Batalyon ini berdasarkan Radiogram Pangad Nomor: T-854 / 1968 tanggal 3 April 1968, mendapatkan nama kesatuan Wira Bhuana Yudha di mana Wira berarti Ksatria, Bhuana berarti Angkasa, sedangkan Yudha berarti Perang. Jadi nama tersebut mengartikan bahwa Yonarhanud 11 bagaikan Kesatria dalam Perang di Udara, yang setiap anggotanya harus memiliki sifat-sifat kesatria sejati sebagai kesatuan yang memikul tugas pertahanan udara. Batalyon ini berdiri pada tahun 15 Oktober 1946.
Sejarah
Satuan Yonarhanudse 11 dahulunya masih disebut Yonarsuse 11 dibentuk berdasarkan kebutuhan organisasi Artileri TNI AD pada tahun 1965 untuk melindungi objek-objek vital terhadap serangan udara di mana pada masa itu Indonesia sedang konfrontasi dengan Malaysia. Berdirinya satuan Yonarhanudse-11/BS pada saat itu bersama-sama dengan satuan Arhanud lainnya dalam jajaran TNI AD dengan satu proyek dikenal dengan proyek 515. Proyek ini terdiri dari 5 (Lima) Batalyon Artileri Sasaran Udara Sedang (Arsuse), 1 (satu) Batalyon Artileri Sasaran Udara Ringan (Arsuri) dan 5 (Lima) Detasemen Radar. Untuk Yonarhanudse 11 termasuk di dalam salah satu dari 5 (Lima) Batalyon Arsuse.
Berdasarkan Surat Perintah Pangdam II/Bukit Barisan Nomor: Prin/ 0104 / 02 / 1968 tanggal 15 Februari 1968 dibentuknya Resimen Arhanud 4 yang membawahi Yonarhanudse 11 dan Yonarhanudse 12, kemudian pada bulan November 1978 Yonarhanudse 12 dilikuidasi sehingga Batalyon Arhanudse 11 menjadi Berdiri Sendiri (BS).
Tugas & Operasi
Operasi Penculikan di Timtim Tahun 1977 s.d 1978
Operasi Pelatihan GAM 4 di Aceh 18-08-1993 s.d 06-08-1994
Operasi Pam Obvitnas di Aceh Utara 20-12-1999 s.d 02-06-2000
Operasi Pam Obvitnas di Aceh Utara Juni 2000 s.d 07-01-2001
Operasi Bantuan Militer di Maluku Utara 19-03-2002 s.d 20-04-2003
Operasi Bantuan Militer di Maluku 26-04-2003 s.d 20-07-2004
Operasi Rehabilitasi Dampak Tsunami di NAD 26-12-2004 s.d Maret 2005
Operasi Pam Rahwan Maluku 09-2021 s.d 09-2022
Lambang Satuan
Bentuk/ukuran bendera: Empat persegi panjang 42 x 63 cm berjumbai.
Warna: Hijau sebagai dasar, merah, biru, kuning, Hitam dan Putih.
Surya sangkala berbunyi Kilat Wreksa Muka Bawana yang berarti: Kilat =6, Wreksa = 6, Muka = 9 dan Bawan, melambangkan tahuan kelahiran Yonarhanudse 11/BS yaitu tahun 1966, yang secara bebas dapat diartikan “Pengawal Angkasa yang Dashyat”.
Tali melingkar sejumlah 45 lilitan melambangkan suatu persatuan yang kokoh dan kuat serta kompak dengan dijiwai oleh semangat 45. Melingkar bulat 360’ melambangkan khas pertahanan udara kesegala arah.
Busur berjumlah lima melambangkan sumpah prajurit yang harus dipegang teguh oleh setiap prajurit. Anak panah melambangkan senjata penangkis yang sangat ampuh dan berjumlah lima buah melambangkan bahwa setiap prajurit yang bernaung di bawah tunggul “Wira Bhuana Yudha” adalah sebagai pengawal dan pengaman Pancasila.
Burung layang-layang melambangkan keteguhan, pembulatan tekad untuk mengabdikan kepada negara dan bangsa tanpa pamrih demi keadilan dan kebenaran. Terbang dengan sayap berkembang melambangkan hasrat untuk terus mencapai kemajuan.