Clement Attlee
Attlee lahir dalam keluarga kelas menengah atas, sebagai putra dari seorang pengacara kaya di London. Setelah menyelesaikan pendidikan di Haileybury College dan Universitas Oxford, ia bekerja sebagai seorang pengacara. Pekerjaan sukarela yang dia lakukan di East End London membawanya mengenal kemiskinan, dan pandangan politiknya pun mulai bergeser ke arah kiri. Ia bergabung dengan Partai Buruh Independent, meninggalkan karier hukumnya dan mulai mengajar di London School of Economics; pekerjaannya ini sempat terganggu oleh dinas militer selama Perang Dunia I. Pada tahun 1919, ia menjadi walikota Stepney dan pada Pemilihan Umum Inggris 1922 ia terpilih menjadi anggota parlemen Limehouse. Attlee bertugas di pemerintahan minoritas Partai Buruh pertama yang dipimpin oleh Ramsay MacDonald pada tahun 1924, dan kemudian bergabung dengan Kabinet pada masa minoritas kedua MacDonald (1929–1931). Setelah mempertahankan kursinya dalam kekalahan besar Partai Buruh pada Pemilihan Umum Britania Raya 1931, ia menjadi Deputy Leader partai tersebut. Setelah terpilih menjadi Pemimpin Partai Buruh pada tahun 1935, Attlee awalnya mengambil kebijakan pasifisme dan menentang kebijakan Persenjataan Kembali Inggris. Namun dirinya menjadi kritikus kebijakan appeasement (peredaan) Neville Chamberlain menjelang Perang Dunia 2. Attlee membawa Partai Buruh masuk koalisi pemerintahan tahun 1940 di bawah Winston Churchill, menjabat sebagai Lord Privy Seal dan menjadi Wakil Perdana Menteri dari tahun 1942. Saat Front Barat (Perang Dunia II) mencapai ujungnya, Kabinet Perang yang dipimpin oleh Churchill dibubarkan dan Pemilihan Umum segera digelar. Partai Buruh yang dipimpin Attlee menang telak dalam Pemilihan Umum Britania Raya 1945 dengan program pasca perang mereka. Setelah pemilu, Attlee memimpin pembangunan pemerintahan mayoritas Partai Buruh yang pertama. Pendekatan Keynesianisme pemerintahannya terhadap manajemen ekonomi bertujuan untuk mempertahankan lapangan kerja penuh, ekonomi campuran, dan sistem layanan sosial yang diperluas dan disediakan oleh negara. Untuk mencapai tujuan ini pemerintah melakukan nasionalisasi fasilitas umum dan industri-industri besar, serta menerapkan reformasi sosial yang luas. Beberapa kebijakan itu antara lain mengesahkan UU Asuransi Nasional tahun 1946, UU Bantuan Nasional tahun 1948, pembentukan Layanan Kesehatan Nasional (NHS) pada tahun 1948, dan perluasan subsidi publik untuk pembangunan komplek perumahan rakyat. Pemerintahannya juga mereformasi UU serikat buruh di Inggris, praktik kerja dan layanan anak. Attlee juga menciptakan sistem Taman Nasional Britania Raya, mengesahkan UU Kota Baru 1946 dan menetapkan Perencanaan Kota dan Desa di Inggris. Pemerintahan Attlee membuktikan dirinya sebagai pemerintahan yang radikal dan melakukan reformasi besar-besaran. Dari tahun 1945 hingga 1948, lebih dari 200 UU Parlemen publik disahkan, dengan delapan undang-undang prioritas dimasukkan dalam undang-undang pada tahun 1946 saja.[1] Kebijakan luar negeri Attlee berfokus pada dekolonisasi yang ia delegasikan pada Ernest Bevin, namun Attle secara pribadi mengawasi pemisahan India (1947), kemerdekaan Burma dan Sri Lanka serta pembubaran mandat Inggris pada Palestina dan Keamiran Transyordania. Attlee dan Bevin mendorong Amerika Serikat untuk mengambil peran yang kuat dalam Perang Dingin. Attlee tidak mampu melakukan intervensi militer di Yunani di saat negara itu terlibat dalam perang saudara, ia kemudian meminta Washington untuk melawan komunis di sana. Strategi containment diresmikan antara kedua negara melalui Doktrin Truman untuk membendung pengaruh komunis.[2] Dia mendukung Rencana Marshall untuk membangun kembali Eropa Barat dengan uang Amerika dan pada tahun 1949, mempromosikan aliansi militer NATO melawan blok Soviet. Setelah memimpin Partai Buruh meraih kemenangan tipis pada Pemilihan Umum Britania Raya 1950, ia mengirim pasukan Inggris untuk berperang bersama Korea Selatan dalam Perang Korea. Attlee mewarisi negara yang hampir bangkrut setelah Perang Dunia Kedua dan dilanda kekurangan pangan, perumahan, dan sumber daya; Terlepas dari reformasi sosial dan program ekonomi yang dijalankannya, masalah-masalah ini tetap ada selama masa jabatannya sebagai perdana menteri, bersamaan dengan krisis mata uang yang berulang dan ketergantungan pada bantuan AS. Partainya dikalahkan tipis oleh Partai Konservatif dalam Pemilihan Umum Britania Raya 1951, meski meraih suara terbanyak. Ia melanjutkan jabatannya sebagai pemimpin Partai Buruh namun pensiun setelah kalah dalam Pemilihan Umum Britania Raya tahun 1955. Attlee lantas diangkat menjadi House of Lords, di mana ia menjabat sampai kematiannya pada tahun 1967. Di depan umum, ia adalah seorang yang rendah hati dan sederhana, namun di balik layar, pengetahuannya yang dalam, sikapnya yang tenang, objektivitas dan pragmatismenya terbukti menentukan. Ia sering digolongkan sebagai salah satu dari perdana menteri Inggris terhebat. Pada tahun 2004, ia terpilih sebagai Perdana Menteri Inggris paling sukses di abad ke-20 berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan oleh 139 akademisi.