Marriott International, Inc. (Nasdaq: MAR) adalah perusahaan hotel Amerika Serikat yang mengelola dan mewaralabakan berbagai merek hotel dan fasilitas penginapan. Didirikan oleh J. Willard Marriott, perusahaan ini sekarang dipimpin oleh cucunya, Chairman David Marriott, sementara posisi President dan CEO dijabat oleh Anthony G. Capuano.
Hingga akhir tahun 2023, Marriott International mengelola 8.785 properti di lebih dari 80 negara dan wilayah di seluruh dunia, dengan total jumlah kamar yang mencapai lebih dari 1,5 juta. Properti-properti tersebut mencakup hotel, rumah tinggal, rumah kepemilikan liburan, dan yacht.[1][3][4][5]
Sejarah
Cikal bakal Marriott International dapat ditelusuri pada perusahaan restoran yang didirikan pada tahun 1927 oleh John Willard Marriott, seorang misionaris Mormon asal Utah.[6] Marriott dan istrinya, Alice, memulai usaha Hot Shoppes yang awalnya hanya berupa kios yang menjual A&W Root Beer, namun seiring waktu berkembang menjadi sebuah waralaba restoran cepat saji. Pada tahun 1932, Marriott memiliki 7 gerai Hot Shoppes di wilayah Washington, D.C..[7]
Pada 16 Januari 1957, Hot Shoppes mulai bergeliat di bisnis perhotelan dengan membuka Twin Bridges Motor Hotel di Arlington, Virginia, awalnya sebagai waralaba Quality Courts United.[8] Hotel kedua yang dibuka, Key Bridge Marriott, juga dibuka di Arlington dua tahun kemudian, dan merupakan hotel tertua yang dikelola oleh perusahaan hingga penutupannya pada tahun 2021.[9]
Pada tahun 1967, Hot Shoppes berganti nama menjadi Marriott Corporation.[10]
Antara tahun 1976 dan 2006, Marriott Corporation memiliki usaha di bidang taman bermain bernama Marriott's Great America, yang mengelola dua taman bermain di Illinois dan California. Kedua taman bermain tersebut masing-masing sudah diakuisisi oleh perusahaan Six Flags dan Cedar Fair sejak tahun 1984 dan 2006.[11]
Di awal tahun 1980an, Marriott Corporation mengalami kesulitan menjangkau pasar-pasar kecil yang tidak mendukung permintaan hotel kelas atas andalan mereka, Marriott Hotels. Untuk mengatasi hal tersebut, mereka mencetuskan merek hotel menengah bernama Courtyard by Marriott. Merek hotel ini cepat berkembang hingga menjadi merek Marriott dengan jumlah properti terbanyak sekarang.[12]
J. Willard Marriott meninggal pada 13 Agustus 1985. Setahun sebelumnya, dia sempat melihat pembukaan hotel pertama yang menyandang nama JW Marriott, didirikan untuk mengenang dirinya oleh putranya, Bill Marriott.[13]
Pada tahun 1987, Marriott Corporation membeli The Residence Inn (sekarang Residence Inn by Marriott), merek hotel yang dikenal sebagai pencetus bisnis extended-stay, kategori hotel yang ditargetkan untuk wisatawan yang hendak menginap jangka panjang.[14] Selain itu, pada tahun yang sama, Marriott Corporation meluncurkan Fairfield Inn (sekarang Fairfield by Marriott), merek hotel menengah yang menjadi saingan merek-merek hotel menengah seperti Days Inn, Hampton Inn, dan Red Roof Inn.[15] Kesuksesan kedua konsep hotel-hotel ini nantinya meyakinkan Marriott Corporation untuk meluncurkan dua merek hotel dengan konsep serupa pada tahun 1997, yakni SpringHill Suites dan TownePlace Suites. SpringHill Suites dipelopori oleh beberapa properti Fairfield yang mengusung konsep apartemen untuk keseluruhan ruangannya (all-suite),[16] sementara TownePlace Suites menargetkan wisatawan jangka panjang seperti Residence Inn.
