Soka Gakkai International (SGI) adalah sebuah organisasi berdasarkan filosofi humanisBuddhisme Nichiren, yang berbasis komunitas dan mempromosikan perdamaian, kebudayaan, dan pendidikan, dengan mengutamakan rasa menghargai terhadap martabat kehidupan setiap manusia.[1][2]
SGI didirikan pada tahun 1975 oleh Daisaku Ikeda, dengan jumlah anggota yang tersebar di 192 negara dan wilayah.[3] SGI memiliki 12 juta anggota yang mempraktikkan Buddhisme Nichiren, sebuah sekte berdasarkan ajaran seorang pendeta Buddhis Jepang abad ke-13 yang bernama Nichiren.[4]
Asal mula organisasi SGI berawal pada tahun 1930 di Jepang, ketika Tsunesaburo Makiguchi dan Josei Toda mendirikan pendahulu dari Soka Gakkai yang bernama Perhimpunan Masyarakat Penciptaan Nilai. Organisasi ini pada mulanya berfokus pada reformasi pendidikan, terdiri dari sekelompok guru dengan Makiguchi sebagai presiden pertamanya. Pada perkembangan selanjutnya, organisasi ini menjadi sebuah gerakan yang didedikasikan untuk perbaikan masyarakat melalui transformasi batin setiap individu berdasarkan ajaran Buddhisme Nichiren.[1][2]
Pada tahun 1943, Makiguchi dan Toda dipenjara sebagai "kriminal pemikiran" karena menentang tekanan dari pemerintah militer Jepang untuk meninggalkan keyakinan agama mereka. Toda muncul pada tahun 1945 untuk membangun kembali Soka Gakkai, yang kemudian menjadi presiden kedua. Sementara Makiguchi meninggal dunia di penjara.[1][2]
Pada tahun 1947, di tengah kekacauan Jepang pascaperang, Daisaku Ikeda bertemu Josei Toda yang menjadi gurunya dan bergabung dengan Soka Gakkai. Tahun 1960, Ikeda menjadi presiden ketiga saat keanggotaannya sedang tumbuh di seluruh dunia.[1][2]
Pada 26 Januari 1975, Soka Gakkai International diresmikan pada Konferensi Perdamaian Dunia Pertama di Guam, lokasi pertempuran sengit antara pasukan militer Amerika Serikat dan Jepang dengan korban jiwa warga sipil tak bersalah yang tak terhitung jumlahnya selama Perang Dunia II. Sekitar 158 perwakilan dari 51 negara dan wilayah menghadiri pertemuan tersebut dan atas permintaan mereka, Daisaku Ikeda menerima posisi sebagai presiden dari SGI yang baru dibentuk ini. Tanggal 26 Januari sekarang dirayakan setiap tahun sebagai Hari SGI.[6]
Buddhisme Nichiren diperkenalkan ke Indonesia pada tahun 1960-an dan pada 13 Juli 2004, Soka Gakkai Indonesia terbentuk, sebagai sebuah lembaga yang tergabung dalam jaringan komunitas penganut Buddhisme Nichiren.[1]
Tujuan dan prinsip
Tujuan dan prinsip organisasi SGI sebagaimana termaktub dalam Piagam SGI yang disetujui pada 23 November 1995, adalah:[7]
SGI akan berkontribusi pada perdamaian, budaya, dan pendidikan untuk kebahagiaan dan kesejahteraan seluruh umat manusia berdasarkan penghormatan Buddhisme terhadap kemuliaan kehidupan.
SGI, berdasarkan cita-cita kewarganegaraan dunia, harus melindungi hak asasi manusia yang mendasar dan tidak mendiskriminasi individu mana pun dengan alasan apa pun.
SGI akan menghormati dan melindungi kebebasan beragama dan ekspresi keagamaan.
SGI akan mempromosikan pemahaman tentang ajaran Buddha dari Nichiren Daishonin melalui pertukaran akar rumput, sehingga berkontribusi pada kebahagiaan individu.
SGI, melalui organisasi-organisasi konstituennya, akan mendorong anggotanya untuk berkontribusi terhadap kemakmuran masyarakat mereka masing-masing sebagai warga negara yang baik.
SGI akan menghormati independensi dan otonomi organisasi-organisasi konstituennya sesuai dengan kondisi yang berlaku di masing-masing negara.
SGI, berdasarkan semangat toleransi Buddhis, akan menghormati agama-agama lain, terlibat dalam dialog dan bekerja bersama mereka menuju penyelesaian masalah-masalah mendasar mengenai kemanusiaan.
SGI akan menghormati keanekaragaman budaya dan mempromosikan pertukaran budaya, sehingga menciptakan suatu masyarakat internasional yang saling pengertian dan harmoni.
SGI, berdasarkan pada idealisme simbiosis Buddhis, akan mempromosikan perlindungan alam dan lingkungan.
SGI akan berkontribusi pada promosi pendidikan, dalam mengejar kebenaran serta pengembangan pengetahuan, untuk memungkinkan semua orang untuk membina karakter individu mereka dan menikmati kehidupan yang memuaskan dan bahagia.
Praktik harian
Inti praktik harian umat Buddhis anggota SGI yaitu melafalkan Namu Myōhō Renge Kyō dan membaca beberapa bagian dari Sutra Teratai (mengacu pada gongyō), dan berbagi ajaran Buddhis kepada sesama untuk membantu mereka mengatasi masalah di dalam kehidupan. Praktik melafalkan Namu Myōhō Renge Kyō dicetuskan oleh Nichiren (1222-1282), seorang biksu reformis Buddhis yang memperkenalkan Sutra Teratai sebagai intisari ajaran Buddha Sakyamuni.[8] Bagian dari Sutra Teratai yang sering dibaca adalah kutipan dari Bab II dan XVI.[9]
Anggota terkemuka
Di antara pesohor-pesohor terkemuka dunia yang menjadi anggota SGI adalah:[9]
Orlando Bloom, seorang aktor Inggris, yang meraih ketenaran karena membintangi film-film petualangan fantasi, terutama untuk perannya sebagai Legolas dalam trilogi The Lord of the Rings.
Suzanne Nadine Vega, penyanyi-penulis lagu, musisi, dan produser rekaman Amerika Serikat, terkenal karena musik elektriknya yang terinspirasi oleh musik rakyat.
Tina Turner, penyanyi, penulis lagu, penari, aktris, dan penulis Swiss kelahiran Amerika Serikat.
Dobbelaere, Karel: Soka Gakkai: From Lay Movement to Religion. Signature Books, 2001; ISBN978-1560851530
Seager, Richard: Encountering the Dharma: Daisaku Ikeda, Soka Gakkai, and the Globalization of Buddhist Humanism. University of California Press, 2006; ISBN978-0520245778
Strand, Clark: Waking the Buddha: How the Most Dynamic and Empowering Buddhist Movement in History Is Changing Our Concept of Religion. Middleway Press, 2014; ISBN978-0977924561