Panggul merupakan tanah pengangkatan laut karena lempeng Indo-Australian plate mendesak eurasian plate, sehingga munculah tanah jawa selatan termasuk Tanah karst barisan Pegunungan Sewu ( dari Cilacap sampai Banyuwangi ). Pada zaman prasejarah Panggul merupakan daerah transit tempat dilaluinya perjalanan suku nomaden dari Pacitan menuju Wajak Tulungagung. Menurut HR Van Keerkeren, Homo Wajakensis (manusia purba wajak) hidup pada masa plestosinatas, sedangkan peninggalan-peninggalan manusia purba Pacitan berkisar antara 8.000 hingga 23.000 tahun yang lalu. Sehingga, disimpulkan bahwa pada zaman itulah Panggul dilalui oleh manusia yang nomaden atau berpindah-pindah . Ditemukannya Prasasti Kamsyaka pada tahun 929 M, disebutkan bahwa Panggul (termasuk Munjungan) masuk wilayah Perdikan Kampak yang merupakan kesatuan dari Kabupaten Trenggalek.
Sejarah Pemerintahan
Dengan adanya Perjanjian Gianti tahun 1755, Kerajaan Mataram terpecah menjadi dua, yaitu Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.[2] Wilayah Panggul (termasuk Munjungan) masuk wilayah kekuasaan Bupati Pacitan yang berada di bawah kekuasaan Kasultanan Yogyakarta. Sedangkan Kabupaten Trenggalek seperti di dalam bentuknya yang sekarang ini, kecuali Panggul (termasuk Munjungan), masuk ke dalam wilayah kekuasaan Bupati Ponorogo yang berada di bawah kekuasaan Kasunanan Surakarta.
Pada tahun 1812, dengan berkuasanya Inggris di Pulau Jawa (Periode Raffles 1812-1816) Pacitan (termasuk di dalamnya Panggul dan Munjungan) berada di bawah kekuasaan Inggris. Pada tahun 1916, dengan berkuasanya lagi Belanda di Pulau Jawa, Pacitan diserahkan oleh Inggris kepada Belanda termasuk juga Panggul dan Munjungan.
Pada tahun 1830, setelah selesainya perang Diponegoro, wilayah Kabupaten Trenggalek, tidak termasuk Panggul dan Munjungan, yang semula berada dalam wilayah kekuasaan Bupati Ponorogo dan Kasunanan Surakarta masuk di bawah kekuasaan Belanda. Dan, pada zaman itulah Kabupaten Trenggalek termasuk Panggul dan Munjungan memperoleh bentuknya yang nyata sebagai wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten versi Pemerintah Hindia Belanda sampai di saat dihapuskannya pada tahun 1923. Alasan atau pertimbangan dihapuskannya Kabupaten Trenggalek dari administrasi Pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu secara pasti tidak dapat diketahui. Namun diperkirakan mungkin secara ekonomi Trenggalek tidak menguntungkan bagi kepentingan pemerintah kolonial Belanda. Wilayahnya dipecah menjadi dua bagian, yakni wilayah kerja Pembantu Bupati di Panggul masuk Kabupaten Pacitan dan selebihnya wilayah Pembantu Bupati Trenggalek, sedangkan Karangan dan Kampak masuk wilayah Kabupaten Tulungagung sampai dengan pertengahan tahun 1950.
Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950, Panggul dan Munjungan menemukan bentuknya kembali menjadi bagian dari Kabupaten Trenggalek sebagai suatu daerah Kecamatan di dalam Tata Administrasi Pemerintah Republik Indonesia.[3]
Geografi
Geografis: Kecamatan Panggul terletak 59 km sebelah barat daya Kota Trenggalek, setengah wilayahnya adalah pegunungan yang mengitari dataran rendah melingkar luas dari barat, utara ke timur sampai pantai di sebelah selatan dan membentuk lembah yang luas dengan teluknya, wilayah tanah subur mencakup daerah aliran sungai yang mengalir sampai samudra indonesia.
Kecamatan Panggul adalah kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar di Kabupaten Trengggalek.
Tipe masyarakatnya jika dilihat menunjukan perkembangan pada gaya hidupnya, karena semakin lengkap dan semakin ramai fasilitas serta Teknologi Komunikasi dan Informasi baru di Kecamatan Panggul.
Mata pencaharian penduduk: mayoritas petani, peternak hewan, nelayan, buruh, pedagang, PNS, wiraswasta, dan lainnya mencari nafkah dengan pergi ke daerah perkotaan dan sebagai TKI di luar negeri.
Kebudayaan masyarakat sekitar masih memegang teguh adat istiadat Suku Jawa.
Agama mayoritas Islam, aliran Kejawen.
Perekonomian tergolong kecamatan yang memiliki perekonomian menengah, Pasar Kecamatan Panggul merupakan pasar dengan omzet terbesar kedua di Kabupaten Trenggalek, dikarenakan daerahnya strategis terdapat di perbatasan kabupaten, dan dekat dengan perbatasan provinsi Jawa Timur dengan Jawa Tengah.