[3] Mayoritas tanggapan tersebut menyoroti reformasinya dalam kesejahteraan negara yang dilakukan pemerintahan Attlee dan pembentukan Layanan Kesehatan (NHS) sebagai pencapaian utama kebijakan dalam negeri abad ke-20. Ia juga dipuji karena melanjutkan 'Hubungan Khusus' dengan AS dan keterlibatan aktif dalam NATO. Awal KehidupanAttlee lahir pada tanggal 3 Januari 1883 di Putney, Surrey (sekarang bagian London). Ia dibesarkan di sebuah vila dua lantai dengan taman besar dan lapangan tenis, dikelola oleh tiga pelayan dan seorang tukang kebun. Ayahnya seorang politisi Partai Liberal, yang telah mewarisi kepentingan keluarga dalam pengolahan dan pembuatan bir, dan menjadi mitra senior di firma hukum Druces, serta menjabat sebagai presiden Law Society of England and Wales. Pada tahun 1898, ayahnya kemudian membeli perkebunan seluas 81 hektar di Thorpe-le-Soken, Essex. Pada umur sembilan tahun, Attlee dimasukkan ke asrama di Northaw Place, sekolah persiapan anak laki-laki di Hertfordshire. Pada tahun 1896, ia mengikuti saudarnya ke Haileybury College, di mana ia menjadi seorang siswa menengah. Dia dipengaruhi oleh pandangan Darwinisme dari kepala rumah tangganya, Frederick Webb Headley, dan pada tahun 1899 dia menerbitkan sebuah serangan terhadap pengemudi taksi London yang mogok di majalah sekolah, memperkirakan bahwa mereka akan segera "mengemis ongkos".[4] Pada tahun 1901, Attlee melanjutkan pendidikannya di University College, Oxford dan banyak membaca sejarah modern. Dia dan saudaranya Tom "diberi gaji yang besar oleh ayah mereka dan menganut gaya hidup universitas seperti membaca, dan bersosialisasi". Attlee digambarkan gurunya sebagai "pria berkepala dingin, rajin, dapat diandalkan tanpa gaya yang cemerlang ... tetapi dengan penilaian yang baik". Di universitas dia tidak begitu tertarik pada politik atau ekonomi, dan kemudian menggambarkan pandangannya saat itu sebagai "konservatif imperialis kuno yang baik". Ia lulus Bachelor of Arts pada tahun 1904 dengan status second-class honours.[4] Attlee kemudian dilatih sebagai barrister di Inner Temple dan dipanggil untuk menjadi pengacara oleh pengadilan (call to the bar) pada tahun 1906. Dia pernah bekerja di firma hukum ayahnya, Druces namun Attlee tidak menikmati pekerjaan itu. Ia tidak memiliki ambisi khusus untuk sukses di bidang hukum.[5] Attlee juga pernah bermain sepak bola bersama Fleetwood Town F.C. di Liga Amatir.[6] Ayah Attlee wafat tahun 1908, meninggalkan warisan sebesar £75.394 (setara dengan £ 8.374.628 di tahun 2021). Awal KarierPada tahun 1906, ia menjadi sukarelawan di Haileybury House, sebuah klub sosial untuk anak-anak kelas pekerja di Stepney, East End London. Kemudian dari tahun 1907 hingga 1909 ia menjabat sebagai manajer klub tersebut. Sampai saat itu, pandangan politiknya lebih konservatif. Namun, saat ia melihat tingkat kemiskinan saat bekerja untuk anak-anak di pemukiman kumuh, ia berpandangan bahwa amal dari badan swasta tak akan mampu mengentaskan kemiskinan dan hanya tindakan langsung seperti redistribusi pendapatan oleh negara yang bisa memberikan pengaruh signifikan. Hal ini memicu pandangan politiknya menjadi lebih ke arah sosialisme. Attlee kemudian bergabung ke Independent Labour Party (ILP) pada tahun 1908 dan menjadi aktif dalam politik lokal. Pada tahun 1909, ia gagal dalam pemilihan pertamanya, sebagai kandidat ILP untuk Dewan Borough Stepney.[7] Ia juga sempat bekerja sebagai sekretaris Beatrice Webb pada tahun 1909, sebelum akhirnya menjadi sekretaris untuk Toynbee Hall, sebuah lembaga amal. Attlee bekerja untuk kampanye Webb yang mempopulerkan Laporan Minoritas karena Attlee sangat aktif di lingkungan Fabian Society, di mana dia berkeliling mengunjungi banyak komunitas politik—Liberal, Konservatif, dan sosialis—untuk menjelaskan dan mempopulerkan ide-idenya, serta merekrut dosen yang dianggap cocok untuk bekerja pada kampanye Webb tersebut. Pada tahun 1911, ia dipekerjakan oleh Pemerintah sebagai "official explainer"—berkeliling ke banyak tempat untuk menjelaskan UU Asuransi Nasional dari Chancellor of the Exchequer, David Lloyd George. Attlee menghabiskan musim panas tahun itu dengan mengunjungi Essex dan Somerset menggunakan sepeda untuk menjelaskan UU itu dalam rapat publik. Setahun kemudian, ia menjadi dosen di London School of Economics untuk mengajar ilmu kemasyarakatan dan administrasi publik.[8] Karier Awal PolitikPolitik LokalAttlee kembali ke politik lokal setelah Perang Dunia 1 dengan menjadi walikota Metropolitan Borough of Stepney, salah satu wilayah termiskin di London, pada tahun 1919. Saat dirinya menjadi walikota, dewan melakukan tindakan untuk mengatasi tuan tanah kumuh yang mengenakan biaya sewa tinggi tetapi menolak mengeluarkan uang untuk menjaga properti mereka dalam kondisi layak huni. Dewan tersebut melayani dan menegakkan perintah hukum kepada pemilik rumah untuk memperbaiki properti mereka. Pemerintah juga menunjuk inspektur kesehatan dan pengawas sanitasi sehingga mengurangi angka kematian bayi, dan mengambil tindakan untuk mencari pekerjaan bagi mantan prajurit yang menganggur.