Sosialisme etis
Sosialisme etis adalah filsafat politik yang mengacu pada sosialisme yang berdasar pada etika dan moral, bertentangan dengan dasar ekonomi, egoistis, dan konsumeristis.[1] Sosialisme etis menekankan perlunya ekonomi yang sadar secara moral berdasarkan pada prinsip altruisme, kerja sama, dan keadilan sosial sambil menentang individualisme posesif.[2] Berbeda dengan sosialisme yang diilhami oleh rasionalisme, materialisme sejarah, ekonomi neoklasik, dan teori Marxis yang mendasarkan seruannya untuk sosialisme dengan dasar efisiensi ekonomi, rasionalitas, atau keniscayaan sejarah; sosialisme etis berfokus pada alasan moral dan etika dalam menganjurkan sosialisme.[butuh rujukan] IkhtisarSosialisme etis memiliki dampak mendalam pada gerakan demokrat sosial dan reformisme selama paruh kedua abad ke-20, khususnya di Britania Raya.[3] Sosialisme etis berbeda fokusnya mengenai kritik terhadap etika kapitalisme serta tidak hanya mengkritik permasalahan ekonomi, sistemik, dan material dari kapitalisme.[1] Istilah sosialisme etis pada awalnya berasal sebagai peyoratif oleh ekonom Marxian, Rosa Luxemburg terhadap kelompok reformis, revisionis Marxis Eduard Bernstein dan pendukungnya, yang membangkitkan argumen cita-cita dan etika liberal neo-Kantian yang mendukung sosialisme.[4] Kelompok yang mengaku dirinya sosialis etis segera bermunculan di Britania, seperti sosialis Kristen R. H. Tawney dan cita-citanya terhubung dengan cita-cita sosialis Kristen, Fabian, dan sosialis gilda.[5] Sosialisme etis merupakan ideologi penting di dalam Partai Buruh Britania.[6] Sosialisme etis telah secara terbuka didukung oleh Perdana Menteri Britania Ramsay MacDonald,[7] Clement Attlee,[8] dan Tony Blair.[6] Ketika Partai Demokrat Sosial Jerman (SPD) meninggalkan Marxisme selama Program Godesberg pada 1950-an, sosialisme etis menjadi filosofi resmi di dalam SPD.[9] Lihat pulaReferensi
Bibliografi
|