Pendidikan: sangat berkembang seiring minat masyarakat untuk sekolah dan sekarang telah tersebar PAUD, TK, SD hampir di semua pelosoknya. Pengembangan pendidikan menengah di setiap wilayah yang di selenggarakan negeri maupun sekolah swasta juga sekolah satu atap, SLTA dalam masa pengembangan, selain itu telah hadir juga kelas Perguruan Tinggi yang membuka jusrusannya di Panggul yaitu STKIP PGRI Trenggalek, Universitas Terbuka Malang, dan Universitas Darul Ulum Jombang. Hampir semua pemuda memiliki minat ke perguruan tinggi. Dilihat dari semua kebutuhan dalam pendidikan, Kecamatan Panggul berpotensi besar dalam perkembangan SDM pada masyarakatnya.
Komunikasi
Sarana telekomunikasi telah lengkap seperti internet, telepon, HP, dan komunikasi radio.
Jalur darat dapat menempuh jalur utama 1 dari arah Kota Trenggalek dapat melewati Karangan, Dongko (Jalur Lintas Selatan 1) menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum, beberapa kendaraan umum yang melewati jalur ini adalah Mini Bus Aneka Jaya dan Cahaya Mulya berangkat dari Terminal Kota Trenggalek trayek Trenggalek - Lorok (Ngadirojo, Pacitan) serta MPU (Mobil Penumpang Umum) yang banyak tersedia (Trenggalek - Panggul). Ada pula jasa Travel dari Surabaya dan Malang.
Jalur Utama 2 dari Kota Pacitan, dapat melalui Jalur Lintas Selatan Jawa atau menggunakan kendaraan umum mini bus dari Terminal Pacitan menuju Terminal Lorok kemudian dari Terminal Lorok dapat memanfaatkan minibus menuju Kota Trenggalek.
Jalur alternatif (Munjungan) - Jalur Lintas Selatan 2 menggunakan kendaraan pribadi dari Tulungagung dapat melalui Prigi - Munjungan - Panggul atau melalui Gandusari - Kampak - Munjungan - Panggul.
Jalur alternatif (Pule) dari Kota Trenggalek melalui Karangan - Pule - Panggul atau dari Kota Ponorogo melalui Jetis - Ngrayun - Panggul.
Selain itu di Kecamatan Panggul juga tersedia Angkudes yang beroperasi dari Terminal Panggul ke desa-desa seluruh Kecamatan Panggul.
Kereta Api
Stasiun Kereta Api terdekat terletak di Kota Tulungagung, selanjutnya dari Tulungagung dapat menggunakan transportasi pribadi/umum.
Transportasi Udara
Untuk Transportasi udara dapat ditempuh dari Bandara besar sebagai berikut:
Peternakan = telur unggas seperti ayam, puyuh, bebek, sapi pedaging, kambing jawa, domba, dll.
Perikanan dan Kelautan = lele, nila, gurame, hasil laut (ikan, cumi-cumi, lobster, rumput laut) potensi dari laut sebenarnya sangat besar karena tergolong masih alami selain itu wilayah laut selatan di Panggul merupakan rute migrasi Ikan Tuna, Mackarel, dan Ikan Paus dari barat Samudra Hindia, dan masih perlu pengembangan.
Pertambangan = marmer, kapur, pasir besi, dll.
Makanan Khas = tempe kripik, sale goreng, brondong ketan, gipang, kolong klithik, onde-onde/jamblem, nasi tiwul, nasi lodho, soto, pecel, dll.
Pariwisata
Potensi Pariwisata
Pantai Pelang: memiliki potensi pada keasrian alamnya yang masih terbalut hutan, selain itu terdapat air terjun disebelah barat pantai yang terlindung pepohonan, yang terkenal karena mata airnya berasal dari sungai bawah tanah yang mengalir dari pegunungan. Pantai pelang biasa dijadikan tempat outbound sebab tempat tersebut sangat memadai suasananya yang masih alami bernuansa deburan ombak laut selatan. Kini juga sudah dibangun kolam renang kecil serta sarana bermain anak-anak.
Pantai Konang: terletak di Desa Nglebeng. Pantai Konang terkenal dengan pemandangan dan area pantai yang luas membentang dari pesisir tenggara sampai ke barat laut . bila musim panas pantai tersebut indah dengan hiasan matahari terbenam di kala sore hari. suasana pantai begitu indah karena ombaknya relatif sedang dan udaranya segar dengan beratapkan langit biru.
Pemandangan Laut Besuki: terdapat di wilayah jalur jalan menuju Pacitan di sebelah barat. Tempatnya terkenal dengan pemandangan laut yang terlihat dari pegunungan. Keindahan alam dapat dirasakan bila sejenak memandangi alam yang masih terjaga dari atas.
Konservasi Penyu Taman Kili-Kili (Kili-Kili Park): merupakan taman konservasi binatang penyu terletak di Desa Wonocoyo.
Pantai Njoketro: pantai tempat para nelayan mencari ikan terletak di Desa Nglebeng.
Fasilitas Umum
Hotel dan Penginapan
Hotel Ratu di Jl. MT. Haryono 23
Penginapan Purnama di Jl. Raya Wonocoyo 6
Hotel dan Kolam Renang Tirta Arum di Jl. MT. Haryono 14