Ambarawa mempunyai jalur rel kereta api bergerigi yang menghubungkan seluruh wilayah Jawa Tengah hingga Yogyakarta melalui Magelang. Jalur Semarang-Ambarawa-Magelang beroperasi hingga tahun 1977. Sekarang jalur ini merupakan situs Museum Kereta Api Ambarawa.[butuh rujukan]
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pertempuran pecah di Ambarawa pada tanggal 20 November 1945 antara pasukan NICA dan Inggris dengan pasukan tentara Republik Indonesia. Peristiwa ini dikenal sebagai Palagan Ambarawa.[2]
Di sebelah tengah Ambarawa ada sebuah rawa yg dikenal dengan sebutan Rawa Pening. Asal muasal rawa tersebut menurut geologist J. Van Bemellen, Rawa Pening merupakan cekungandanau tektonik, yang terjadi akibat peristiwa tektonik gravitasi, yaitu pergeseran akibat gaya berat, yang mengakibatkan Gunung Telomoyo Purba, yang dikenal sebagai Gunung Soropati, robek dan menghasilkan sesar Klegung yang sekarang sudah tidak aktif lagi. Pada masa prasejarah, sisi timur Gunung Soropati bergeser ke arah timur laut, sehingga daerah antara Gunung Telomoyo dan Pegunungan Payungrong mengalami depresi. Akibatnya, bagian kaki dasarnya patah dan terlipat, sehingga membentuk cekungan yang terisi air hujan dan menghasilkan banyak mata air dari patahan aquifer.[butuh rujukan]
Cekungan inilah yang dikenal sebagai Rawa Pening. Rawa ini menjadi sumber air utama Sungai Tuntang, yang bermuara ke Laut Jawa.[3] Ambarawa berkembang sebagai kota wisata dan bisnis dimana berbagai bisnis wisata tersedia seperti Kampoeng Rawa, Museum Kereta, Eling Bening dan lainnya.[butuh rujukan]
Kelurahan Ngampin terletak paling barat wilayah Kecamatan Ambarawa, berbatasan dengan Kecamatan Jambu. Pusat desa (kantor balai desa) terletak pada titik 7° 15' 48.8" LS dan 110° 23' 17.7" BT, yaitu tepat 2 km sebelah barat titik nol Ambarawa, atau 40 km dari kota Semarang. Ketinggian pada titik ini adalah 486 m di atas permukaan air laut. Bentuk fisiografis wilayah Desa Ngampin secara garis besar dapat dibagi dalam 3 bagian; bagian selatan (rel kereta api sampai batas selatan desa) fisiografi datar dengan lereng rata-rata < 3%, dengan penggunaan lahan utama sawah tadah hujan dan irigasi sederhana. Sebagian kecil lahan kering dan kebun campuran. Bagian tengah (antara rel kereta api dan jalan raya) fisiografi berombak sampai bergelombang dengan lereng 3-15%. Penggunaan lahan utama pemukiman, kebun campuran dan pertanian lahan kering. Bagian utara (jalan raya sampai batas utara desa), fisiografi bergelombang, berbukit sampai bergunung dengan lereng > 15%. Penggunaan lahan untuk pertanian lahan kering di batas utara, serta pemukiman dan kebun campuran di sekitar jalan raya.
Di sepanjang jalan raya Semarang-Yogya di dekat Kantor Kejaksaan Negeri dan Pengadilan Negeri Ambarawa, berjajar para pedagang serabi khas Ambarawa. Dulu hanya muncul di bulan Syakban, tetapi sekarang setiap hari warung-warung itu buka dan ramai dikunjungi pembeli. Tak jauh dari situ juga berjajar para penjual buah durian, yang merupakan hasil pertanian dari Desa Brongkol, Banyubiru sehingga disebut Durian Brongkol.
Kelurahan Lodoyong terletak di tengah kota Ambarawa, terdiri dari beberapa kampung (RW), yaitu Pandean, Sanggrahan, Lodoyong, Losari, Warung Lanang dan Bugisan. Kampung Pandean merupakan sentra pandai besi yang memproduksi alat-alat pertanian secara tradisional. Sampai sekarang industri kecil ini masih bertahan, meskipun jumlahnya semakin menyusut dari tahun ke tahun. Dulu di Pandean juga terdapat pabrik payung kertas terbesar di Jawa Tengah, tetapi sekarang sudah tutup. Kelurahan Lodoyong berbatasan dengan desa Panjang di sebelah barat, desa Kranggan di sebelah utara, desa Kupang di sebelah Timur dan desa Pojoksari di sebelah selatan. Kantor Kelurahan Lodoyong terletak di Pandean, depan Kantor Yayasan Gotong Royong Ambarawa. Beberapa sekolah yang ada di Lodoyong antara lain: Pendidikan Anak Usia Dini Islam Terpadu (PAUD IT) Ibnu Mas'ud, SDN Lodoyong I, SDN Lodoyong II, SD Kanisius Lodoyong, SDN Lodoyong III, SDN Sudirman, SMPN 2 Ambarawa, dan SMK Dr. Cipto. SDN Lodoyong II pada zaman dulu adalah sekolah untuk anak-anak etnis Tionghoa yang disebut Tjong Hwa Tjong Hwe (THTH). Di wilayah kelurahan Lodoyong juga berdiri Rumah Sakit Umum (RSU) Ambarawa dan markas Batalyon Kavaleri. Di lapangan itu setiap tahun diadakan upacara untuk memperingati Hari Infanteri pada tanggal 15 Desember, yang merujuk pada peristiwa perang besar antara TNI dengan sekutu di Ambarawa pada bulan Desember 1945.
