Dalam ilmu politik, istilah Perjuangan kelas (aliaskonflik kelas, perang kelas, konflik modal-buruh) mengacu pada ketegangan politik dan antagonisme ekonomi yang ada di antara kelas sosial dalam masyarakat, karena persaingan sosioekonomi untuk mendapatkan sumber daya di antara kelas-kelas sosial, antara kaya dan miskin. Dalam filsafat politik dan ekonomi Karl Marx dan Mikhail Bakunin, perjuangan kelas adalah prinsip utama dan sarana praktis untuk melakukan perubahan sosiopolitik radikal bagi mayoritas sosial, kelas pekerja.[1]
Karl Marx dan Friedrich Engels menyatakan dalam Manifesto Komunis bahwa, "Sejarah (tertulis) dari semua masyarakat yang ada sampai sekarang merupakan sejarah perjuangan kelas," Pemikiran Marx mengenai kelas tidak ada hubungannya dengan kelas sosial dalam sosiologi: kelas atas, menengah, dan bawah. Malahan, dalam kapitalisme, Marx mengutarakan adanya kelas ekonomi.
Keanggotaan seseorang di dalam kelas disebabkan oleh hubungannya dengan alat-alat produksi, yaitu posisi seseorang di dalam struktur sosial yang berciri kapitalis. Marx terutama berbicara mengenai dua kelas yang mencakup sebagian besar populasi, kaum proletar dan borjuis. Kelas-kelas lain, seperti borjuis kecil, memiliki ciri yang hampir sama dengan salah satu di antara dua kelas mayoritas tersebut.
Pandangan non-Marxis
Komentator sosial, sejarawan, dan penggagas teori sosialis telah mengemukakan pendapat mereka mengenai perjuangan kelas beberapa waktu sebelum Marx, demikian pula mengenai hubungan antara perjuangan kelas, hak milik, dan hukum yang dikemukakan oleh Augustin Thierry,[2]François Guizot, François-Auguste Mignet, dan Adolphe Thiers. Para fisiokrat, David Ricardo, dan Henry George mencatat tidak elastisnya persediaan tanah dan berpendapat bahwa inilah yang menyebabkan munculnya hak-hak istimewa tertentu bagi para tuan tanah.
Proudhon, dalam bukunya What is Property? (1840), menyatakan bahwa "kelas-kelas tertentu tidak menikmati penyelidikan terhadap sebutan palsu properti dan sejarahnya yang menakjubkan, bahkan kemungkinan besar sarat akan skandal."[3]
Kaum fasis telah sering menentang perjuangan kelas dan sebagai gantinya telah berusaha mengajukan banding ke kelas buruh sementara berjanji untuk menjaga kelas sosial yang sudah ada dan mengemukakan konsep alternatif yang disebut kerja sama kelas.