo akan melayani layanan kereta api antarkota dan komuter yang akan diselesaikan pada bulan November atau Desember 2023.[17][18] Namun, rencana ini belum terealisasi.

Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Lintas Kutoarjo–Purworejo
Diresmikan pada tanggal 20 Juli 1887
oleh Staatsspoorwegen
Ditutup pada November 2010
Besole BRS Besole, Bayan, Purworejo km 2+493 Tidak beroperasi
2053 Batoh BOH 3+906 Tidak beroperasi
2052 Grantung GRA km 5+907 Tidak beroperasi
2051 Kenteng KTG km 8+467 Tidak beroperasi
2050 Purworejo PWR Jalan Mayjend Sutoyo, Kota Purworejo km 11+688 +63 m Reaktivasi

Percabangan menuju Karangtalun

Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Segmen GumilirKarangtalun
Termasuk dalam Daerah Operasi V Purwokerto
2311 Gumilir GM Jalan Stasiun Gumilir, Gumilir, Cilacap Utara, Cilacap km 13+575 lintas Maos-Cilacap
km 0+000 lintas Gumilir-Karangtalun
+7 m Beroperasi
2315 Karangtalun KRL Jalan Nusantara, Komplek Pabrik Solusi Bangun Indonesia (Dahulu Semen Holcim Indonesia dan Semen Nusantara) Karangtalun, Cilacap Utara, Cilacap km 3+035 +6,75 m Beroperasi
23XX Karangtalun Lama KUN Jalan Nusantara, Komplek Pabrik Semen Nusantara Karangtalun, Cilacap Utara, Cilacap km 3+800 +6,5 m Tidak beroperasi

Percabangan menuju YIA

Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Wilayah Kerja KAI Bandara
Lintas Kroya-Yogyakarta
Segmen Percabangan menuju YIA
3006 Kedundang KDG Kulur, Temon, Kulon Progo km 507+615 lintas Bogor-Bandung-Banjar-Kutoarjo-Stasiun Yogyakarta
km 0+000 lintas Kedundang-Bandara Internasional Yogyakarta
+11 m Beroperasi
Yogyakarta International Airport YIA Bandara Internasional Yogyakarta, Temon, Kulon Progo km 5+465 +22 m Beroperasi

Keterangan:

  • Stasiun yang ditulis tebal merupakan stasiun kelas besar dan kelas I.
  • Stasiun yang ditulis biasa merupakan stasiun kelas II/menengah, III/kecil, dan halte.
  • Stasiun yang ditulis miring merupakan halte atau stasiun kecil yang nonaktif.

Referensi:

  • Stasiun aktif: [19]
  • Stasiun nonaktif: [20][21]
  • Pengidentifikasi stasiun: [22]
  • Penomoran lintas:
  • Tanggal pembukaan jalur: [2]:106-124


Referensi

  1. ^ Karjoko, Lego (2006). "Komparasi Antara Sistem Hukum Tanah Nasional dengan Sistem Hukum Tanah Keraton Yogyakarta". Yustisia. 68 (05–08): 60. 
  2. ^ a b c d e f g h Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co. 
  3. ^ "De spoorwegverbinding tusschen Oost- en West-Java". Bataviaasch nieuwsblad. 23 Oktober 1894. 
  4. ^ Topographic map of Java, Residency Banjoemas. Topographical Service in the Netherlands East Indies (TDNI), based on surveys carried out between 1789 and 1901.Retrieved from KIT
  5. ^ AFNEI: Tjilatjap 2nd edition Kaart 1945
  6. ^ Banjoemas.com: Jelajah Tjilatjap 1
  7. ^ 20 Tahun Indonesia Merdeka. Jakarta: Panitia Buku 20 Tahun Indonesia Merdeka. 1965. hlm. 212 dan 311. 
  8. ^ "Besok Presiden Resmikan Rel Ganda di Kutoarjo". Kompas.com. 2008-01-21. Diakses tanggal 2025-01-25. 
  9. ^ antaranews.com (2007-06-16). "Dua Stasiun KA Ditutup". Antara News. Diakses tanggal 2025-01-25. 
  10. ^ "Jalur Ganda Yogya-Kutoarjo Dapat Dioperasikan Saat Lebaran". detikcom. Diakses tanggal 2019-07-08. 
  11. ^ Andrianto, A. (2012-10-16). abidien, Zed, ed. "Rel Jalur Ganda Kroya-Kutoarjo Dibangun Tahun Depan". Tempo.co. 
  12. ^ Himawan, A. (2019-01-18). "Jalur Ganda Rel Kereta Api Jawa Tengah Selatan Selesai 2019". Suara.com. Jakarta: Arkadia Media Group. 
  13. ^ "Terowongan Ijo, Kebumen". Jakarta: PT Wijaya Karya Beton, Tbk. 
  14. ^ Ramdhani, Gilar (2020-10-17). "Fakta Menarik Jalur Ganda Rel Kereta Api 550 km dari Cirebon Hingga Jombang". Liputan 6. Jakarta: Surya Citra Media. 
  15. ^ "Setasiun Purworejo dan Kota Pensiunan". Berita Yudha. 15 Juli 1995. 
  16. ^ "Stasiun Lama Desember Akan Dioperasikan". Berita Yudha. 17 November 1995. 
  17. ^ "Stasiun Purworejo Diaktivasi, Ganjar Kenang Masa Muda Ngojek Angkut Penumpang KA" (Siaran pers). Semarang: Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah. 21 Mei 2023. 
  18. ^ Prasetya, S. (2014). "Purworejo (PWR): Menanti Dihidupkan Kembali". Majalah KA. 96: 7. ISSN 2087-9458. 
  19. ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Sumatra Bagian Selatan Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023. 
  20. ^ Subdirektorat Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  21. ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa. 
  22. ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia

Pranala luar

Peta rute:

KML is not from Wikidata

 

Prefix: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Portal di Ensiklopedia Dunia