Letnan JenderalTNI (Purn.) H.Alamsyah Ratu Perwiranegara (25 Desember 1925 – 8 Januari 1998, juga ditulis Alamsjah Ratoe Prawiranegara) adalah tokoh militer Indonesia yang pernah menjabat sebagai menteri dan duta besar.
Riwayat Hidup
Pendidikan dan masa sekolah
Alamsjah pertama kali mengenyam pendidikan dasar di Tanjung Karang kemudian melanjutkan di Lampung Gakuin (setingkat SMP) dan akhirnya menyelesaikan tingkat sekolah di LPPU (setingkat SMA).
Pangkat kemiliteran terakhir yang dicapainya sebelum masuk menjadi anggota kabinet sebagai Sekretaris Negara adalah letnan jenderal - Men/Pangad (perbendaharaan). Alamsjah juga sempat menjadi Duta Besar RI untuk Belanda pada tahun 1972-1974. Karena kondisi kesehatannya menurun, Alamsjah digantikan oleh Letjen Sutopo Juwono. Ia kemudian diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) pada awal 1975, dan diangkat menjadi wakil ketua pada tahun 1977 menggantikan Letjen Sarbini.[2]
Alamsjah sempat vakum dari dunia politik pada tahun 1989-1991 karena menderita penyakit jantung koroner yang akhirnya dilakukan tindakan operasi by-pass di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura.
Setelah diselenggarakannya KTT Non-Blok di Indonesia pada tahun 1992, Alamsjah diangkat menjadi Duta Besar Keliling Non-Blok untuk urusan Timur Tengah (1992-1995).
Riwayat jabatan
Perwira Administrasi / Kepala Staf Kompi Giyugun Pengawal Pantai di Krui, Lampung (1943 – 1944)[3]
Komandan Pleton Kesehatan, Kompi Giyugun Tanjungkarang, Lampung (1944 – 1945)[3]
Wakil Ketua Penjaga Keamanan Rakyat / PKR di Kotabumi, Lampung (1945)[3]
Sekretaris dan Ajudan Ketua PKR Karesidenan Lampung (1945)[3]
Instruktur Sekolah Opsir Kadet Divisi II TKR Komandemen Sumatra (1945 – 1946)[3]
Kepala Staf Operasi Divisi Garuda II Sub Komandemen Sumatera Selatan (1946 – 1947)[3]
Pejabat Kepala Staf Brigade Garuda Merah Divisi VIII / Garuda (1947)[3]
Pejabat Komandan Resimen 44 Brigade Garuda Merah Divisi VIII / Garuda (1947 – 1948)[3]
Komandan Batalyon 12 Sub Teritorial Palembang, TNI Sub Komandemen Sumatera Selatan (1948 – 1949)[3]
Kepala Seksi Operasi Brigade Sumatera Selatan, Tentara & Teritorium Sumatra (1949 – 1950)[3]
Kepala Seksi Operasi & Latihan Brigade X Tentara & Teritorium II / Sriwijaya (1950)[3]
Asisten II/Operasi Kepala Staf T&T II / Sriwijaya (1950 – 1954)[3]
Asisten I/Intelijen Kepala Staf T&T II / Sriwijaya merangkap Komandan KMKB Palembang (1954 – 1956)[3]
Kepala Staf Harian Penguasa Perang Daerah Sumatera Selatan (1956 – 1958)[3]
Kepala Staf T&T II / Sriwijaya kemudian menjadi Kodam IV / Sriwijaya (1958 – 1959)[3]
Perwira Siswa di Senior Officer Courses of the Infantry School, Mhow, India (1958 – 1959)[3]
Pamen Dpb Komando Pendidikan & Latihan Angkatan Darat (1959 – 1960)[3]
Pamen Dpb Deputi I Kepala Staf Angkatan Darat (1960 – 1961)[3]
Perwira Siswa di U.S Army General and Command Staff College, Fort Leavenworth, Kansas, USA (1961 – 1962)[3]
Wakil Asisten VII Menteri / Panglima Angkatan Darat (1962 – 1965)[3]
Asisten VII/Keuangan Menteri / Panglima Angkatan Darat (25 Oktober 1965 – 1967)[3]
Koordinator Staf Pribadi Ketua Presidium Kabinet Ampera (1966 – Februari 1968)[3]
Deputi 3/Urusan Khusus Menteri/Panglima Angkatan Darat (11 Mei 1967 – Februari 1968)[3]
Dalam masa pensiun dari dunia politik Alamsjah memimpin perusahan yang bernama Perwira Penanggan Ratu dan menghabiskan waktunya di kediamannya di daerah Pejaten Jakarta Selatan.
