Stasiun Sruweng (SRW) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Tanggeran, Sruweng, Kebumen. Stasiun yang terletak pada ketinggian +13 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi V Purwokerto. Stasiun ini berada agak jauh dari pusat kota Karanganyar, tepatnya terletak sekitar 300 meter sebelah utara jalan raya Gombong-Kebumen. Stasiun ini dikelilingi oleh hamparan sawah.[5]
Awalnya stasiun ini hanya memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus ditambah satu sepur badug di sisi timur stasiun.[5] Setelah jalur ganda resmi dioperasikan pada segmen Jembatan Renville (jembatan di sebelah barat laut Stasiun Kebumen) hingga Stasiun Karanganyar per 14 Desember 2019, tata letak jalur stasiun ini kini menjadi terlihat mirip dengan yang ada di Stasiun Plabuan dan Krengseng di lintas Tegal–Semarang. Jalur 1 hanya dijadikan sebagai sepur lurus untuk arah Kutoarjo saja, sedangkan sepur badug tersebut digeser dan dibangun ulang menjadi jalur 3 sebagai sepur lurus untuk arah Kroya. Bangunan stasiun eksisting dan bangunan "rumah dinas" yang merupakan bangunan lama stasiun[5] kini sudah dirobohkan dan digantikan dengan bangunan baru yang agak besar dan lebih modern. Selain itu, persinyalan elektrik lama produksi Westinghouse Rail Systems yang telah beroperasi sejak 1999 sudah digantikan dengan yang terbaru produksi PT Len Industri.
Saat ini tidak ada kereta api yang berhenti di stasiun ini, kecuali jika terjadi penyusulan antarkereta api,Pemandanganya yang indah di sore hari kerap menjadi spot nongkrong bagi anak muda hingga dewasa,Terkadang terlihat nampak Gunung Slamet dibagian Barat Laut Stasiun.Di bagian timur terdapat perlintasan KA Yang Jalanya membentuk letter U atau tapal kuda
Ke arah tenggara stasiun ini, sebelum Stasiun Kebumen, terdapat Stasiun Soka yang sudah dinonaktifkan sejak jalur ganda di lintas tersebut dioperasikan.
Stasiun ini memiliki ciri khas berupa bel stasiun ditepinya sungai serayu yang cukup unik instrumentalnya.
Insiden
Pada tanggal 26 Juli 2018 pukul 07.01, seorang petani tewas disambar kereta api Logawa di dekat Stasiun Sruweng. Kejadian bermula saat seorang petani, hendak mengambil bekal makanan disaat istirahat makan siang, di hari panen raya. Namun, rekan-rekannya sama sekali tidak mengetahui kalau ia sendiri tersambar oleh KA Logawa. Mereka baru mengetahuinya setelah Polsuska dan satpam stasiun datang ke TKP.[6]
Galeri
Referensi
- ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Jawa Tahun 2023 (PDF). Bandung: Kereta Api Indonesia (Persero). 14 April 2023. hlm. 35. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 11 Mei 2023. Diakses tanggal 31 Agustus 2024 – via Direktorat Jenderal Perkeretaapian.
- ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.
- ^ Susanti, D.M. (Januari 2008). Kajian atas Pengelolaan Pengetahuan dalam Pengoperasian Teknologi Persinyalan Kereta Api (Studi Kasus Daop 2 Bandung) (Tesis S2). Program Magister Studi Pembangunan, Sekolah Arsitektur, Pengembangan, dan Perencanaan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.
- ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46).
- ^ a b c Prasetya, S. (2014). "Sruweng (SRW): Sepi Hanya Memiliki Dua Jalur". Majalah KA. 96: 16.
- ^ "Petani Sruweng Tewas Tertabrak KA Logawa". RADAR Banyumas. 2018-07-27. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-03. Diakses tanggal 2019-08-03.