Kelurahan Kranggan berada di sebelah utara Lodoyong dan berada di tengah kota Ambarawa. Di sini berdiri Kantor Kawedanan Ambarawa yang sekarang menjadi kantor kecamatan. Sebagai catatan, Ambarawa dahulu merupakan kawedanan yang terdiri dari kecamatan Ambarawa, Banyubiru, Bawen, Jambu, Sumowono dan sebagian Bergas selatan serta sebagian dari Tuntang bagian utara. Di pendopo kawedanan pada tahun 1970-1980an sering menjadi tempat acara pentas seni, termasuk pementasan pelawak Basiyo, dari kelompok Dagelan Mataram Yogyakarta. Di Kranggan juga terdapat Masjid Agung Mujahidin, masjid terbesar di Ambarawa. Pada tahun 1970-1980an, pada bulan Ramadan masjid ini sangat meriah. Di dekat Masjid Mujahidin ada Balai Islam yang banyak dimanfaatkan untuk kegiatan pengajian Remaja Islam Ambarawa, namun saat ini bangunan tersebut sudah tidak banyak dimanfaatkan lagi.
Di kelurahan Kranggan terdapat beberapa kampung seperti Kranggan, Jagalan, Bodean, Patoman, Kauman, Kepatihan. Di Kranggan ada bangunan Taman Kanak-kanak (TK) Kartika Siwi, yang sekarang sudah menjadi Balai Desa Kranggan. Sedangkan TK Kartika Siwi telah dipindahkan ke sebuah bangunan di belakang Kantor Kecamatan Ambarawa. Selain TK Kartika Siwi, ada SD Negeri Kranggan 1 Ambarawa, yang merupakan gabungan dari SDN Kranggan 1 dan SDN Kranggan 2, terletak di Jalan Dr. Cipto. Masih di jalan yang sama, terdapat SMP-SMA Taman Siswa; juga Sekolah Kristen Lentera (SKL) yang melayani anak-anak TK, SD dan SMP sesuai anugerah-Nya yang zaman dulu dikenal sebagai Sekolah Kristen Giri Margo. Sedangkan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kranggan terdapat di kampung Jagalan.
Wilayah Kelurahan Kupang sangat luas meliputi beberapa kampung antara lain: Kupang Lor, Kupang Kidul, Kupang Sewan Tegal Bulu, Kupang Pete, Kupang Tengah, Kupang Dalangan, Kupang Rengas, Kupang Jetis, Kupang Sari, Kupang Dukuh dll. Di Kupang terdapat pasar tradisional terbesar di Ambarawa yaitu pasar Projo. Di pasar ini kita bisa menjumpai beraneka ragam barang seperti gerabah, pernak pernik, pakaian, barang pecah belah, sampai makanan makanan khas jajan pasar seperti candil, es dawet atau cendol, cethil, klepon, dan lain-lain. Pasar ini dulu pernah terbakar dan kemudian dibangun lagi oleh Pemerintah. Namun pada tanggal 20 Juli 2012, pasar yang menjadi jantung perekonomian kota Ambarawa ini kembali terbakar. Di depan pasar Projo terdapat terminal angkot, hal ini membuat jalan di depan pasar Projo yang merupakan jalan raya Semarang-Yogya selalu macet. Selain itu juga ada pusat kuliner di pusat kota bernama Pusat Kuliner Ambarawa tepatnya di Pasar Suroboyo, Kupang Tengah. Pemerintah juga membangun Jalur Lingkar Selatan (JLS) Ambarawa yang dimulai dari STA 0.00 di titik sebelah barat arah Magelang dari terminal Bawen membentang ke arah selatan Ambarawa melintas perbukitan dan Perkampungan Tapak Bimo ke selatan melintas persawahan di kawasan pertanian sekitar Rawa Pening membelok ke arah Barat menuju Ngampin melalui persawahan dan berakhir pada jalan utama Semarang-Yogya. Sekolah-sekolah yang ada di Kupang antara lain: SD Negeri Kupang 1, 2, 3, 4, SMP Negeri 5 Ambarawa, SMP Islam Sudirman, SMA Negeri Ambarawa di Watu Ngorok dan SMA Islam Sudirman.
