Manifesto Komunis (bahasa Jerman: Das Manifest der Kommunistischen Partei) atau disebut juga Manifesto Partai Komunis adalah manifesto yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, dua guru besar sosiologi dan pemimpin pergerakan kaum buruh modern. Pada awalnya, manifesto ini ditujukan untuk Liga Komunis dan diterbitkan pertama kali pada tanggal 21 Februari1848 di London, Inggris.
Manifesto ini pertama kali diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia pada tahun 1924 oleh Partondo dan kemudian oleh seseorang yang memakai nama penaA. Zain. Pada masa pendudukan Jepang, Manifesto Komunis telah diterjemahkan oleh beberapa pemuda yang bekerja dalam gerakan bawah tanah dan terjemahannya disiarkan secara sembunyi-sembunyi.
Akan tetapi, setelah diteliti, ternyata masih ditemukan banyak kesalahan dalam terjemahan yang telah ada sehingga membuat terjemahan manifesto ini terus direvisi dan diterjemahkan ulang pada tahun 1948, seratus tahun sejak manifesto ini pertama kali diterbitkan.
The Communist Manifesto ini terdiri dari 23 halaman, dengan catatan, terdapat pembukaan dan empat bab utama.
Pembukaan
Bagian I: Kaum Borjuis dan Kaum Proletar
Bagian II: Kaum Proletar dan Kaum Komunis
Bagian III: Literatur Sosialis dan Komunis
Bagian IV: Pendirian Kaum Komunis dalam Hubungan dengan Berbagai Partai Oposisi
Pembukaan Communist Manifesto ini dibuka dengan tulisan yang sangat dramatis, dengan mendeskripsikan adanya sesuatu yang menghantui Eropa.
“Hantu Komunisme”
Dilanjutkan kemudian, bahwa para kekuatan Eropa lama seperti Paus, Tsar, Metternich and Guizot, kaum Radikal Prancis, dan mata-mata polisi Jerman, membuat “persatuan suci” dan berusaha memburu hantu tersebut. Pembukaan yang penuh metafora tersebut, menggambarkan bagaimana para pemimpin di Eropa yang saat itu berkuasa menganggap komunisme sebagai “hantu” atau ancaman yang berbahaya.
Pada Bagian I: Kaum Borjuis dan Kaum Proletar, menjelaskan sejarah masyarakat dari dulu hingga sekarang adalah sejarah perjuangan kelas. Marx dan Engels mengidentifikasi adanya dua kelas: borjuis dan proletar. Sepanjang sejarah, dua kelas ini selalu ada, contohnya seperti orang merdeka dan budak, ningrat dan plebeian (rakyat jelata), tuan dan hamba, serta tukang ahli dan pembantunya.
Menurut Marx dan Engels, kaum borjuis selalu mengeksploitasi kaum proletar, yaitu para pekerja dan buruh, demi keuntungan dan perkembangan bisnis. Dalam kondisi tersebut, kaum pekerja atau buruh sangat menderita, harus bekerja keras dengan gaji minim dan keamanan yang tidak layak. Namun, kaum proletar tidak mempunyai banyak pilihan. Tanpa modal, mereka harus bergantung dengan tenaga dan waktu yang mereka punya untuk mendapatkan uang demi bertahan hidup. Di bawah tekanan dan eksploitasi oleh para pemilik modal, tuan tanah, dan rentenir, kaum proletar hidup di dalam kemiskinan dan penderitaan.
Sistem yang ada selalu menimbulkan konflik kelas dan revolusi. Dikatakan bahwa, para kaum borjuis sebenarnya adalah penggali liang kuburnya sendiri, karena pada akhirnya proletariat akan menang dan borjuasi akan runtuh.
Oleh karena itu, menurut manifesto ini, sistem tersebut harus digantikan dengan Komunisme, yaitu masyarakat tanpa perbedaan kelas.
Secara garis besar, pada Bagian II: Kaum Proletar dan Kaum Komunis, membahas hubungan antara kelompok komunis dengan kelompok-kelompok pekerja, dan bahwa tujuan dari partai komunis adalah untuk kesejahteraan seluruh kaum proletar.
Selain membahas kebobrokan kaum kapital atau borjuis, serta kejelasan kedudukan sosial dalam komunisme, disebutkan juga tindakan-tindakan revolusi komunis tiap negara bisa ada perbedaan.
Namun, ada 10 hal yang secara umum dapat diterapkan, sebagai berikut.
Penghapusan kepemilikan aset pribadi (seperti aset tanah, untuk anggaran negara).
Pajak penghasilan progresif yang berat.
Penghapusan hak waris.
Penyitaan aset milik emigran dan pemberontak.
Pemusatan kredit di tangan negara, yang berarti bank nasional milik negara dengan monopoli eksklusif.
Alat komunikasi dan transportasi milik negara.
Penambahan pabrik dan alat produksi milik negara, penggarapan tanah telantar, dan pengembangan tanah sesuai rencana bersama.
Semua orang sama-sama wajib bekerja. Pembentukan “tentara industri”, terutama untuk pertanian.
Penggabungan industri pertanian dan manufaktur, penghapusan bertahap perbedaan desa dan kota dengan penyebaran populasi yang lebih merata.
Sistem pendidikan publik gratis untuk anak-anak, dan penghapusan pekerja anak-anak.
Bagian III: Literatur Sosialis dan Komunis, pada hakikatnya Marx dan Engels membahas berbagai bentuk sosialisme, menjelaskan perbedaan antara komunisme dengan doktrin sosialis lainnya seperti sebagai berikut.
reactionary socialism, atau sosialisme reaksioner yang membahas feudal socialism, petty-bourgeois socialism, german, atau true socialism
bourgeois socialism atau sosialisme borjuis
critical-utopian socialism atau sosialisme utopia-kritis
Menurut manifesto komunis ini, bentuk-bentuk sosialisme tersebut memiliki poin-poin yang cukup berarti, namun mereka tidak benar-benar menunjukkan isu konflik kelas.