Ia menikah dengan Endang Suparti dan dikaruniai seorang putera yang bernama Bambang Purwanto.
Karier
Militer
Karier militernya dimulai tahun 1945 dengan pangkat Letnan I. Antara tahun 1947-1949 menjabat sebagai Kepala Staf Psychological Warfara Kementerian Pertahanan. Dalam Operasi 17 Agustus di Sumatera Barat bertindak sebagai Wadan R.T.P. II/Diponegoro, merangkap Staf Umum I Kodam 17 Agustus. Tahun 1969 lulus Seskoad. Dan, ia mengalami percepatan masa pensiun pada tahun 1977 dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal TNI, karena dalam kedudukannya sebagai Sekjen DPP Golkar ia dicalonkan untuk keanggotaan DPR dalam Pemilu 1977.
Pendidikan
Sedangkan pendidikan umum adalah tamatan Taman Dewasa (MULO).
Organisasi
Ia menjabat Sekjen DPP Golkar sejak tahun 1969, disamping kedudukan dalam organisasi-organisasi lain. Yaitu Sekretaris Dewan Pembina Pusat Golkar (sejak 1969), Ketua Dewan Pembina KNPI (sejak 1973), Anggota Dewan Kehormatan HKTI (sejak 1975), Dewan Pembina SBKMI/SBLP Maritim FBSI dan Dewan Pembina Gabungan Usaha Perbaikan Pendidikan Islam (keduanya sejak 1975), Dewan Pembina SBLP Transport Darat & Ferry FBSI dan Dewan Pembina Persatuan Pelayaran Rakyat (keduanya sejak 1976).
Legislatif
Tahun 1960 menjadi anggota MPRS dengan domisili di Magelang (Kodam VII) dan tahun 1964 menjadi anggota DPR-GR.
Menteri Sosial
Begitu namanya diumumkan oleh Presiden Soeharto pada 29 Maret1978 sebagai Menteri Sosial pada Kabinet Pembangunan III, Sapardjo berpendapat demikian "Ditinjau dari kebutuhan masyarakat sekarang ini, fungsi Departemen Sosial itu penting sekali. Dalam menghadapi masa regenerasi, kita harus menaruh perhatian dan pembinaan secara khusus terhadap mereka yang telah berkorban bagi adanya negara ini. Baik tokoh-tokoh perjuangan, para penderita cacat maupun janda-janda para pahlawan." Pada saat itu, beliau menjabat sebagai Sekjen DPP Golkar.
Masalah lain yang penting yang dikemukakannya dalam kaitan kehidupan sosial, berupa masalah "drop-out", akses-akses pertumbuhan ekonomi, akses-akses dari kemajuan antara kehidupan Timur dan Barat. "Kehidupan sosial di desa-desa sebetulnya tinggal mengkonsolidir dengan penekanan pada kesejahteraan pribadi," kata Sapardjo.
Mengenai konsepsinya dalam melaksanakan tugas sebagai Menteri Sosial, Sapardjo mengemukakan, bahwa konsepsi yang akan dijalankan merupakan implementasi dari apa yang diputuskan dalam GBHN. Ia menilai dalam situasi sekarang penting sekali ditonjolkan usaha-usaha kemanusiaan. Yang terpenting adalah usaha peningkatan kesejahteraan manusia itu sendiri dan pendewasaan pengaruh lingkungan sosial. Karena lingkungan sosial itu akan mempengaruhi kesejahteraan umum.