Terminal Ngadirojo atau lebih dikenal dengan nama Terminal Lorok merupakan prasarana umum berupa terminal penumpang tipe B yang berada pada sisi timur wilayah Kabupaten Pacitan di Kecamatan Ngadirojo.[1] Titik lokasi terminal ini terletak berhadapan dengan Pasar Lorok, sebuah pasar tradisional terbesar di kawasan ini yang mempunyai hari pasaran paling ramai pada penanggalan Pahing. Pada hari tersebut, area dalam terminal dipenuhi oleh aktivitas pasar tumpah.[2] Sejak tahun 2017, terminal ini mulai dikelola oleh Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur, di bawah kewenangan tata kelola Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Prasarana Perhubungan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UPT P3 LLAJ) Madiun.[3][4] Terminal ini menjadi titik temu dan titik kumpul dari beberapa jenis moda angkutan umum dalam trayek seperti andongan, mikrobus dan bus antarkota. Selain itu, terdapat pula angkutan umum tidak dalam trayek berupa becak dan ojek pangkalan dari terminal ini.[5]
Jaringan angkudes Pacitan
Terminal Ngadirojo menjadi titik pemberhentian awal dan akhir dari beberapa trayek angkutan pedesaan (angkudes) lintas kecamatan di sisi timur Kabupaten Pacitan seperti Ngadirojo, Sudimoro dan Tulakan. Jalur lintasan pedesaan yang sempit dan bergelombang dilayani menggunakan jenis kendaraan mobil pikap berpintu belakang dan bak tertutup, yang biasa disebut andongan atau taksi oleh warga setempat.[6][7] Sedangkan untuk lintasan pedesaan menuju ibukota kabupaten, menggunakan kendaraan bus kecil (mikrobus). Berdasarkan Peraturan Bupati Pacitan Nomor 34 Tahun 2013, terdapat lima trayek angkutan pedesaan yang melintasi terminal ini, yaitu sebagai berikut.[8][9]
Daftar trayek angkutan pedesaan Kabupaten Pacitan yang melintasi Terminal Ngadirojo
Satu-satunya trayek bus antarkota yang terdapat di Terminal Ngadirojo adalah rute Lorok–Trenggalek. Trayek ini membentang sejauh 87 km dari terminal ini melintasi Sudimoro, Panggul, Dongko, Suruh, Karangan dan mengakhiri perjalanan di Terminal Surodakan.[10] Jalur lintasan bus ini juga berhimpitan dengan jalur lintasan mobil penumpang umum (MPU) trayek Panggul–Trenggalek.[11] Pada dekade antara tahun 1980–1990, trayek Lorok–Trenggalek pernah dioperasikan oleh banyak unit bus sedang (ataupun bus besar sasis pendek) milik beberapa perusahaan otobus lokal seperti PO Aneka Jaya, PO Cahaya Mulya, PO Pacitan Jaya Mandiri dan PO Pelita Jaya. Sedangkan trayek Lorok–Pacitan dioperasikan oleh PO Ratna.[2] Namun per tahun 2017, jumlah unit bus yang laik operasi menyusut hingga tersisa dua unit bus sedang, masing-masing unit merupakan milik PO Cahaya Mulya dan PO Pacitan Jaya Mandiri.[5][12][13] Keberadaan bus antarkota semakin tersisihkan sejak masyarakat mulai mengandalkan kendaraan pribadi dan maraknya keberadaan angkutan antar jemput (travel) di daerah ini.[2] Tahun 2013, PO Aneka Jaya membuka trayek patas rute Pacitan–Malang via Lorok, namun tidak bertahan lama dikarenakan rendahnya okupansi penumpang.[14][15]
Galeri
Kenampakan fisik bangunan terminal bus serta angkutan umum yang terdapat di dalamnya. Foto diambil di Terminal Ngadirojo antara tahun 2010–2022.