[9] Pada tahun 1921, George Lansbury, walikota buruh Metropolitan Borough of Poplar, wilayah tetangga Attlee, meluncurkan kampanye Poplar Rates Rebellion; kampanye pembangkangan yang berupaya untuk menyamakan beban bantuan bagi masyarakat miskin di seluruh wilayah London. Attlee, yang merupakan teman dekat Lansbury sangat mendukung kebijakan ini. Namun, Herbert Morrison walikota buruh Metropolitan Borough of Hackney, salah seorang figur utama Partai Buruh London sangat mengecam tindakan Lansbury. Selama periode ini, ketidaksukaan Attlee terhadap Morrison akan menjadi abadi.[10][11][12] Anggota ParlemenPada Pemilihan Umum Inggris Raya 1922, Attlee menjadi anggota parlemen (MP) untuk daerah pemilihan Limehouse di Stepney. Saat itu, ia mengagumi Ramsay MacDonald dan membantunya terpilih sebagai pemimpin Partai Buruh pada Pemilihan Ketua Partai Buruh 1922. Attlee menjabat sebagai sekretaris pribadi MacDonald secara singkat di tahun 1922. Ia pertama kali merasakan jabatan menteri pada tahun 1924, ketika ia menjabat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri untuk Perang di pemerintahan Partai Buruh pertama yang berumur pendek, dipimpin oleh MacDonald.[13] Attlee menentang Pemogokan Umum 1926, ia yakin bahwa aksi pemogokan tidak harus digunakan sebagai senjata politik. Namun saat aksi mogok itu terjadi, ia tidak berusaha menghentikannya. Saat pemogokan berlangsung, Attlee adalah kepala dari Komite Kelistrikan Stepney. Dia menegosiasikan kesepakatan dengan Serikat Pekerja Listrik sehingga mereka akan terus memasok listrik ke rumah sakit, namun menghentikan pasokan ke pabrik. Salah satu perusahaan, Scammell and Nephew Ltd, mengambil tindakan sipil terhadap Attlee dan anggota komite Partai Buruh lainnya (meskipun tidak terhadap anggota Konservatif yang juga mendukung tindakan ini). Pengadilan memutuskan Attlee dan rekan-rekan anggota dewannya untuk membayar ganti rugi sebesar £300. Keputusan tersebut kemudian dibatalkan di tingkat banding, tetapi masalah keuangan yang disebabkan oleh kasus tersebut hampir memaksa Attlee keluar dari politik.[14] Pada bulan Mei 1930, anggota parlemen Buruh, Oswald Mosley keluar dari partai setelah partainya menolak proposalnya tentang penyelesaian masalah pengangguran, dan Attlee kemudian menggantikan posisi Mosley di Chancellor of the Duchy of Lancaster. Bulan Maret 1931, Attlee menjabat sebagai Postmaster General, posisi yang dia pegang selama lima bulan sampai Agustus, saat pemerintahan Partai Buruh jatuh setelah gagal menyepakati cara mengatasi krisis keuangan saat Depresi Besar.[15] Bulan itu MacDonald dan beberapa aliansinya membentuk National Goverment bersama Partai Konservatif dan Partai Liberal yang menyebabkan banyak yang dikeluarkan dari Partai Buruh. MacDonald menawarkan Attlee posisi pada National Goverment, namun ia menolak posisi tersebut dan memilih tetap loyal pada Partai utama Partai Buruh.[16] Setelah MacDonald membentuk National Goverment, Partai Buruh menjadi terpecah. Attlee yang merupakan mitra dekat MacDonald merasa dikhianati—termasuk banyak politisi Buruh lainnya. Selama pemerintahan Partai Buruh kedua, Attlee semakin kecewa dengan MacDonald, yang dianggapnya sia-sia dan tidak kompeten. Deputi KetuaPemilihan Umum Inggris Raya 1931 menjadi bencana bagi Partai Buruh, yang kehilangan 200 kursi dan hanya mempertahankan 52 anggota parlemen. Mayoritas tokoh senior partai, termasuk Pemimpin Arthur Henderson, kehilangan kursi mereka. Namun Attlee berhasil mempertahankan kursi Limehouse dengan tipis, dengan suara mayoritasnya yang terpangkas dari 7.288 menjadi hanya 551. Ia adalah salah satu dari hanya tiga anggota parlemen dari Partai Buruh yang memiliki pengalaman dalam pemerintahan untuk mempertahankan kursi mereka, bersama dengan George Lansbury dan Stafford Cripps. Oleh karena itu, Lansbury terpilih sebagai Ketua tanpa lawan dengan Attlee sebagai wakilnya.[17] Kebanyakan anggota parlemen Buruh yang tersisa setelah tahun 1931 adalah pejabat serikat pekerja lanjut usia yang tidak dapat berkontribusi banyak dalam perdebatan, Lansbury berusia 70-an, dan Stafford Cripps tokoh utama lain dari Partai Buruh yang masuk Parlemen pada tahun 1931, tidak berpengalaman. Sebagai salah satu anggota parlemen Partai Buruh yang paling cakap dan berpengalaman, Attlee memikul banyak beban untuk memberikan perlawanan kepada National Goverment pada tahun 1931–35. Selama periode ini, ia harus memperluas pengetahuannya tentang subjek-subjek yang belum pernah ia pelajari sebelumnya, seperti keuangan dan urusan luar negeri dalam rangka memberikan perlawanan yang efektif terhadap pemerintah.[18] Attlee menjadi penjabat ketua selama sembilan bulan dari Desember 1933 setelah Lansbury mengalami patah tulang pahanya dalam sebuah kecelakaan, yang meningkatkan profil publik Attlee. Saat periode inilah, masalah keuangan hampir membuat Attlee keluar dari dunia politik. Istrinya sakit dan pada saat itu tidak ada gaji yang terpisah untuk Ketua Oposisi. Di saat hampir mengundurkan diri dari Parlemen, dia dibujuk untuk tetap bertahan oleh Stafford Cripps, seorang sosialis kaya, yang setuju untuk memberikan sumbangan ke dana partai untuk memberinya gaji tambahan sampai Lansbury dapat mengambil alih kembali.