Roti Maros adalah makanan khas dari daerah Bugis-Makassar. Roti ini mengambil nama daerah asal pembuatannya, yakni Kabupaten Maros[1].
Sejarah
Sebelum dikenal masyarakat luas hingga seperti sekarang ini yang dikenal oleh seantero Provinsi Sulawesi Selatan, Roti Maros merupakan roti kampung biasa, yang dibuat bagi konsumsi masyarakat menengah ke bawah. Seiring waktu, industri rumah tangga pembuat Roti Maros pun berkembang.
Pada awalnya, bentuk Roti Maros berwarna putih. Begitu pula dengan cara pembuatannya hanya menggunakan alat-alat yang cukup sederhana. Biasanya, digunakan alat pemanggang roti yang dindingnya terbuat dari batu bata. Sementara mesin pompa digunakan untuk membuat pembakaran.
Saat ini, pembuat Roti Maros sudah menggunakan peralatan modern, seperti oven, mixer, rak roti, loyang, dan proofing final box' untuk mempercepat pengembangan adonan roti dan mempercantik kulit roti setelah dipanggang.
Dahulunya, Roti Maros dibungkus dengan plastik bening, setelah itu ditutup dengan kertas roti. Namun, sejak harga kertas roti mahal pada tahun 1990-an, kertas roti diganti dengan kertas koran, yang ternyata justru menjadi ciri khas Roti Maros [butuh rujukan].
Ciri khas
Roti Maros mirip dengan roti kasur dan dibuat sama dengan roti pada umumnya dengan menggunakan tepung terigu, akan tetapi yang membedakannya adalah resep khusus pada isi rotinya yang dibuat secara turun-temurun berupa selai khas Maros[1]. Dengan kata lain, Roti Maros ini memiliki rasa yang khas dengan roti pada umumnya.
Bahan
Bahan untuk membuat Roti Maros dapat dibagi menjadi dua, yaitu bagian roti dan bagian isi yang berupa selai. Pada bagian rotinya terbuat dari tepung terigu, kuning telur, santan, dan gula pasir, sedangkan pada bagian isinya bervariasi, ada yang berupa selai srikaya, durian, nanas, vanili, cokelat, dan arbei. Namun, selai srikaya yang menjadi primadona dari Roti Maros ini[1].
Tekstur dan rasa
Sebenarnya, Roti Maros tak jauh berbeda dari roti pada umumnya, namun memang bentuknya yang sedikit unik. Rotinya kecil-kecil dengan variasi berbagai isian di dalamnya. Roti Maros bertekstur lembut dan berisi selai srikaya khas Maros, sementara roti biasa yang sejenis berisi coklat atau selai nanas. Salah satu yang membuat rasa Roti Maros berbeda dengan roti lainnya adalah isian pada Roti Maros ini yang dibuat secara khusus, Roti Maros bercita rasa khas dan berbentuk potongan-potongan kecil yang di dalamnya terbuat dari selai kaya, kuning telur, santan, dan gula, sehingga rasanya manis dan gurih[1].
Penyajian
Roti Maros sangat nikmat dimakan dalam keadaan panas atau hangat, karena setiap tempat penjualan Roti Maros juga tempat memproduksi Roti Maros sering kali disajikan dalam keadaan hangat bahkan masih panas-panas. Dari rasa, Roti Maros begitu lezat dan lembut. Kelezatannya begitu terasa karena ketika akan dipanggang, selai diletakkan di antara kedua roti, sehingga rasa selai dan roti berpadu. Cita rasa yang lezat ini dapat dipadukan dengan secangkir teh atau kopi di kala sore hari[2].
Lokasi
Tidak semua daerah di Kabupaten Maros menjajakan Roti Maros. Roti ini hanya dijajakan di kedai-kedai sepanjang jalan Poros Maros-Makassar dan Pangkep dengan jumlah toko lebih dari 30 toko Roti Maros[2]. Jalan Poros Maros-Makassar letaknya sangat strategis untuk menjajakan makanan tradisional seperti Roti Maros ini, karena jalan ini sebagai jalan Trans-Sulawesi yang menghubungkan beberapa daerah-daerah di bagian utara dari provinsi Sulawesi Selatan hingga provinsi Sulawesi Tengah. Dengan keadaan ini, tidak sedikit pengendara dari luar daerah yang sedang dalam perjalanan singgah untuk mencicipi makanan khas daerah Maros ini.