Hyatt Hotels Corporation (NYSE: H, FWB: 1HTA) adalah perusahaan perhotelan multinasional Amerika Serikat yang berkantor pusat di area Riverside Plaza Chicago yang mengelola dan mewaralabakan hotel mewah dan bisnis, resor, dan properti liburan.
Hyatt Corporation terbentuk setelah pembelian Hyatt House, di Bandara Internasional Los Angeles, pada tanggal 27 September 1957. Pada tahun 1969, Hyatt mulai berkembang secara internasional. Hyatt telah berkembang dengan mengembangkan properti baru dan melalui akuisisi, dengan pertumbuhan terbesar berasal dari akuisisi AmeriSuites (kemudian berganti nama menjadi Hyatt Place) pada tahun 2004, Summerfield Suites (kemudian berganti nama menjadi Hyatt House) pada tahun 2005, dan Two Roads Hospitality pada tahun 2018.[1]
Sejarah
Pada tahun 1954, Hyatt Robert van Dahn dan Jack Dyer Crouch mendirikan motel bernama Hyatt House di dekat Bandar Udara Internasional Los Angeles.[2] Motel tersebut dibeli oleh Jay Pritzker seharga $2,2 juta pada tahun 1957. Dalam dua tahun berikutnya, Jay dan adiknya, Donald Pritzker, menjabat posisi berpengaruh di perusahaan Hyatt, sementara van Dahn, yang sudah bosan dengan bisnis perhotelan, memutuskan untuk keluar. Jay dan Donald mengembangkan bisnis Hyatt dengan membuka lebih banyak hotel dengan merek Hyatt House di sekitar Bandar Udara Internasional San Francisco dan Bandar Udara Internasional Seattle-Tacoma.[3]
Pada tahun 1962, Hyatt melantai di Bursa Efek New York dengan nama Hyatt Corporation, dan memasarkan usaha mereka melalui dua merek, yakni Hyatt House dan Hyatt Chalet (atau Hyatt Lodges setelah tahun 1966). Saat ini, nama Hyatt Chalet/Lodges sudah dihapuskan, sementara Hyatt House digunakan untuk properti Hyatt yang menargetkan wisatawan jangka panjang (extended stay).[4]
Pada tahun 1967, Hyatt membuka Regency Hyatt House di Atlanta. Properti yang didesain oleh John C. Portman Jr. ini merupakan pelopor dari merek Hyatt Regency yang merupakan merek andalan Hyatt saat ini, dan dikenal karena memiliki atrium hotel terluas di dunia pada zaman itu.[5] Tahun berikutnya, Hyatt mendirikan Hyatt International untuk mengelola bisnis mancanegara.[6] Pada tahun 1969, Hyatt menerima kontrak untuk mengelola President Hotel di Hong Kong, properti pertama mereka di luar Amerika Serikat.[7]
Pada tahun 1980, Hyatt meluncurkan Grand Hyatt, merek hotel mewah yang menargetkan wisatawan bisnis, dan Park Hyatt, merek hotel mewah dengan konsep butik. Properti pelopor merek-merek tersebut adalah Grand Hyatt New York dan Park Hyatt Chicago.[4]
Keluarga Pritzker membeli saham Hyatt di Bursa Efek New York pada tahun 1979 dan menjadikan Hyatt sebagai perusahaan privat.[6] Tiga tahun kemudian, mereka juga membeli saham Hyatt International.[6] Hyatt dan Hyatt International tetap berstatus perusahaan terpisah hingga tahun 2004, ketika keluarga Pritzker menggabungkan keduanya dalam satu wadah bernama Global Hyatt Corp. Pada tanggal 30 Juni 2009, perusahaan ini berganti nama menjadi Hyatt Hotels Corporation. Beberapa bulan kemudian, Hyatt melantai kembali di Bursa Efek New York dengan menjual sahamnya dengan nilai sebesar $1,15 miliar.[8] Mark S. Hoplamazian diangkat menjadi CEO sementara putra Jay Pritzker, Thomas, menduduki kursi Executive Chairman. Keputusan ini didasari atas konflik internal keluarga Pritzker, dimana sepupu Thomas, Liesel Pritzker, menggugat dirinya dengan tuntutan ganti rugi sebesar $6 miliar.[9]
Antara tahun 2004 dan 2005, Hyatt membeli AmeriSuites dan Summerfield Suites, dua jaringan hotel berkonsep apartemen, dari Blackstone Group. Selanjutnya, properti AmeriSuites diganti namanya menjadi Hyatt Place dan diposisikan sebagai pesaing Courtyard by Marriott dan Hilton Garden Inn, sementara Summerfield Suites, bersama dengan jaringan Hotel Sierra yang dibeli pada tahun 2011, digabungkan dengan merek Hyatt House.[10][11][12]
Pada tahun 2007, Hyatt meluncurkan Andaz, merek hotel mewah yang mengedepankan gaya hidup ("andaz" berarti "gaya" dalam bahasa Hindi). Properti pertama Andaz dibuka di London, disusul dengan San Diego, Los Angeles, Shanghai, dan New York.[13]
Hyatt sempat memiliki kerja sama dengan MGM Resorts International antara tahun 2013 dan 2023. Anggota World of Hyatt dapat memperoleh poin dan mendapatkan keuntungan tertentu apabila melakukan reservasi hotel MGM Resorts melalui Hyatt. Program ini berakhir pada tahun 2023, bersamaan dengan terjalinnya kerja sama baru MGM Resorts dengan Marriott International.[14] Selain itu, Hyatt juga mempunyai kerja sama serupa dengan Small Luxury Hotels of the World (SLH) antara tahun 2018 dan 2024,[15] ketika SLH memutuskan untuk memindahkan program mereka ke Hilton Worldwide.[16]