[19] Ketua OposisiGeorge Lansbury yang merupakan seorang pasifis, mengundurkan diri dari Ketua Partai Buruh saat Konferensi Partai tanggal 8 Oktober 1935 setelah para delegasi memberikan suara mendukung sanksi terhadap Italia atas agresinya terhadap Abyssinia. Lansbury sangat menentang kebijakan ini dan merasa tidak mampu lagi memimpin partai. Mengambil keuntungan dari kekacauan di Partai Buruh, Perdana Menteri Stanley Baldwin mengumumkan pada tanggal 19 Oktober bahwa pemilihan umum akan diadakan pada tanggal 14 November. Karena tidak ada waktu untuk pemilihan Ketua, Partai setuju Attlee harus menjabat sebagai ketua interim dan pemilihan kepemimpinan akan diadakan setelah pemilihan umum.[20] Oleh karena itu, Attlee memimpin Partai Buruh melewati Pemilihan Umum Inggris Raya tahun 1935, yang menghasilkan kebangkitan partai tersebut setelah hasil buruk pada tahun 1931, dengan memenangkan 38 persen suara, jumlah tertinggi yang pernah dimenangkan oleh Partai Buruh hingga saat itu dan memperoleh lebih dari seratus kursi.[21] Attlee mencalonkan diri dalam pemilihan ketua partai berikutnya, yang digelar segera setelah Pemilu, di mana dia bersaing dengan Herbert Morrison, yang baru saja masuk kembali ke parlemen pada pemilihan baru-baru ini, dan Arthur Greenwood. Morrison dipandang sebagai favorit, tetapi tidak dipercaya oleh banyak pihak khususnya sayap kiri. Arthur Greenwood selanjutnya menjadi tokoh populer di partai; Namun, upaya kepemimpinannya sangat terhambat oleh masalah alkoholnya. Attlee mampu tampil sebagai sosok yang kompeten dan pemersatu, terutama karena telah memimpin partai tersebut melalui pemilihan umum. Ia menjadi pemenang pertama dalam pemungutan suara pertama dan kedua, dan secara resmi terpilih sebagai Pemimpin atau Ketua Partai Buruh pada tanggal 3 Desember 1935.[22] Attlee tidak bayak berperan pada peristiwa yang berujung pada turunnya Edward VIII dari takhta, karena meskipun Baldwin mengancam akan mundur jika Edward berusaha untuk tetap mempertahankan takhtanya setelah menikah dengan Wallis Simpson, Partai Buruh dianggap tidak bisa membentuk pemerintahan yang layak karena mayoritas National Goverment berada di DPR. Attlee, bersama dengan pemimpin Partai Liberal Archibald Sinclair, akhirnya diajak berkonsultasi oleh Baldwin pada tanggal 24 November 1936, dan Attlee setuju dengan Baldwin dan Sinclair bahwa Edward tidak dapat tetap bertahta, dengan tegas menghilangkan segala kemungkinan pembentukan pemerintahan alternatif jika Baldwin mengundurkan diri.[23] Pada bulan April 1936, Menteri Keuangan, Neville Chamberlain, memperkenalkan Anggaran yang meningkatkan jumlah yang dibelanjakan untuk angkatan bersenjata. Attlee membuat siaran radio yang menentangnya, dengan mengatakan:
Pada bulan Juni 1936, anggota parlemen Konservatif, Duff Cooper menyerukan aliansi Inggris-Prancis melawan kemungkinan agresi Jerman dan menyerukan semua pihak untuk mendukungnya. Attlee mengecam hal ini: "Kami mengatakan bahwa setiap usulan aliansi semacam ini—aliansi di mana satu negara terikat dengan negara lain, benar atau salah, karena suatu kebutuhan yang mendesak—bertentangan dengan semangat Liga Bangsa-Bangsa, bertentangan dengan semangat Liga Bangsa-Bangsa, bertentangan dengan Covenant, bertentangan dengan Locarno, bertentangan dengan kewajiban-kewajiban yang telah dilakukan oleh negara ini, dan bertentangan dengan kebijakan yang dianut oleh Pemerintah ini".[25] Saat berlangsungnya Konferensi Partai Buruh di Edinburgh pada bulan Oktober, Attlee menegaskan kembali bahwa "Kita tidak diragukan lagi mendukung Pemerintah dalam kebijakan persenjataannya".[26] Namun, dengan meningkatnya ancaman dari Nazi Jerman, dan tidak efektifnya Liga Bangsa-Bangsa, kebijakan ini akhirnya kehilangan kredibilitas. Pada tahun 1937, Partai Buruh telah membuang posisi pasifisnya dan mendukung persenjataan kembali serta menentang kebijakan appeasement (peredaan) yang diajukan Neville Chamberlain.[27] Wakil Perdana MenteriAttlee masih berstatus sebagai Ketua Oposisi saat Perang Dunia 2 pecah pada bulan September 1939. Kampanye Norwegia yang membawa bencana akan menghasilkan mosi tidak percaya pada Neville Chamberlain.[28] Meskipun Chamberlain selamat dari mosi ini, reputasi pemerintahannya telah rusak dan menegaskan bahwa pemerintahan koalisi sangat diperlukan. Walaupun Attlee secara pribadi siap untuk bertugas di bawah Chamberlain dalam pemerintahan koalisi darurat, dia tidak mampu membawa Partai Buruh bersamanya. Akibatnya, Chamberlain mengajukan pengunduran dirinya, sehingga Partai Buruh serta Konservatif memasuki pemerintahan koalisi yang dipimpin oleh Winston Churchill pada 10 Mei 1940, dengan Attlee bergabung dengan Kabinet sebagai Lord Privy Seal pada 12 Mei.