Satuan ini pertama kali terbentuk pada tahun 1958 yang dikenal dengan nama K ROI I kemudian Pada tahun 1959 dilebur menjadi Yonif 407/Bambapuang ROI II. Pada tahun 1962 diubah lagi menjadi Yonif 007 ROI II kemudian pada tahun 1964 diubah menjadi Yonif 014/Samparajae selanjutnya di lebur menjadi Yonif 724/Julu Siri pada tanggal 4 April 1966. Pada tanggal 22 Nopember 1988 berdasarkan Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor: Skep / 482 / X / 1988 tanggal 24 Oktober 1988 Yonif 724/Julu Siri yang Organik Administratif Korem 141/Tp Kodam VII/Wirabuana dialih statuskan menjadi Yonif Linud 433/Kostrad, sehingga melengkapi unsur manuver utama Brigif Linud 3/TMS terhitung sejak diresmikannya pada tanggal 22 Nopember 1988 oleh Kepala Staf TNI AD JenderalTNIEdi Sudrajat.[1]
Pada tanggal 14 Mei 2016, secara resmi Panglima Divisi Infanteri 2/Kostrad, Mayor Jenderal TNI Ganip Warsito, S.E., M.M. membuka Latihan Pembentukan Para Raider bagi Yonif Linud 433/Julu Siri. yang di laksanakan di Lapangan Sidodadi, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Tujuan latihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan satuan dan membentuk prajurit Raider yang profesional, handal dan tangguh. Sehingga Yonif Linud 433/Julu Siri diharapkan akan memiliki kualifikasi Raider, yakni satuan dengan prajurit yang memiliki kemampuan handal dan mampu bergerak di segala bentuk medan dan cuaca dengan mengutamakan unsur pendadakan melalui operasi Raid. Kualifikasi kemampuan yang ingin dicapai yaitu, pertama: mampu sebagai pasukan penanggulangan teror dan pertempuran jarak dekat, kedua: mampu sebagai pasukan lawan gerilya dengan mobilitas tinggi dan ketiga: mampu untuk melakukan perang berlarut (Gerilya)”.[2]
Dalam latihan di Sidodadi, para pelaku latihan akan melalui 3 (tiga) tahap, yaitu: