Kopi lanang adalah istilah untuk menyebut biji kopi atau olahan biji kopi yang tidak berkeping dua. Dalam satu ceri kopi, umumnya terdapat dua biji, tetapi kopi lanang hanya memiliki biji tunggal. Kelainan ini sudah bisa dikenali sejak dari ceri kopi dipetik. Para petani kopi biasanya akan memilah antara biji kopi berkeping dua dan yang berkeping satu. Harga kopi lanang selalu dipatok lebih mahal daripada olahan kopi berbiji keping dua dalam jenis yang sama. Hal itu dikarenakan kopi lanang tergolong langka dan melewati proses sortir yang rumit. Kopi ini juga dipercaya memiliki cita rasa yang lebih nikmat dan manfaat yang beragam.[1][2] Masyarakat Jawa percaya bahwa kopi lanang bermanfaat untuk menambah vitalitas pria.[3]
Biji kopi lanang berbentuk bulatan lonjong seperti dua biji kopi biasanya apabila disatukan. Ukurannya sedikit lebih kecil daripada kopi pada umumnya. Kopi lanang tidak dihasilkan dari rekayasa genetika atau budidaya varietas tertentu. Kopi lanang bisa dihasilkan dari kopi jenis apa saja. Biji kopi lanang umumnya hanya berkisar 5-10% dari panen kopi keseluruhan.[1]
Kopi lanang memiliki kandungan kafein 2,1% lebih banyak daripada kopi biasa dari jenis yang sama.[1]
Penyebab
Sebagai tumbuhan yang berbiji belah dua, kopi lanang adalah sebuah kelainan. Kelainan ini disebabkan oleh beberapa kemungkinan:[1][4]
Penyerbukan putik bunga yang tidak optimal, biasanya oleh angin atau serangga.
Adanya malnutrisi atau ketidakseimbangan distribusi zat makanan pada saat pembuahan
Usia pohon kopi yang lebih dari 10 tahun, yang mengakibatkan penurunan kemampuan penyerbukan secara alami.