[29] Attlee dan Churchill setuju bahwa Kabinet Perang akan terdiri dari tiga anggota Konservatif (awalnya Churchill, Chamberlain dan Lord Halifax) dan dua anggota Partai Buruh (awalnya dirinya dan Arthur Greenwood) dan Partai Buruh harus memiliki lebih dari sepertiga jabatan di pemerintahan koalisi.[30] Attlee dan Greenwood memainkan peran penting saat mendukung Churchill dalam serangkaian debat kabinet perang mengenai perlu atau tidaknya merundingkan persyaratan perdamaian dengan Adolf Hitler setelah kejatuhan Prancis pada Mei 1940; keduanya mendukung Churchill dan memberinya suara mayoritas yang dia butuhkan dalam Kabinet Perang untuk melanjutkan perlawanan Inggris.[31][32] Hanya Attlee dan Churchill yang bertahan di Kabinet Perang sejak pembentukan Pemerintahan Persatuan Nasional pada bulan Mei 1940 hingga saat Pemilu di bulan Mei 1945. Attlee awalnya menjabat sebagai Lord Privy Seal sebelum menjadi Wakil Perdana Menteri pertama sepanjang sejarah Inggris pada tahun 1942, serta menjadi Sekretaris urusan Dominion dan Ketua Dewan pada tanggal 28 September 1943.[33] Banyak aktivis Partai Buruh yang bingung dengan peran kepemimpinan puncak seseorang yang mereka anggap kurang berkarisma; Beatrice Webb menulis dalam buku hariannya pada awal tahun 1940:
Pemilu 1945Menyusul kekalahan Jerman Nazi pada bulan Mei 1945, Attlee dan Churchill sepakat bahwa pemerintahan koalisi akan dipertahankan hingga Kekaisaran Jepang menyerah. Namun, Herbert Morrison menegaskan Partai Buruh tidak bisa menerima ini, dan Churchill dipaksa mengundurkan diri dari jabatannya dan menyelenggarakan pemilihan secepatnya.[11] Perang telah menggerakkan perubahan sosial yang besar di Inggris dan pada akhirnya menimbulkan keinginan masyarakat luas untuk melakukan reformasi sosial. Keinginan ini dicontohkan dalam Laporan Beveridge tahun 1942, oleh ekonom Liberal William Beveridge. Laporan tersebut berasumsi bahwa mempertahankan lapangan kerja penuh akan menjadi tujuan pemerintahan pascaperang, dan hal ini akan menjadi landasan bagi negara kesejahteraan. Segera setelah dirilis, laporan tersebut terjual ratusan ribu eksemplar. Semua partai besar berkampanye untuk mencapai tujuan ini, namun sebagian besar sejarawan mengatakan bahwa Partai Buruh pimpinan Attlee dipandang oleh para pemilih sebagai partai yang paling mungkin untuk mewujudkannya.[35][36] Partai Buruh berkampanye dengan tema "Let Us Face the Future", memposisikan diri mereka sebagai partai yang paling tepat untuk membangun kembali Inggris setelah perang, dan secara luas dipandang telah menjalankan kampanye yang kuat dan positif, sedangkan kampanye Konservatif sepenuhnya berpusat pada Churchill. Meskipun jajak pendapat menunjukkan keunggulan Partai Buruh yang kuat, jajak pendapat kemudian dipandang sebagai hal baru yang belum terbukti manfaatnya, dan sebagian besar pakar memperkirakan bahwa prestise dan status Churchill sebagai "pahlawan perang" akan menjamin kemenangan Konservatif yang nyaman.[36] Sebelum pemungutan suara, The Guardian menduga bahwa "peluang Partai Buruh menguasai negara ini dan memperoleh mayoritas ... sangat kecil".[37][halaman dibutuhkan] News of the World memprediksi Konservatif akan meraih suara mayoritas, sedangkan di Glasgow, seorang pengamat memperkirakan hasilnya sebagai Konservatif 360, Partai Buruh 220, Lainnya 60.[38] Namun Churchill membuat beberapa kesalahan yang merugikan selama kampanye. Secara khusus, sarannya dalam salah satu siaran radio bahwa pemerintahan Partai Buruh di masa depan akan memerlukan "semacam gestapo" untuk menerapkan kebijakan mereka secara luas dianggap sebagai hal yang tidak enak dan secara besar-besaran menjadi bumerang.[11] Ketika hasil pemilu diumumkan pada tanggal 26 Juli, hasil tersebut mengejutkan sebagian besar orang, termasuk Attlee sendiri. Partai Buruh meraih kekuasaan dengan kemenangan telak, dengan meraih 47,7 persen suara, sementara Partai Konservatif memperoleh 36 persen suara.[39] Kemenangan ini memberikan mereka 393 kursi di House of Commons, dengan mayoritas 146 kursi. Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Partai Buruh memenangkan mayoritas di Parlemen.[40] Ketika Attlee pergi menemui Raja George VI di Istana Buckingham untuk diangkat menjadi Perdana Menteri, Attlee yang terkenal pendiam dan Raja yang terkenal tidak bisa berkata-kata berdiri diam; Attlee akhirnya melontarkan pernyataan, "Saya telah memenangkan pemilu". Raja menjawab, "Saya tahu. Saya mendengarnya di Berita Pukul Enam".[41] Perdana MenteriKebijakan Dalam NegeriFrancis (1995) berpendapat bahwa terdapat konsensus baik di komite eksekutif nasional Partai Buruh maupun di konferensi partai mengenai definisi sosialisme yang menekankan perbaikan moral serta perbaikan material. Pemerintahan Attlee berkomitmen untuk membangun kembali masyarakat Inggris sebagai persemakmuran yang etis, menggunakan kepemilikan dan kontrol publik untuk menghapuskan kekayaan dan kemiskinan yang ekstrem. Ideologi Partai Buruh sangat kontras dengan Partai Konservatif yang membela individualisme, hak istimewa yang diwariskan, dan kesenjangan pendapatan.