Bulan madu (bahasa Inggris: honeymoon) adalah perjalanan biasanya dilakukan oleh pasangan yang baru saja menikah untuk merayakan pernikahan mereka. Kini, bulan madu sering kali dirayakan di tempat-tempat yang terpencil, eksotik, hangat, atau lainnya yang dianggap khusus dan romantis. Kecenderungan belakangan di kalangan banyak pasangan adalah menggabungkan pesta pernikahan dan bulan madu dalam suatu pengalaman atau menggantikan yang satu dengan yang lain.
"Bulan pertama setelah pernikahan, ketika yang ada hanyalah kelembutan dan suka cita" (Samuel Johnson)".
Mulanya tidak mempunyai rujukan apapun kepada masa satu bulan itu, melainkan membandingkan rasa saling mencintai di antara orang-orang yang baru menikah kepada bulan yang sedang berubah cepat dari purnama lalu memudar. Kini biasanya liburan yang dilalui bersama oleh pasangan yang baru menikah sebelum mereka menetap di rumah.
Salah satu kutipan tertua dalam Oxford English Dictionary menunjukkan bahaw, meskipun pada masa kini bulan madu mempunyai arti positif, kata ini sesungguhnya merupakan rujukan mengejek kepada memudarnya cinta yang niscaya terjadi seperti tahap-tahap peredaran bulan. Rujukan sastra pertama kepada bulan madu ini ditulis pada 1552, dalam karya Richard HuloetAbecedarium Anglico Latinum. Huleot menulis:
"Bulan madu, sebuah istilah yang digunakan sebagai tamsil bagi orang yang baru menikah, yang mula-mula tidak akan gugur, tetapi pada mulanya mereka saling mencintai secara berlebihan, sehingga cinta mereka tampaknya akan mengalahkan pertengkaran apapun, masa ini disebut orang-orang biasa sebagai bulan madu."
Juga dikatakan bahwa asal usul kata ini berasal dari masa Babilonia. Untuk meningkatkan kejantanan dan kesuburan pasangan yang baru menikah, ayah si pengantin perempuan akan memberikan menantunya semua kebutuhan minuman yang berbasis madu yang dapat diminumnya selama bulan pertama pernikahan mereka (karenanya disebut "bulan"). Karena kata bahasa Inggris ini baru empat ratus tahun usianya, atribusi langsung ke Babilon dipertanyakan, meskipun sering kali diulangi. Namun kebiasaan meminum minuman berbasis madu ini setelah pernikahan selama satu bulan juga merupakan kebiasaan abad pertengahan, dan pada masa inilah kata ini muncul.
Penjelasan lain yang mungkin dari kata bulan madu ini berkaitan dengan masa pernikahan biaasnya dilangsungkan. Dahulu pernikahan di Dunia Barat biasanya dilangsungkan pada solstis musim panas karena alasan-alasan keagamaan sebelumnya dan juga karena alasan praktis karena itulah masa antara menanam dan menuai. Karena itu adalah waktu menuai madu, ada kemungkinan istilah ini muncul dari kebiasaan ini.
Alternatif lainnya ialah bahwa istilah "bulan madu" diberikan kepada bulan ketika jalurnya dekat ke cakrawala selatan. Cahayanya bersinar meskipun kabut dan debu atmosfer kita memberikannya warna kuning madu yang lembut selama satu bulan.