Pantai Rajegwesi

Pantai Rajegwesi

Pantai Rajagwesi
Informasi
Lokasi Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur
Negara Indonesia
Pemilik

Pantai Rajegwesi adalah sebuah pantai yang terletak di Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur.

Pantai Rajegwesi terletak dalam kawasan Taman Nasional Meru Betiri. Maka dari itu, panorama pantai ini sangat indah. Pasir pantai berwarna coklat akibat endapan lumpur yang dibawa sungai yang bermuara di pantai ini saat banjir. Pantai ini dikelilingi hutan tropis hijau yang masih asri.

Pantai Rajegwesi menjadi jujukan wisatawan lokal dan mancanegara selain tempat wisata lain di kawasan Taman Nasional Meru Betiri seperti Teluk Hijau dan Sukamade. Atraksi wisata budaya yang sering dikunjungi wisatawan berupa wisata agro dan aktivitas masyarakat berupa cara pembuatan gula jawa (nderes) mulai dari pengambilan air kelapa sampai proses pembuatan gulanya. Aktivitas nelayan dan adanya perayaan petik laut bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk wisatawan.[1] Biasanya aktivitas di pantai ini meningkat saat Hari Raya Idul Fitri. Selain tempat wisata, pantai ini juga menjadi sentra perdagangan ikan bagi desa-desa di sekitar pantai.[2]

Tsunami

Pada 3 Juni 1994. Pantai Rajegwesi dilanda gelombang tsunami yang juga melanda sebagian pesisir selatan Jawa Timur. Gelombang ini terjadi diakibatkan gempa tektonik 7,2 skala richter yang terjadi di Palung Jawa sebelumnya. Tsunami ini membunuh lebih dari 200 orang.[3] Di Rajegwesi sendiri kerusakan yang terjadi sangat parah. Pemukiman di pinggir pantai rata oleh gelombang. Maka dari itu pemerintah, membangun kembali pemukiman di bukit yang dekat dengan pantai. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi kerusakan jika tsunami terjadi lagi.

Pengembangan

Pada tahun 2011 Seksi Pengelolaan Taman Nasional Meru Betiri Wilayah I Sarongan mendapat kegiatan Program Model Desa Konservasi (MDK). Meskipun pada awal mulanya lokasi model desa konservasi mendapat pertentangan dari beberapa pihak yang beranggapan selalu dusun rajegwesi yang mendapatkan perhatian dari pihak Taman Nasional namun setelah mendapat penjelasan maka semua pihak dapat memahami.

Dalam kegiatan pelatihan participatory rurral apraisal (PRA) terbentuk kelembagaan berupa susunan organisasi bernama Masyarakat Ekowisata Rajegwesi (MER) yang terdiri dari ketua, wakil ketua, bendahara, sekretaris dan seksi-seksi lainnya dengan jumlah anggota sekitar 27 orang. Hasil yang ingin di capai oleh MER yaitu ingin mengembangkan wisata bahari Rajegwesi.

Hal ini ingin dicapai dengan melaksanakan berbagai program seperti, pelatihan dan pembuatan eco-homestay, pelatihan pemandu wisata, kursus Bahasa Inggris, dan pelatihan pembuatan biogas yang berasal dari kotoran ternak.[4]

Pranala luar

Referensi

Lihat pula