[42] Pada tanggal 5 Juli 1948, Clement Attlee membalas surat tertanggal 22 Juni dari James Murray dan sepuluh anggota parlemen lainnya yang menyampaikan kekhawatiran tentang orang India Barat yang tiba dengan kapal HMT Empire Windrush. Sebagai Perdana Menteri, dia tidak terlalu fokus pada kebijakan ekonomi dan membiarkan orang lain menangani permasalahannya.[43] NasionalisasiPemerintahan Attlee juga melaksanakan komitmen manifestonya untuk nasionalisasi industri dasar dan utilitas publik. Bank of England dan penerbangan sipil di nasionalisasi pada tahun 1946. Badan Batubara Nasional, Jawatan Kereta Api, Pengangkutan Jalan Raya, Jawatan Kanal dan Cable and Wireless (Perusahaan Telekomunikasi) di nasionalisasi tahun 1947, perusahaan gas dan listrik menyusul pada tahun 1948. Perusahaan Besi dan Baja Inggris Raya di nasionalisasi pada tahun 1951. Sampai tahun 1951, total sudah 20 persen ekonomi Inggris yang diserahkan kepada kepemilikan publik. Nasionalisasi gagal memberikan hak suara yang lebih besar kepada pekerja dalam menjalankan industri di mana mereka bekerja. Namun hal ini memberikan keuntungan materi bagi para pekerja dalam bentuk upah yang lebih tinggi, pengurangan jam kerja,[44] dan peningkatan kondisi kerja, terutama yang berkaitan dengan keselamatan.[45] Menurut catatan Sejarawan Eric Shaw pada tahun-tahun setelah nasionalisasi, perusahaan listrik dan gas menjadi "model perusahaan publik yang mengesankan" dalam hal efisiensi. Badan Batubara Nasional juga tidak hanya memperoleh keuntungan, namun kondisi kerja bagi para penambang juga meningkat secara signifikan.[46] Dalam beberapa tahun setelah nasionalisasi, sejumlah langkah progresif telah dilakukan untuk memperbaiki kondisi di pertambangan, termasuk upah yang lebih baik, lima hari kerja dalam seminggu, skema keselamatan nasional (dengan standar yang tepat di semua tambang batu bara) , larangan bagi anak laki-laki di bawah usia 16 tahun untuk pergi ke bawah tanah, pengenalan pelatihan bagi pendatang baru sebelum turun ke permukaan batu bara, dan menjadikan pemandian pithead (pintu terowongan tambang) sebagai fasilitas standar. PertanianPemerintahan Attlee sangat menekankan peningkatan kualitas hidup di daerah pedesaan, sehingga menguntungkan petani dan konsumen lainnya. Jaminan kepemilikan lahan bagi petani diperkenalkan, sementara konsumen dilindungi oleh subsidi pangan dan dampak redistributif dari pembayaran kekurangan pangan. Antara tahun 1945 dan 1951, kualitas kehidupan pedesaan ditingkatkan melalui perbaikan layanan gas, listrik, dan air, serta fasilitas rekreasi dan umum. Selain itu, Undang-undang Transportasi tahun 1947 meningkatkan penyediaan layanan bus pedesaan serta UU Pertanian tahun 1947 menetapkan sistem subsidi yang lebih besar bagi petani.[47] Undang-undang juga disahkan pada tahun 1947 dan 1948 yang membentuk Dewan Pengupahan Pertanian permanen untuk menetapkan upah minimum bagi pekerja pertanian.[48][49] Pemerintahan Attlee mengizinkan pekerja pertanian untuk meminjam hingga 90 persen biaya pembangunan rumah mereka sendiri, dan menerima subsidi sebesar £15 per tahun selama 40 tahun untuk biaya tersebut. Hibah juga diberikan untuk memenuhi setengah biaya penyediaan air untuk bangunan pertanian dan ladang, pemerintah juga memenuhi setengah biaya pemberantasan pakis dan penyebaran kapur, dan hibah dibayarkan untuk memanfaatkan lahan pertanian di perbukitan yang sebelumnya dianggap tidak layak untuk keperluan pertanian.[50] Pada tahun 1946, Layanan Penasihat Pertanian Nasional dibentuk untuk memberikan nasihat dan informasi pertanian. UU Pertanian Perbukitan tahun 1946 memperkenalkan sistem hibah untuk bangunan, perbaikan lahan, dan perbaikan infrastruktur seperti jalan dan listrik untuk daerah dataran tinggi. Undang-undang tersebut juga melanjutkan sistem pembayaran headage untuk domba dan sapi perbukitan yang telah diperkenalkan selama perang. Selain itu, UU Pemeliharaan Peternakan tahun 1951 memperluas ketentuan UU Peternakan Bukit tahun 1946 hingga ke sektor peternakan sapi dan domba di dataran tinggi.[51] PendidikanPemerintah Attlee memastikan ketentuan UU Pendidikan tahun 1944 dilaksanakan sepenuhnya, dan pendidikan menengah gratis menjadi hak untuk pertama kalinya. Biaya di grammar school (sekolah tata bahasa) negeri dihapuskan, sementara sekolah menengah baru yang modern dibangun.[52] Usia putus sekolah dinaikkan menjadi 15 tahun pada tahun 1947, sebuah pencapaian yang membuahkan hasil melalui inisiatif seperti skema HORSA ("Huts Operation for Raising the School-leaving Age"). Beasiswa universitas diperkenalkan untuk memastikan bahwa tidak seorang pun yang memenuhi syarat "tidak boleh kehilangan pendidikan universitas karena alasan keuangan",[53] sementara program pembangunan sekolah besar-besaran diselenggarakan. Terjadi peningkatan pesat dalam jumlah guru terlatih dan sekolah.[54] Peningkatan dana kas negara disediakan untuk pendidikan, khususnya untuk meningkatkan gedung sekolah yang mengalami kerusakan akibat perang dan terbengkalai selama bertahun-tahun.