Hingga 2019[update], Adobe mempekerjakan lebih dari 21.000 orang di seluruh dunia,[5] dengan sekitar 40% di antaranya bekerja di San Jose.[7] Adobe pun memiliki sejumlah unit pengembangan besar di Amerika Serikat, yakni di Newton,[8]New York City, Minneapolis, Lehi, Seattle, Austin, dan San Francisco. Adobe juga memiliki unit pengembangan besar di Noida dan Bangalore di India.[9] Pada tanggal 15 September 2022, Adobe melakukan akuisisi figma dengan nilai sebesar Rp. 298 Triliun atau US$ 20 miliar.[10]
Sejarah
Perusahaan ini memulai sejarahnya di garasi milik John Warnock.[11] Nama perusahaan ini, Adobe, berasal dari Sungai Adobe di Los Altos, California, yang melintang di belakang rumah Warnock.[5] Sungai tersebut juga diberi nama demikian karena di sungai tersebut terdapat kandungan Adobe, sekaligus menggambarkan sifat kreatif dari perusahaan ini. Logo Adobe berupa kreasi dari huruf "A" yang dirancang oleh Marva Warnock, seorang perancang grafis yang juga merupakan istri dari John Warnock.[12]
Steve Jobs mencoba untuk membeli perusahaan ini dengan harga $5 juta[13] pada tahun 1982, namun Warnock dan Geschke menolaknya. Meskipun demikian, investor Adobe mendorong Warnock dan Geschke untuk tetap menyepakati sesuatu dengan Jobs, sehingga keduanya akhirnya setuju untuk menjual 19% saham Adobe ke Jobs. Jobs pun membayar lima kali lipat dari valuasi Adobe pada saat itu, serta membayar biaya lisensi PostScript untuk lima tahun ke depan. Pembelian saham dan pembayaran lisensi tersebut pun membuat Adobe menjadi perusahaan pertama di Silicon Valley yang mencetak laba di tahun pertamanya.[14]
Warnock dan Geschke mempertimbangkan berbagai opsi bisnis, termasuk bisnis jasa penyalinan dan sistem turnkey untuk pencetakan di kantor. Kemudian mereka memilih untuk fokus mengembangkan perangkat lunak pencetakan khusus serta membuat bahasa deskripsi halaman Adobe PostScript.[15]
PostScript merupakan standar internasional pertama untuk pencetakan komputer karena juga dilengkapi dengan algoritma untuk mendeskripsikan bentuk fon dari berbagai macam bahasa. Adobe menambahkan produk pencetak kanji pada tahun 1988.[16] Warnock dan Geschke juga dapat menaikkan kredibilitas PostScript melalui bekerja sama dengan produsen huruf. Mereka tidak dapat bekerja dengan Compugraphic, namun kemudian mereka bekerja dengan Linotype untuk melisensi fon Helvetica dan Times Roman (melalui Linotron 100).[17] Pada tahun 1987, PostScript telah menjadi bahasa pencetak standar industri dengan lebih dari 400 perangkat lunak pihak ketiga dan perjanjian lisensi dengan 19 produsen pencetak.[18]
Warnock mendeskripsikan bahasa tersebut sebagai "dapat diperluas", karena kemampuannya untuk mengaplikasikan standar seni grafis ke pencetakan di kantor.[19]
Produk pertama Adobe setelah PostScript adalah fon digital, yang mereka luncurkan dalam sebuah format tersendiri dan diberi nama Type 1, yang dikerjakan oleh Bill Paxton setelah keluar dari Stanford. Apple kemudian mengembangkan standar tandingan, TrueType, yang menyediakan skalabilitas penuh dan kendali presisi terhadap pola piksel yang diciptakan oleh tepi fon, lalu melisensikannya ke Microsoft.
Pada pertengahan dekade 1980-an, Adobe masuk ke pasar perangkat lunak ritel dengan Illustrator, sebuah program menggambar berbasis vektor untuk Apple Macintosh. Illustrator, yang tumbuh dari perangkat lunak pengembangan fon milik Adobe, pun membantu mempopulerkan pencetak laser yang mendukung PostScript.
Adobe masuk ke indeks komposit NASDAQ pada bulan Agustus 1986. Pendapatannya pun tumbuh dari hanya $1 milyar pada tahun 1999 menjadi $4 milyar pada tahun 2012.[20]Tahun fiskal Adobe dimulai pada bulan Desember dan berakhir di bulan November tahun berikutnya. Contohnya, tahun fiskal 2007 yang berakhir pada tanggal 30 November 2007.