Pada tahun 1993, Marriott Corporation melakukan pemisahan bisnis kepemilikan hotel menjadi perusahaan tersendiri bernama Host Marriott Corporation (sekarang Host Hotels & Resorts), sementara perusahaan yang mengelola hotel bernama Marriott International.[17]
Pada tahun 1995, Marriott International menjadi perusahaan perhotelan pertama yang menawarkan jasa reservasi online.[18] Pada tahun yang sama, Marriott membeli 49% saham The Ritz-Carlton Hotel Company.[19] Saham tersebut bertambah tiga tahun kemudian, menjadikan Marriott sebagai pemilik mayoritas The Ritz-Carlton Hotel Company.[20]
Pada tahun 1997, Marriott International membeli Renaissance Hotel Group N.V., pemilik merek Ramada dan Renaissance, dari perusahaan asal Hong Kong bernama New World Development seharga ̩$1 miliar, mengalahkan penawaran DoubleTree sebesar $890 juta.[21] Marriott International menjual merek Ramada ke Cendant Corp. (sekarang Wyndham) pada tahun 2004, sementara merek Renaissance masih tetap dipegang.[22]
Pada tahun 2001, Marriott International, melalui The Ritz-Carlton Hotel Company, menandatangani kontrak dengan Bulgari untuk mendirikan merek hotel mewah baru, dengan properti pertamanya di Milan. Setiap hotel didesain oleh Bulgari dan dikelola oleh Marriott. Setiap hotel juga menyediakan gerai toko yang menjual produk Bulgari.[23]
Sejak 19 Juli 2006, Marriott International menetapkan larangan merokok untuk hotel-hotelnya di Amerika Serikat dan Kanada.[24] Tahun berikutnya, Marriott International juga menjadi perusahaan hotel pertama yang melarang penggunakan lemak trans pada makanannya.[25]
Saat dunia bangkit dari krisis ekonomi 2008, Marriott International, yang saat itu terkenal karena merek-merek hotel merek yang dianggap kaku, meluncurkan koleksi hotel independen Autograph Collection pada tahun 2010. Merek ini mencakup hotel-hotel independen yang memiliki gaya dan inspirasi tersendiri, dan tidak menyandang hubungan mereka dengan Marriott International. Koleksi ini didesain untuk menyaingi The Leading Hotels of the World yang sudah lama merajai pasar merek hotel independen.[26]. Selain itu, di tahun yang sama, Marriott International menjalin kerjasama dengan Antonio Catalán, pemilik perusahaan hotel AC Hotels dari Spanyol, untuk mengelola jaringan hotel tersebut dengan nama "AC Hotels by Marriott",[27] serta Ian Schrager, pengusaha hotel asal Amerika Serikat, untuk meluncurkan merek hotel mewah EDITION.[28]
Pada Mei 2012, Marriott International membeli hak pengelolaan Gaylord Hotels, jaringan hotel pertemuan asal Amerika Serikat, seharga $210 juta.
Pada Januari 2014, Marriott International menyelesaikan transaksi pembelian Protea Hospitality Holdings, pemilik jaringan hotel Protea Hotels dari Afrika Selatan, seharga $186 juta.[29] Di tahun yang sama, Marriott International membuka hotel ke-4.000nya, Marriott Marquis di Washington, D.C.,[30] dan meluncurkan merek Moxy Hotels yang menargetkan kaum muda-mudi. Properti Moxy Hotels pertama dibuka di Eropa melalui kerjasama dengan IKEA, sebelum menyebar ke seluruh dunia.[31]
Pada 1 April 2015, Marriott International membeli Delta Hotels, jaringan hotel asal Kanada, seharga $168 juta.[32]
Per tanggal 23 September 2016, Marriott International membeli Starwood Hotels and Resorts Worldwide, perusahaan hotel yang sebelumnya sering disebut sebagai salah satu pesaing utama Marriott International di bisnis perhotelan.[33] Marriott International merogoh kocek sebesar $13,6 miliar, mengalahkan tawaran Anbang Insurance Group asal Tiongkok sebesar $13,16 miliar.[34] Transaksi ini menjadikan Marriott International sebagai perusahaan perhotelan terbesar di dunia, dengan total properti lebih dari 5.700 dengan 1,1 juta kamar, tersebar di 30 merek.[35]
Pada Oktober 2022, Marriott International mengumumkan pembelian merek hotel menengah City Express dari Meksiko seharga $100 juta. Jaringan hotel yang dapat ditemukan di Amerika Latin dan Karibia ini merupakan merek hotel Marriott pertama yang dikategorikan sebagai kelas menengah (midscale).[36]
Pada Juli 2023, Marriott International menjalin kerjasama dengan MGM Resorts International. Melalui kerjasama ini, sejumlah properti MGM Resorts di Amerika Serikat akan dikelola oleh Marriott, sementara sisanya dapat dipesan melalui aplikasi Marriott dengan berbagai keuntungan. Hal ini mengikuti pemutusan kontrak MGM Resorts dengan Hyatt pada tahun yang sama.[37]
Merek
Sejak pembelian Starwood, Marriott International mengelola hotel-hotelnya melalui 32 merek yang tersebar atas dua kategori besar, yakni Classic (Klasik) dan Distinctive (Istimewa). Setiap kategori juga dibagi atas empat tingkatan, yakni Luxury (Mewah), Premium (Purnajasa), Select (Jasa Khusus), dan Midscale (Menengah). Teks tebal menyatakan bahwa merek tersebut sebelumnya dimiliki oleh Starwood.[38]
Jumlah properti diambil dari laporan keuangan Marriott International tahun 2023.[1]
Merek hotel
Kategori
Nama
Jumlah Properti
Deskripsi
Mewah (Luxury)
Bulgari Hotels & Resorts
9
Merek hotel mewah, hasil kerjasama dengan Bulgari.