[55] Ruang kelas prefabrikasi dibangun, dan 928 sekolah dasar baru dibangun antara tahun 1945 dan 1950. Penyediaan makanan sekolah gratis diperluas, dan peluang bagi mahasiswa baru untuk masuk universitas ditingkatkan. Ribuan mantan prajurit dibantu untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi yang tidak pernah mereka duga sebelum perang.[56] Susu gratis juga diberikan kepada seluruh anak sekolah untuk pertama kalinya.[57] Selain itu, pengeluaran untuk sekolah teknik meningkat, dan jumlah taman kanak-kanak meningkat.[58] Gaji guru juga ditingkatkan, dan dana dialokasikan untuk memperbaiki sekolah yang ada. Pada tahun 1947 Dewan Kesenian Inggris Raya dibentuk untuk mendorong kegiatan seni. Kementerian Pendidikan didirikan berdasarkan Undang-Undang tahun 1944, dan County Colleges gratis didirikan untuk pengajaran paruh waktu wajib bagi remaja berusia antara 15 dan 18 tahun yang tidak mengikuti pendidikan penuh.[59] Skema Pelatihan Darurat juga diperkenalkan yang menghasilkan tambahan 25.000 guru pada tahun 1945–1951. Pada tahun 1947, Dewan Penasihat Regional dibentuk untuk mempertemukan industri dan pendidikan guna mengetahui kebutuhan pekerja muda "dan memberikan nasihat mengenai penyediaan yang diperlukan, dan untuk menjamin keekonomian penyediaan yang wajar".[60] Pada tahun yang sama, tiga belas Organisasi Pelatihan Area didirikan di Inggris dan satu di Wales untuk mengoordinasikan pelatihan guru. Namun, pemerintahan Attlee gagal memperkenalkan pendidikan komprehensif seperti yang diharapkan oleh banyak kaum sosialis. Reformasi ini akhirnya dilakukan oleh pemerintahan Harold Wilson. Selama masa jabatannya, pemerintahan Attlee meningkatkan belanja pendidikan sebesar lebih dari 50 persen, dari £6,5 miliar menjadi £10 miliar. EkonomiMasalah paling signifikan yang dihadapi Attlee dan para menterinya tetaplah perekonomian, karena upaya perang telah membuat Inggris hampir bangkrut.[61] Investasi luar negeri telah habis untuk membiayai perang. Transisi menuju perekonomian masa damai, dan pemeliharaan komitmen militer strategis di luar negeri menyebabkan masalah yang terus-menerus dan berimbas pada neraca perdagangan yang semakin memburuk. Hal ini mengakibatkan penjatahan makanan dan barang-barang penting lainnya yang ketat berlanjut pada periode pasca perang untuk memaksa pengurangan konsumsi dalam upaya membatasi impor, meningkatkan ekspor, dan menstabilkan Pound sterling sehingga Inggris bisa keluar dari kondisi krisis keuangannya.[62] Berakhirnya program Lend-Lease Amerika secara tiba-tiba pada bulan Agustus 1945 hampir menyebabkan krisis. Beberapa keringanan diberikan oleh pinjaman Anglo-Amerika, yang dinegosiasikan pada bulan Desember 1945. Persyaratan yang melekat pada pinjaman tersebut termasuk membuat pound dapat dikonversi sepenuhnya ke dolar AS. Ketika kebijakan ini diperkenalkan pada bulan Juli 1947, hal ini menyebabkan krisis mata uang dan konvertibilitas harus ditangguhkan hanya dalam waktu lima minggu.[63] Inggris mendapatkan keuntungan dari program Rencana Marshall pada tahun 1948 sehingga situasi ekonomi membaik secara signifikan. Krisis neraca pembayaran lainnya pada tahun 1949 memaksa Menteri Keuangan, Stafford Cripps, melakukan devaluasi pound.[63] Terlepas dari masalah-masalah ini, salah satu pencapaian utama pemerintahan Attlee adalah mempertahankan lapangan kerja penuh yang hampir terpenuhi. Pemerintah mempertahankan sebagian besar kendali ekonomi pada masa perang, termasuk kendali atas alokasi material dan tenaga kerja. Tingkat pengangguran jangka pendek meningkat di atas 500.000, atau 3 persen dari total angkatan kerja.[63] Kekurangan tenaga kerja terbukti menjadi masalah yang lebih sering terjadi. Tingkat inflasi juga dijaga tetap rendah selama masa jabatannya. Tingkat pengangguran jangka pendek meningkat di atas 2 persen selama masa jabatan Attlee, sementara tidak ada pengangguran jangka panjang. Baik produksi maupun produktivitas meningkat karena adanya peralatan baru, sementara rata-rata minggu kerja diperpendek.[46] The rate of unemployment rarely rose above 2 per cent during Attlee's time in office, whilst there was no hard-core of long-term unemployed. Both production and productivity rose as a result of new equipment, while the average working week was shortened.[64] Pemerintah kurang berhasil dalam bidang perumahan yang menjadi tanggung jawab Aneurin Bevan. Pemerintah mempunyai target untuk membangun 400.000 rumah baru setiap tahunnya untuk menggantikan rumah-rumah yang hancur akibat perang, namun kekurangan material dan tenaga kerja menyebabkan kurang dari separuh jumlah tersebut dibangun. Namun demikian, jutaan orang dimukimkan kembali berkat kebijakan perumahan pemerintah Attlee. Antara Agustus 1945 dan Desember 1951, 1.016.349 rumah baru selesai dibangun di Inggris, Skotlandia, dan Wales.[47] Ketika pemerintahan Attlee tidak lagi menjabat pada tahun 1951, perekonomian telah membaik dibandingkan tahun 1945. Periode dari tahun 1946 hingga 1951 menyaksikan lapangan kerja penuh dan standar hidup terus meningkat, yakni sekitar 10 persen setiap tahunnya. Pada periode yang sama, perekonomian tumbuh sebesar 3 persen per tahun, dan pada tahun 1951 Inggris mempunyai "kinerja ekonomi terbaik di Eropa, sementara output per orang meningkat lebih cepat dibandingkan Amerika Serikat".