Sebelum tahun 2004, Kantor Kecamatan Ambarawa berada di Kelurahan Panjang. Di Panjang pula terdapat Gereja Santo Yusuf Ambarawa yang dikenal dengan istilah Gereja "Jago" karena di puncak dari gereja ini terdapat penangkal petir yang berbentuk ayam jago, Museum Palagan Ambarawa, Museum Kereta Api, Gedung Pemuda, Terminal Bus Ambarawa dan Masjid Agung Palagan Ambarawa. Di kelurahan ini terdapat beberapa sekolah antara lain: SD Negeri Panjang 1, 2 dan 3. SMP Pangudi Luhur Ambarawa. SMK Masehi PSAK Ambarawa. Selain itu di Kelurahan Panjang terdapat Rumah Sakit Bina Kasih, rumah sakit milik Bupati Mundjirin yang diperuntukkan untuk ibu dan anak. Di sini dikenal adanya Sungai Panjang yang melintasi Ambarawa dan mengalir menuju Waduk Rawa Pening.
Kelurahan Pojoksari terletak di bagian selatan kota Ambarawa dan berbatasan dengan Kecamatan Banyubiru. Masyarakat Desa Pojoksari sebagian besar adalah petani. Dulu ada tempat pengolahan kompos dari Rawa Pening, tetapi sekarang lahannya sudah berubah menjadi perumahan. Di kelurahan ini terdapat beberapa sekolah antara lain: TK Pojoksari, SDN Pojoksari, dan SMP Negeri 4 Ambarawa yang berada di lingkungan Rejosari berdekatan dengan Perum Medis RSUD Ambarawa. Sedangkan PAUD B&B dan SDIT Ar-Rohmah Ambarawa berada di Pojoksari sebelum perumahan yang dulunya lahan pengolahan kompos. Saat ini wilayah Pojoksari menjadi lebih ramai lagi dengan adanya Jalan Lingkar Selatan Ambarawa.
Baran
Kelurahan Baran terletak di sebelah utara pusat kota menuju arah Bandungan. Desa ini berbatasan dengan desa Kranggan dan Jetis. Di desa ini terdapat Gelanggang Olah Raga (GOR) Ambirawa Raga yang letaknya berada satu kompleks dengan pura Hindu. GOR ini memiliki fasilitas olahraga seperti lapangan basket, lapangan tenis dan gedung bulu tangkis serta taman bermain anak-anak.
Desa Bejalen merupakan salah satu desa yang berada di Ambarawa desa ini juga dikenal dengan desa pelangi yang berlokasi berdekatan dengan Danau Rawa Pening dan disini juga terdapat wisata Kampung Rawa yang berada di Jalur Lingkar Selatan Ambarawa. Bejalen juga dikenal dengan desa wisata.
Desa pasekan adalah kawasan desa terluas di Kecamatan Ambarawa. Di desa pasekan juga berdiri monumen pertempuran kadi piro (mengenang jasa pahlawan pasekan) dan 2 lubang gua jepang, yang kini hampir terkubur longsoran tanah. Konon Gua Jepang ini dulu memiliki sekitar 10 lubang dan berada di lereng Bukit Kalibabon. Lubang goa tertutup karena lereng dibuat akses jalan desa. Desa Pasekan dulu juga dikenal kawasan kesenian karena ada paguyuban ketoprak, tetapi kini paguyuban ketoprak sudah tidak ada dan terpecah menjadi paguyuban kesenian kuda lumping.
Kelurahan Tambakboyo merupakan salah sebuah Kelurahan yang berada di kecamatan Ambarawa, terdiri dari 8 dusun, yakni Dusun Tambakboyo, Dusun Tambaksari, Dusun Tambakrejo, Dusun Katang, Dusun Busungan, Dusun Karanganyar, Dusun Rengas, dan Rawa Asri. Kelurahan Tambakboyo berada di sebelah timur Ambarawa tepatnya sebelah tenggara dan timur Kelurahan Kupang serta berbatasan langsung dengan Desa Asinan, Kec. Bawen. Kelurahan Tambakboyo kini sebagian wilayahnya dilintasi Jalur Lingkar Selatan Ambarawa. Di wilayan Kelurahan Tambakboyo terdapat beberapa Sekolah antara lain TK R.A Tambakboyo, SDN Tambakboyo 1, SDN Tambakboyo 2, Sekolah Luar Biasa, SMK Dr. Tjipto Ambarawa.