Kadang dianggap sebagai rasul, kadang sebagai uskup. Pada penggambaran kebangkitannya, ia digambarkan mengenakan pakaian kematiannya, yang menyerupai kain pembungkus bayi
Lazarus dari Betania, juga dikenal sebagai Santo Lazarus, adalah seseorang yang dibangkitkan oleh Yesus setelah empat hari kematiannya. Kisah mengenai mujizat ini tercatat dalam kitab Perjanjian Baru yaitu Injil Yohanes. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta.[1] Lazarus adalah saudara kedua perempuan itu.[2] Betania terletak dekat Yerusalem, kira-kira dua mil jauhnya.[3]
Kebangkitan Lazarus
Ketika Lazarus sakit, Maria dan Marta mengirim kabar kepada Yesus: "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit." Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan." Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus. Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada; baru kemudian Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Mari kita kembali lagi ke Yudea."[4]
Sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya." Maka kata murid-murid itu kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh." Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa. Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: "Lazarus sudah mati; tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya."[5]
Ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur.[6]
Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarangpun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya." Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit." Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman." Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" Jawab Marta: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia."[7]
Sesudah berkata demikian ia pergi memanggil saudaranya Maria dan berbisik kepadanya: "Guru ada di sana dan Ia memanggil engkau." Mendengar itu Maria segera bangkit lalu pergi mendapatkan Yesus. Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati." Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!" Maka menangislah Yesus.[8]
Yesus pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu. Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati." Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?" Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." [9]
Sesudah berkata demikian, berserulah Yesus dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!" Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi."[10]
Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya.[11]
Persepakatan membunuh Lazarus
Enam hari sebelum Paskah (lima hari sebelum kematian-Nya) Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.[12] Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati. Lalu imam-imam kepala bermupakat untuk membunuh Lazarus juga, sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.[13]
Nama
Nama Lazarus berasal dari bahasa Ibrani: אלעזר, Elʿāzār, Eleazar, artinya "Allah (telah) menolong". Eleazar bin Harun adalah Imam Besar pertama yang melangkahkan kaki ke tanah Kanaan (karena Harun, ayahnya dan Imam besar yang pertama, tidak diijinkan masuk ke tanah Kanaan). Nama ini juga diberikan kepada figur lain dalam Alkitab, yakni dalam cerita Yesus mengenai Orang kaya dan Lazarus yang miskin, di dalam Injil Lukas,[14] yang menceritakan hubungan (dalam kehidupan dan dalam kematian) antara seorang kaya dan seorang pengemis bernama Lazarus. Dua karakter bernama Lazarus ini umumnya dipahami sebagai dua karakter yang terpisah.
Dalam ilmu pengetahuan, nama ini dipakai di dalam Takson Lazarus, yaitu istilah paleontologi untuk sebuah takson yang menghilang dalam beberapa periode dan kemudian kembali muncul. Istilah "pengaruh lazarus" atau "spesies lazarus" juga dipakai untuk sejumlah penemuan dalam neontologi, studi tetang organisme yang masih hidup (sedangkan paleontologi' mempelajari yang sudah mati), sebagai suatu organisme yang ditemukan kembali dalam keadaan masih hidup setelah dinyatakan punah selama bertahun-tahun.
Makam Lazarus
Ada sebuah makam di Al-Eizariya yang dianggap tempat Lazarus dulu dibangkitkan dan dijadikan tempat ziarah sampai hari ini. Sejumlah gerejaKristen dibangun sejak berabad-abad lalu di sekitarnya. Sekitar abad ke-16 makam ini ditempati oleh masjid Al-Uzair. Di sebelahnya, Gereja Katolik RomaChurch of Saint Lazarus, yang didesain oleh Antonio Barluzzi, dibangun tahun 1952-1955 di bawah pengawasan Ordo Fransiskan di atas bekas gereja sebelumnya. Tahun 1965, sebuath Gereja Ortodoks Yunani dibangun di sebelah barat makam.
Pintu masuknya menuruni 24 tangga batu ke bawah ke ruangan berbentuk bujur sangkar yang menjadi tempat sembahyang. Dari sana ada tangga lagi turun ke kamar bawah yang dianggap makam Lazarus. Ini sudah dilaporkan pada tahun 1896.[15] The same description applies today.[16][17]
Adanya gereja di tempat yang dianggap Betania ini sudah disebut pada akhir abad ke-4, di mana sejarahwan Eusebius dari Kaisarea[18] (~ 330) dan peziarah Bordeaux menyebutkan makam Lazarus. Pada tahun 390 Hieronimus mencatat ada gereja yang didedikasikan untuk Santo Lazarus, disebut Lazarium. Ini dikonfirmasi oleh peziarah Egeria di sekitar tahun 410. Jadi gereja itu diperkirakan dibangun antara tahun 333 dan 390.[19] Ditemukan lantai mozaik dari gereja abad ke-4 di daerah petamanan di sana.[20] Lazarium hancur karena gempa bumi pada abad ke-6, tetapi digantikan dengan gereja yang lebih besar, yang bertahan sampai zaman Perang Salib. Pada tahun 1143 bangunan dan tanahnya dibeli oleh raja Fulk dan ratu Melisende dari Yerusalem, kemudian biara (konven) Benediktin yang didedikasikan untuk Maria dan Martha dibangun dekat makam Lazarus. Setelah jatuhnya Yerusalem pada tahun 1187, konven ini ditinggalkan dan menjadi reruntuhan yang menyisakan makam ini dan tiang-tiangnya. Pada tahun 1384, sebuah masjid sederhana dibangun di tanah itu.[17] Pada abad ke-16 kerajaan Ottoman membangun masjid Al-Uzair untuk kota yang saat itu penduduknya Muslim dan menamakan kota itu menurut santo pelindungnya, Lazarus dari Betania.[20]
Menurut Catholic Encyclopedia tahun 1913, sejumlah pakar mempertanyakan lokasi desa kuno Betania (meskipun dibantah oleh penulis Encyclopedia):
Beberapa percaya bahwa desa Betania sekarang ini bukan berada di lokasi desa kuno; melainkan berkembang sekitar gua yang seharusnya terletak cukup jauh dari rumah Marta dan Maria di desanya. Zanecchia mengira desa Betania kuno terletak lebih atas di lereng sebelah tenggara Bukit Zaitun, tidak jauh dari tempat yang diterima sebagai bekas desa Betfage (Bethphage) dan dekat tempat Kenaikan Yesus.[21] Identifikasi gua dengan makam Lazarus juga tidak mempunyai bukti yang jelas. Lokasi desa kuno mungkin tidak tepat sama dengan yang sekarang, tetapi dapat diterima bahwa kemungkinan di sekitar sini lokasinya.[22]