EDITION Hotels
19
Merek hotel mewah yang mengusung konsep minimalis dan kerumahan.
Properti-properti rumah tinggal yang Marriott jual dengan merek-merek hotel, seperti The Ritz-Carlton Residences dan W Residences.
Timeshare
93
Properti-properti liburan Marriott yang dioperasikan melalui sistem bagi hak kepemilikan (timeshare).
Yacht
1
Marriott mengoperasikan yacht yang dapat disewakan untuk liburan.
Marriott Bonvoy
Marriott Bonvoy adalah program loyalitas Marriott International. Keanggotan bersifat gratis, dan sesudah mendaftar, anggota dapat mulai mengakumulasikan poin untuk mendapatkan diskon tarif menginap. Tergantung dengan status yang didapatkan, anggota juga mendapatkan keuntungan-keuntungan lain, seperti garansi ketersediaan ruangan, makanan dan minuman penyambut, peningkatan tipe kamar saat check-in, dan waktu check-in yang lebih longgar.[39] Marriott Bonvoy dapat digunakan di semua properti Marriott International kecuali Bulgari Hotels and Resorts.[40]
Pada Juli 2023, Marriott International dan MGM Resorts International memulai program "MGM Collection with Marriott Bonvoy". Melalui kerjasama ini, anggota Marriott Bonvoy dapat memperoleh poin dengan memesan hotel MGM Resorts melalui aplikasi Marriott. Selain itu, anggota juga dapat menikmati beberapa keuntungan tertentu, seperti waktu check-in yang lebih longgar dan peningkatan tipe kamar.[37]
Terdapat tujuh tingkatan dalam program Marriott Bonvoy, yaitu:
Member: Tingkat dasar keanggotan.
Silver Elite: Diperoleh setelah menginap selama 10 malam.
Gold Elite: Diperoleh setelah menginap selama 25 malam.
Platinum Elite: Diperoleh setelah menginap selama 50 malam.
Titanium Elite: Diperoleh setelah menginap selama 75 malam.
Ambassador Elite: Diperoleh setelah menginap selama 100 malam ditambah jumlah transaksi minimal $23.000 tidak termasuk pajak.[41]
Cobalt Elite: Diperoleh melalui undangan dari CEO Marriott International.[42]
Marriott International di Indonesia
Hingga tahun 2024, Marriott International mengelola 74 hotel yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
^Hotel pertama kali dibuka pada tahun 1996 sebagai The Westin Surabaya, bagian dari Starwood. Pada tahun 2002, Marriott mengambil alih manajemen hotel dan memberinya nama JW Marriott Hotel Surabaya. Pasca pembelian Starwood, Marriott mendirikan hotel baru yang menyandang nama The Westin Surabaya pada tahun 2020.
^Hotel pertama kali dibuka sebagai Sheraton Lagoon Nusa Dua Beach Hotel pada tahun 1991, Starwood mengganti nama properti menjadi The Laguna Resort & Spa Nusa Dua, bagian dari merek The Luxury Collection, pada tahun 2006.
^Properti diambil alih oleh ITT Sheraton dengan nama Sheraton Nusa Indah Hotel and Convention Centre pada tahun 1993. Starwood mengganti nama properti menjadi The Westin Resort Nusa Dua Bali pada tahun 2003.
^"Fort Worth Star-Telegram, 5 Apr 1999". www.newspapers.com. hlm. 93. Fairfield Suites converts to Springhill Suites… a concept the chain introduced in May 1997