Pada tanggal 4 November2014 Yonif 751/Vira Jaya Sakti melakukan Latihan Pemantapan Raider guna melaksanakan tugas Operasi yang bersifat khusus yaitu: Teknik Driil Kontak, Infiltrasi, eksfiltrasi, Mobud, Ralasuntai, Raid Baswan, Raid Penghancuran, yang diikuti 400 orang prajuri dan dibuka langsung Pangdam XVII/CenderawasihMayjen TNI Fransen G. Siahaan, SE.[1][2][3]
Satuan
Kompi Markas
Kompi Senapan A
Kompi Senapan B
Kompi Senapan C
Kompi Senapan D
Kompi Senapan E
Kompi Bantuan
Sejarah
Awalnya Batalion 751 bermarkas di Manokwari yang personelnya sebagian besar berasal dari Kodam VII/Diponegoro yang mengikuti Operasi Trikora. Batalyon merupakan batalyon pembaharuan dari yonif sebelumnya, yaitu Yonif 641/Tjendrawasih I, ke dalam batalyon ini telah bergabung unsur dari Papua, yaitu para gerilyawan Kasuari/Trikora dan anggota eks-PVK (Papuan Vrywillingers Korps) setelah mereka dididik di Kodam VII/Diponegoro.[4]
Insiden 29 April 2009
Pada tanggal 29 April2009 sekitar 100 prajurit TNI Angkatan Darat Yonif 751 mengamuk karena hak-haknya dipotong oleh komandannya. Mereka melepaskan tembakan belasan kali ke udara di halaman markas mereka di Jalan Kemiri, Sentani.[5] Sebagai tindak lanjutnya, tiga orang perwira Yonif 751 dicopot jabatannya.[6] Ketiga perwira yang dicopot adalah Komandan Batalyon Letkol Inf Lambok Sihotang, Wakil Komandan Batalyon Mayor Inf Raymond Power Simanjuntak, dan Kepala Seksi Intelejen Batalyion Lettu Inf Simbolon.