Soneva adalah perusahaan penyantunan yang berkantor pusat di Bangkok, Thailand. Didirikan pada tahun 1995 oleh Sonu dan Eva Shivdasani, perusahaan ini membawahi 4 sanggraloka mewah di Thailand dan Maladewa yang dirancang bergaya alamiah. Soneva berawal dari merek hotel milik perusahaan Six Senses BVI yang terkenal akan usaha spa. Sonu berperan sebagai pemilik Six Senses hingga tahun 2012, ketika dia memutuskan untuk menjual keseluruhan aset Six Senses kecuali Soneva. Hingga saat ini, Sonu dan Eva masih berperan sebagai pemilik dan pengelola perusahaan.[1]
Sejarah
Sonu Shivdasani, seorang pengusaha Britania Raya berdarah India, bersama dengan istrinya, seorang model Swedia bernama Eva Malmstrom, menikah pada tahun 1986 dan berbulan madu dengan mengunjungi berbagai tempat eksotis di seluruh dunia, salah satunya adalah Maladewa. Mereka berakhir jatuh cinta dengan negara tersebut, dan bermimpi untuk mendirikan hotel dan menetap di sebuah pulau di sana. Pada tahun 1990, Sonu dan Eva menyewa pulau Kunfunadhoo di Atol Baa dan mulai merancang hotel. Hingga saat ini, pasangan tersebut masih menetap di Kunfunadhoo.[2]
Pada tahun 1995, Six Senses BVI didirikan untuk mengelola sanggraloka pertama Sonu dan Eva, Soneva Fushi. Sanggraloka tersebut tergolong unik pada masanya, karena menganut paham "tanpa berita, tanpa sepatu" (no news, no shoes); tamu diharapkan untuk melepaskan alas kaki mereka sebelum mendarat di hotel, dan tidak ada fasilitas televisi sehingga tamu tidak "terganggu" oleh dunia luar. Hotel dirancang dengan gaya alamiah layaknya Robinson Crusoe, dengan tujuan untuk mendekatkan tamu dengan alam. Six Senses menjunjung tinggi kelestarian lingkungan; pembuatan sanggraloka sebisa mungkin tidak berdampak buruk terhadap lingkungan sekitar. Soneva Fushi menaungi layanan spa bernama Six Senses Spa yang menawarkan perawatan berbasis Asia.[3][4]
Pada tahun 1997, Six Senses meluncurkan merek hotel bernama Evason sebagai cabang internasional mereka.[5] Pada tahun 2001, mereka meresmikan Soneva Gili, hotel pertama di Maladewa yang menghadirkan akomodasi khusus vila di atas air (overwater villa).[6]. Pada tahun 2007, merek Evason Hideaway (nantinya bersalin nama menjadi Six Senses Hideaway, kemudian Six Senses saja) diluncurkan untuk properti-properti Evason yang terletak di wilayah terpencil.[7][8]
Pada tahun 2012, Sonu mengumumkan penjualan aset Six Senses dan Evason kepada Pegasus Capital Advisors, sebuah dana investasi asal Amerika Serikat. Dia juga menjual Soneva Gili ke HPL Hotels & Resorts, dan hotel tersebut lantas bersalin nama menjadi Gili Lankanfushi. Menurut Sonu, keputusan tersebut didasari atas pendapatnya bahwa Six Senses sudah berkembang terlalu pesat untuk bisa diawasi secara pribadi. Sesuai dengan prinsip "satu pemilik, satu pengelola, satu filosofi" (one owner, one operator, one philosophy), Sonu dan Eva hendak memfokuskan diri untuk mengembangkan merek Soneva, tidak hanya dari bidang kepemilikan dan pengelolaan hotel namun juga sumbangsihnya terhadap lingkungan melalui sebuah organisasi kemasyarakatan bernama The Soneva Foundation.[9][10][11][12]
Soneva memiliki sebuah kapal pelesir sepanjang 23 meter bernama Soneva in Aqua. Kapal hasil karya Tayana Yachts asal Taiwan ini pertama kali berlayar pada tahun 2015. Soneva in Aqua mengarungi perairan antara Soneva Fushi dan Soneva Jani, dan dapat disewakan oleh tamu untuk menginap. Terdapat 2 kabin yang disediakan, dengan kapasitas maksimum 4 orang dewasa dan 2 anak-anak.[17][18]