Stasiun Patukan
Stasiun Patukan (PTN) merupakan stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Ambarketawang, Gamping, Sleman, tepatnya sekitar 100 meter sebelah timur jalan raya Sidoarum–Gamping. Stasiun yang terletak pada ketinggian +88 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi VI Yogyakarta dan merupakan stasiun kereta api yang letaknya paling barat di Kabupaten Sleman. Nama stasiun ini berasal dari nama pedukuhan bernama sama tempat stasiun ini berada. Jika sore hari, tempat ini ramai dikunjungi masyarakat sekitar stasiun, bahkan dari daerah-daerah di sekitar Dusun Patukan. Tidak ada kereta api yang berhenti di stasiun ini, kecuali jika terjadi penyusulan antarkereta api atau dalam kasus yang sangat jarang terjadi, saat emplasemen di stasiun kereta api terminal Kota Yogyakarta seperti Yogyakarta dan Lempuyangan penuh sehingga KA harus singgah terlebih dahulu di stasiun ini untuk menunggu antrean. Dahulu stasiun ini memiliki percabangan menuju Pabrik Gula Demakijo, tetapi setelah PG tersebut berubah menjadi Kompi Kavaleri Panser 2 dan Kompi Senapan C, jalur tersebut ditutup untuk pembangunan Jalan Ring Road Barat Kota Yogyakarta. Bangunan dan tata letakAwalnya, stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 yang lama merupakan jalur lurus.[4] Sejak beroperasinya jalur ganda di segmen Kutoarjo–Yogyakarta pada 25 September 2007, tata letak stasiun ini mengalami perubahan total, dengan jalur 1 yang lama diubah menjadi jalur 2 sebagai sepur lurus arah hulu (Yogyakarta), dan jalur 2 yang lama diubah menjadi jalur 3 sebagai sepur lurus arah hilir (Kutoarjo). Jalur 1 yang baru dan jalur 4 dibangun sebagai sepur belok, lalu jalur 5 dibangun sebagai jalur simpan dan dipasang perintang sarana tipe kupu-kupu.[5] Selain itu, stasiun ini kini menggunakan bangunan baru yang dibangun oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian; bangunan lama stasiun ini yang merupakan peninggalan DKA terkena dampak pembangunan jalur 1 yang baru sehingga dirobohkan. Pada peron dekat ruang kepala stasiun terdapat prasasti peresmian jalur ganda Kutoarjo–Yogyakarta. Prasasti ini dipasang pada November 2007, yang proses pembangunannya mendapat pinjaman dari Jepang melalui Japan Bank for International Cooperation.[6]
InsidenPada tanggal 24 November 2016, seorang warga tewas ditabrak kereta api Gajahwong saat hendak memasuki Stasiun Patukan. Pihak PT KAI Daop VI Yogyakarta kemudian mengimbau kepada warga agar tidak beraktivitas di jalur kereta api.[7] Referensi
|