Terminal Sritanjung
Terminal Sritanjung atau yang lebih dikenal dengan nama Terminal Ketapang merupakan terminal penumpang tipe A dan terminal induk terbesar di Kabupaten Banyuwangi selain Terminal Brawijaya. Nama terminal ini berasal dari nama tokoh legenda Kerajaan Blambangan, yaitu Sri Tanjung. Terminal seluas 62.920 m2 ini terletak ±10 km di luar perbatasan utara ibukota Banyuwangi, tepatnya di Jalan Raya Situbondo, Bulusan. Lokasi terminal ini berjarak ±2,5 km sebelah utara kawasan stasiun dan pelabuhan Ketapang. Terminal yang kini dikelola oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia ini diresmikan dan mulai beroperasi sejak tahun 1996. Terminal ini melayani moda transportasi umum berupa angkutan kota, mobil penumpang umum (MPU), angkutan pemadu moda, angkutan antarkota dalam provinsi (AKDP) dan angkutan antarkota antarprovinsi (AKAP).[1][2][3][4][5] Rute Angkutan KotaSatu-satunya trayek angkutan kota Banyuwangi yang dilayani di Terminal Sritanjung adalah trayek dengan titik tujuan akhir di Terminal Brawijaya. Rute lintasan trayek tersebut memanjang dari sisi utara ke selatan jalan utama kota Banyuwangi dan melintasi spot-spot penting seperti Stasiun Ketapang, Pelabuhan Ketapang, Sub Terminal Blambangan (Lateng), Taman Sritanjung dan Kantor Pemerintah Daerah Banyuwangi.[6][7][8] Sepinya aktivitas di terminal ini berdampak pada penurunan aktivitas angkutan kota. Hal ini dikarenakan panjangnya interval kedatangan antar bus serta menurunnya jumlah penumpang bus antarkota trayek Situbondo - Banyuwangi yang naik-turun di terminal ini. Setiap harinya terdapat 20 armada angkutan kota yang parkir di terminal ini. Penumpang angkutan kota dari terminal ini sebagian besar menuju ke area sekitar Pelabuhan Ketapang.[9] Rute Mobil Penumpang Umum (MPU)Moda transportasi mobil penumpang umum (MPU) menghubungkan Terminal Sritanjung dengan tujuan akhir di kawasan utara kabupaten Banyuwangi seperti Kalipuro, Wongsorejo dan akses Taman Nasional Baluran (Bajulmati). Sampai tahun 2010, tercatat terdapat tiga trayek MPU yang aktif beroperasi di terminal ini. Armada yang digunakan MPU salah satunya menggunakan kendaraan merk Toyota Kijang dengan ciri livery berwarna biru. Berikut adalah trayek MPU yang beroperasi di Terminal Sritanjung.[10][11][12]
Rute Angkutan AntarkotaSebagian besar moda transportasi angkutan antarkota di Terminal Sritanjung dilayani oleh armada medium bus dan bigbus dengan fasilitas kelas ekonomi. Armada medium bus digunakan untuk melayani trayek Situbondo, sedangkan armada bigbus digunakan untuk melayani trayek yang lebih jauh seperti Probolinggo, Surabaya dan pulau Madura. Metode pembayaran bus kelas ekonomi dilayani langsung di atas kendaraan (oleh kondektur), tanpa melalui agen/loket bus. Berikut merupakan trayek beserta perusahaan otobus (PO) operator angkutan antarkota kelas ekonomi yang dilayani di Terminal Sritanjung.
Rute Angkutan Pemadu ModaPerum DAMRI cabang Banyuwangi kembali mengaktifkan layanan angkutan pemadu moda sejak Desember 2018. Layanan ini sebelumnya vakum beberapa tahun setelah diresmikan pada tahun 2013. Angkutan pemadu moda bertujuan untuk mempermudah akses transportasi masyarakat Banyuwangi dan Situbondo yang akan menggunakan layanan penerbangan dari Bandar Udara Internasional Banyuwangi di Blimbingsari. Armada yang digunakan adalah dua unit medium bus berkapasitas 17 penumpang dan dilengkapi dengan fasilitas pendingin udara dan internet. Rute lintasan bus meliputi Stasiun Ketapang, Pelabuhan Ketapang, Taman Sritanjung, Simpang Lima Banyuwangi (Penganjuran), Simpang Politeknik Negeri Banyuwangi (Karangbendo), Krajan (Karangbendo) dan Tegalwero (Blimbingsari). Jadwal keberangkatan bus sebanyak empat kali per hari dari terminal ini, menyesuaikan dengan jadwal keberangkatan atau kedatangan dari bandara. Pelayanan pembelian tiket bus ini dilayani di loket yang sudah tersedia di area terminal.[13][14][15][16] Area Cekpoin Pelabuhan KetapangBerkaitan dengan pencegahan penyebaran Covid-19, ASDP Ketapang bekerjasama dengan Dinas Perhubungan Banyuwangi mulai menerapkan pembatasan dan pengetatan akses pemudik yang akan menyeberang ke pulau Bali. Sebelum masuk ke Pelabuhan Ketapang, pemudik diwajibkan untuk menunjukkan beberapa dokumen, salah satunya adalah surat keterangan sehat yang dilampiri hasil rapid test dengan hasil non reaktif Covid-19. Per tanggal 28 Mei 2020, area Terminal Sri Tanjung dimanfaatkan sebagai bufferzone dan lokasi cekpoin terakhir sebelum memasuki pelabuhan. Petugas gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 mulai ditempatkan di terminal ini untuk memfasilitasi pemudik melakukan screening. Setelah hasil pemeriksaan cek poin dinyatakan layak, pemudik diberi stempel bahwa yang bersangkutan dinyatakan lolos untuk melakukan aktivitas penyeberangan. Terminal ini juga memfasilitasi loket penjualan tiket penyeberangan pulau Bali secara online. Hal ini bertujuan untuk menguraikan kemacetan dan penumpukan penumpang di area pelabuhan.[17][18][19] Referensi
Pranala luar |