Pada tahun 1989, Adobe memperkenalkan produk yang kemudian menjadi unggulannya, yakni sebuah program penyuntingan grafis untuk Macintosh yang diberi nama Photoshop. Versi stabil dan berfitur penuh pertama, Photoshop 1.0 pun dipasarkan dengan cerdas oleh Adobe dan dapat mendominasi pasar dengan cepat.
Pada tahun 1993, Adobe memperkenalkan Portable Document Format (PDF), serta perangkat lunak Adobe Acrobat dan Reader. PDF kini merupakan sebuah standar internasional, yakni ISO 32000-1:2008.
Pada bulan Desember 1991, Adobe meluncurkan Adobe Premiere, yang kemudian diubah namanya menjadi Adobe Premiere Pro pada tahun 2003. Pada tahun 1992, Adobe mengakuisisi OCR Systems, Inc. Pada tahun 1994, Adobe mengakuisisi Aldus serta menambahkan PageMaker dan After Effects ke jajaran produknya. Adobe juga mengendalikan format berkas TIFF. Pada tahun yang sama, Adobe mengakuisisi LaserTools Corp and Compution Inc.[21] Pada tahun 1995, Adobe menambahkan FrameMaker, aplikasi DTP dokumen panjang ke jajaran produknya setelah mengakuisisi Frame Technology Corp. Pada tahun 1996, Adobe mengakuisisi Ares Software Corp.[22] Pada tahun 2002, Adobe mengakuisisi Accelio asal Kanada (juga dikenal sebagai JetForm).[23]
Pada bulan Mei 2003, Adobe membeli perangkat lunak penyuntingan audio dan perekaman multitrack Cool Edit Pro dari Syntrillium Software dengan harga $16,5 juta,[24] serta perpustakaan loop besar bernama "Loopology". Adobe kemudian mengubah nama Cool Edit Pro menjadi "Adobe Audition" dan memasukkannya ke dalam Creative Suite.
Adobe meluncurkan Adobe Media Player pada bulan April 2008.[26] Pada tanggal 27 April, Adobe menghentikan pengembangan dan penjualan perangkat lunak pengembangan web/HTML GoLive, agar dapat lebih fokus ke Dreamweaver. Adobe pun menawarkan diskon untuk Dreamweaver bagi pengguna GoLive dan mendukung pengguna yang masih memakai GoLive dengan tutorial daring dan bantuan migrasi. Pada tanggal 1 Juni, Adobe meluncurkan Acrobat.com, serangkaian aplikasi web yang dirancang untuk kerja kolaboratif.[27] Creative Suite 4, yang meliputi Design, Web, Production Premium, dan Master Collection diluncurkan pada bulan Oktober 2008 dalam enam konfigurasi dengan harga sekitar US$1.700 hingga $2.500[28] atau melalui aplikasi individual.[29] Versi Windows dari Photoshop juga mendukung pemrosesan 64-bit.[29] Pada tanggal 3 Desember 2008, Adobe memberhentikan 600 pegawainya (8% dari total pegawai) karena kondisi ekonomi yang lemah.
Pada tanggal 15 September 2009, Adobe Systems mengumumkan bahwa mereka akan mengakuisisi perusahaan analisis web dan pemasaran daring Omniture dengan harga $1,8 milyar.[30] Akuisisi tersebut akhirnya selesai pada tanggal 23 Oktober 2009.[31] Bekas produk Omniture pun diintegrasikan ke Adobe Marketing Cloud.[32]
This information is visible to others and can be different from your account name if you choose[33]
Daftar produk
Daftar di bawah adalah produk-produk yang masih diproduksi, sedangkan produk yang tidak diproduksi lagi seperti contohnya Adobe PhotoDeluxe tidak disertakan.
^ abc"Adobe Fast Facts"(PDF). April 16, 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal March 26, 2009. Diakses tanggal April 16, 2019.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Adobe Logo: Design and History". Famouslogos.net. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 22, 2013. Diakses tanggal July 28, 2011.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Jager, Rama Dev (1997). In the company of giants: candid conversations with the visionaries of the digital world. New York: McGraw Hill. hlm. 105.
^Wester, Edward (2000). "Chapter 6: The Eighties: PDLs, Adobe, and John Warnock". Print unchained: fifty years of digital printing, 1950–2000 and beyond: A saga of invention and enterprise. West Dover, VT: DRA of Vermont. hlm. 162. ISBN0970261705.
^Webster, Edward (2000). "Chapter 2: Overture: The Technologies". Print unchained: fifty years of digital printing, 1950–2000 and beyond: A saga of invention and enterprise. West Dover, VT: DRA of Vermont, Inc. hlm. 63. ISBN0970261705.
^ abCarlson, Jeff (September 23, 2008). "Adobe Announces Vast Creative Suite 4". TidBITS. Diarsipkan dari versi asli tanggal September 28, 2008. Diakses tanggal September 23, 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)