Pada 18 November 1997 Alamsjah mendapat serangan asma berat dan sempat dirawat di Rumah Sakit MMC, Kuningan, Jakarta Selatan, sebelum akhirnya meninggal pada 8 Januari 1998.[5] Alamsjah dimakamkan secara militer dengan upacara kemiliteran yang dipimpin oleh Panglima ABRI Jenderal Wiranto di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Kehidupan pribadi
Keluarga
Ayahnya bernama Baharuddin Yoesoef (1885–1929) dan ibunya, Siti Mariam (1892–1935). Alamsjah adalah anak bungsu dari sembilan bersaudara; nama-nama saudaranya adalah Achmad Bermawi, Siti Arbain, Siti Hafsyah, Siti Amenah, Mohammad Adenan, Siti Rohaya, Mohammad Sirod dan Marsiyem.
Pada 12 Januari 1952 Alamsjah menikah pada dengan Siti Maemunah, yang lahir di Palembang pada 15 April 1930. Pasangan ini dikaruniai lima orang anak yaitu Jusuf Haery Utama Alamsjah, Muhammad Ali Muda Eddy Alamsjah, Muhammad Soleh Bingsiwijaya Alamsjah, Siti Mariam Alamsjah, dan Siti Hafsah Alamsjah. Dari anak-anaknya, Alamsjah dan istrinya memperoleh 12 orang cucu. Salah satunya adalah Abdul Sattar yang dilahirkan pada (30 September1984) dari pasangan Siti Mariam Merry Alamsjah dan Dr Abadi Soetisna, MSI.
Beberapa cucu Alamsjah yang lain di antaranya adalah Achmad Syamsuri Muda, yang kemudian diberi nama Amot (25 April 1987) yang lahir dari pasangan Atty Alamsjah dan Ir. Agus Bachtiar, dan Ahmad Syukri (3 November 1988) dari pasangan Muhammad Soleh Denny Alamsjah dan Ginna. Alamsjah juga diberikan dua cucu dari pasangan anak laki-laki keduanya, Muhammad Ali Muda Eddy Alamsjah dan Hartanti Yuniari Soeharto, yang bernama Siti Fatimah Hapsari Ayuningdyah Ariswari Alamsjah dan Muhamad Yusuf Baharuddin Satria Muda Alamsjah.
Adapun cucu dari pasangan putra tertuanya Jusuf Haery Utama Alamsjah dan Dewi Arimbi Soeharto yang merupakan putri dari dr. H.Soeharto & Sinta Tedjasukmana Soeharto, adalah Siti Maimunah Jibrilia, Abdullah M. Abi Alamsjah, Siti Khadijah Mikhailia Tikha Alamsjah, Abdurahman M. Dumas dan Abdurahim M. Khairy Alamsjah Muda. Putra tertua Alamsjah juga mengikuti jejak sang ayah dalam pengabdian kepada negara sebagai wakil rakyat di DPR/MPR RI sejak tahun 1992 dan sempat bertugas di DPP GOLKAR serta ICMI Pusat.
Penghargaan
Tanda Jasa
Ia mendapatkan tanda kehormatan baik dari dalam maupun luar negeri, diantaranya;[6][7]
^Roeder, O.G. (1971). WHO'S WHO IN INDONESIA Biographies of prominent Indonesian personalities in all fields. Jakarta: PT Gunung Agung. hlm. 21.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); line feed character di |title= pada posisi 23 (bantuan)
^ abAzra, Azyumardi; Umam, Saiful (1998). Menteri-Menteri Agama RI biografi sosial-politik. Jakarta: Diterbitkan atas kerjasama Indonesian-Netherlands Cooperation in Islamic Studies (INIS), Pusat Pengkajian Islam dan Masarakat [i.e. Masyarakat] (PPIM), Badan Litbang Agama, Depertemen [i.e. Departemen] Agama RI. hlm. 360. ISBN9789799524836.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); line feed character di |title= pada posisi 25 (bantuan)
^Parikesit, Suparwan G.; Sempurnadjaja, Krisna R. (1995). Haji Alamsyah Ratu Perwiranegara : Perjalanan Hidup Seorang Anak Yatim Piatu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. ISBN979-416-361-9.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Ummat Volume 3, Issues 25-31. Jakarta: Mahkota Mediatara Utama. 1998.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); line feed character di |title= pada posisi 6 (bantuan)