Hyatt meluncurkan merek hotel all-inclusive pertama mereka, Hyatt Ziva dan Hyatt Zilara, pada bulan November 2013. Hotel-hotel yang dapat ditemukan di daerah Amerika Latin dan Karibia ini mengambil konsep yang hampir sama, dan umumnya terletak berdampingan; perbedaannya adalah Hyatt Zilara hanya menerima tamu berusia 18 tahun keatas, sementara Hyatt Ziva menerima tamu semua umur.[17]
Pada bulan Januari 2015, Hyatt mencetuskan Hyatt Centric, merek yang ditargetkan untuk wisatawan muda-mudi. Merek ini umumnya dapat ditemukan di perkotaan, dan memiliki fokus pada gaya hidup modern.[18] Di tahun berikutnya, Hyatt meluncurkan The Unbound Collection, koleksi hotel-hotel independen yang tidak dipasarkan melalui merek Hyatt, namun tetap bergabung dengan program loyalitas Hyatt.[19]
Pada tahun 2017, Hyatt mengumumkan pembelian Miraval Group seharga $375 juta. Miraval Group, yang bermarkas di New York, membawahi beberapa sanggraloka yang terkenal karena layanan spa dan program kesehatannya.[20] Di tahun berikutnya, pembelian ini disusul dengan akuisisi Hyatt atas Two Roads Hospitality seharga $480 juta. Two Roads Hospitality adalah perusahaan perhotelan yang membawahi merek-merek Joie de Vivre (JdV), Destination, Alila, dan Thompson. Transaksi ini menambahkan 85 hotel di 23 negara yang dikelola oleh Hyatt.[21]
Pada bulan Juni 2019, Hyatt menjalin kerja sama dengan BTG Homeinns Hotel Group asal Tiongkok untuk pendirian merek UrCove by Hyatt. Merek ini dicetuskan sebagai pelebaran bisnis Hyatt terutama di Tiongkok.[22] Di tahun yang sama, Hyatt mengumumkan merek Caption by Hyatt, yang menyuguhkan ruang bersosialisasi dan ketahanan lingkungan.[23]
Pada bulan Maret 2021, Hyatt merayakan pembukaan hotel ke-1.000nya, Alila Napa Valley, di California.[24] Di tahun yang sama, mereka menyelesaikan transaksi pembelian Apple Leisure Group (ALG), biro perjalanan yang dimiliki oleh KKR dan KSL Capital Partners, seharga $2,7 miliar. Portofolio ALG mencakup bermacam-macam merek hotel all-inclusive, termasuk Alua, Breathless, Dreams, Secrets, Sunscape, dan Zoetry, dengan jumlah ruangan mencapai 30.000 di 10 negara, alhasil menambahkan jejak kaki Hyatt terutama di pasar Eropa.[25] Setahun kemudian, Hyatt melebarkan usaha all-inclusive mereka dengan peluncuran merek Hyatt Vivid,[26] dan membeli Dream Hotel Group, jaringan hotel dengan nuansa pesta, seharga $125 juta.[27]
Merek
Hyatt membagi merek-mereknya dalam empat kategori, yakni Timeless Collection (merek khas purnajasa Hyatt), Boundless Collection (merek jasa khusus Hyatt), Independent Collection (hotel independen yang dikelola oleh Hyatt), dan Inclusive Collection (hotel all-inclusive Hyatt).[28]
World of Hyatt merupakan program loyalitas Hyatt. Keanggotannya gratis dan bisa digunakan melalui sistem online ataupun melalui resepsionis dihotel tersebut. Poin dapat diakumulasikan dan digunakan untuk membayar biaya bermalam, meningkatkan kamar atau mengubahnya menjadi tiket pesawat dengan maskapai yang telah ditentukan. Anggota yang hendak mempertahankan status mereka harus terus menggunakan layanan Hyatt setiap tahun, kecuali apabila anggota tersebut sudah mencapai status Lifetime Globalist yang bersifat seumur hidup.[29]
Tingkat Keanggotaan
Member - Tingkat dasar dari keanggotaan, anggota dapat memulai mengakumulasikan poin.
Discoverist - Memperoleh setelah menginap selama 10 malam atau mengakumulasikan 25.000 poin.
Explorist - Memperoleh setelah menginap selama 30 malam atau mengakumulasikan 50.000 poin.
Globalist - Memperoleh setelah menginap selama 60 malam atau mengakumulasikan 100.000 poin.
Lifetime Globalist - Memperoleh setelah mengakumulasikan 1.000.000 poin.
Hyatt Corporation di Indonesia
Hingga tahun 2024, Hyatt mengelola 13 hotel di Indonesia.
^Hotel pertama kali dibuka pada tahun 1973 sebagai Bali Hyatt. Setelah renovasi yang dimulai pada tahun 2013, hotel dibuka kembali sebagai Hyatt Regency Bali pada tahun 2019.
Rujukan
^"Hyatt History". Hyatt About (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-15. Diakses tanggal 2020-02-18.
^ abc"Hyatt History". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-15. Diakses tanggal 2024-02-03.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)