[65] Perencanaan yang cermat setelah tahun 1945 juga memastikan bahwa demobilisasi dilakukan tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap pemulihan ekonomi, dan tingkat pengangguran tetap berada pada tingkat yang sangat rendah. Selain itu, jumlah mobil di jalanan meningkat dari 3 juta menjadi 5 juta pada tahun 1945 hingga 1951, dan liburan di tepi laut dilakukan oleh jauh lebih banyak orang dibandingkan sebelumnya. Undang-undang Monopoli dan Praktik Pembatasan (Penyelidikan dan Kontrol) disahkan pada tahun 1948, yang mengizinkan penyelidikan praktik pembatasan dan monopoli.[66] Namun, beberapa sejarawan ekonomi berpendapat bahwa Inggris gagal berkembang secara ekonomi setelah perang, kegagalan mendukung industri menyebabkan perekonomian tidak pulih seefektif Jerman. EnergiTahun 1947 merupakan tahun yang sangat sulit bagi pemerintah; musim dingin yang sangat dingin pada tahun itu menyebabkan tambang batu bara membeku dan menghentikan produksi, menyebabkan pemadaman listrik secara luas dan kekurangan pangan. Menteri Tenaga Listrik dan Bahan Bakar, Emanuel Shinwell banyak disalahkan karena gagal menjamin kecukupan stok batu bara, dan segera mengundurkan diri dari jabatannya. Partai Konservatif memanfaatkan krisis ini dengan slogan 'Starve with Strachey and shiver with Shinwell' atau Kelaparan bersama Strachey dan Kedinginan bersama Shinwell (mengacu pada Menteri Pangan John Strachey).[67] Krisis tersebut menyebabkan kegagalan rencana Hugh Dalton untuk menggantikan Attlee sebagai Perdana Menteri dengan Ernest Bevin. Belakangan, Stafford Cripps mencoba membujuk Attlee untuk mendukung Bevin. Plot ini mereda setelah Bevin menolak bekerja sama. Kemudian, Dalton mengundurkan diri sebagai Chancellor setelah secara tidak sengaja membocorkan rincian anggaran kepada seorang jurnalis. Dia digantikan oleh Cripps.[68] Kebijakan Luar NegeriDalam urusan luar negeri, pemerintahan Attlee prihatin dengan empat isu utama: Eropa pascaperang, permulaan Perang Dingin, pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan dekolonisasi. Dua isu pertama sangat berkaitan, dan Attlee dibantu oleh Menteri Luar Negeri Ernest Bevin. Attlee juga menghadiri tahap akhir Konferensi Potsdam, di mana dia bernegosiasi dengan Presiden Harry S. Truman dan Josef Stalin. Segera setelah perang, Pemerintah menghadapi tantangan dalam membina hubungan dengan mantan sekutu Inggris pada masa perang, Stalin dan Uni Soviet. Ernest Bevin adalah seorang yang sangat anti-komunis, sebagian besar didasarkan pada pengalamannya melawan pengaruh komunis dalam gerakan serikat buruh. Pendekatan awal Bevin terhadap Uni Soviet sebagai Menteri Luar Negeri adalah "waspada dan curiga, namun tidak otomatis bermusuhan".[47] Attlee sendiri mencari hubungan hangat dengan Stalin. Ia menaruh kepercayaannya pada PBB, menolak anggapan bahwa Uni Soviet bertekad untuk menaklukkan dunia, dan memperingatkan bahwa memperlakukan Moskow sebagai musuh akan mengubah Uni Soviet menjadi musuh. Hal ini menempatkan Attlee dalam posisi yang sulit dihadapan menteri luar negerinya, Kementerian Luar Negeri, dan militer yang semuanya melihat Soviet sebagai ancaman yang semakin besar terhadap peran Inggris di Timur Tengah. Tiba-tiba pada bulan Januari 1947, Attlee membalikkan posisinya dan setuju dengan Bevin mengenai kebijakan garis keras anti-Soviet.[69] Sebagai bentuk awal "niat baik" yang kemudian mendapat kritik keras, pemerintah Attlee mengizinkan Soviet untuk membeli total 25 mesin jet Rolls-Royce Nene pada bulan September 1947 dan Maret 1948 berdasarkan ketentuan perjanjian perdagangan Inggris-Uni Soviet tahun 1946. Perjanjian tersebut mencakup kesepakatan untuk tidak menggunakannya untuk tujuan militer. Harganya ditetapkan berdasarkan kontrak komersial; total 55 mesin jet dijual ke Uni Soviet pada tahun 1947.[70] Namun, Perang Dingin semakin intensif selama periode ini dan Soviet, yang pada saat itu tertinggal jauh di belakang Barat dalam hal teknologi jet, merekayasa balik Nene dan memasang versi mereka sendiri di pencegat MiG-15. Pesawat ini digunakan untuk memberikan kontribusi yang besar terhadap pasukan AS-Inggris pada Perang Korea berikutnya, serta pada beberapa model MiG selanjutnya.[71] Setelah Stalin mengambil kendali politik atas sebagian besar Eropa Timur, dan mulai menumbangkan pemerintahan lain di Balkan, ketakutan terburuk Attlee dan Bevin terhadap niat Soviet menjadi kenyataan. Pemerintahan Attlee kemudian berperan penting dalam keberhasilan pembentukan aliansi pertahanan NATO untuk melindungi Eropa Barat dari ekspansi Soviet. Dalam kontribusinya yang penting terhadap stabilitas ekonomi Eropa pascaperang, Kabinet Attlee berperan penting dalam mempromosikan Rencana Marshall Amerika untuk pemulihan ekonomi Eropa. Dia menyebutnya sebagai salah satu "tindakan paling berani, tercerahkan, dan baik hati dalam sejarah bangsa-bangsa".[72] Sekelompok anggota parlemen Partai Buruh, yang diorganisir di bawah bendera "Keep Left", mendesak pemerintah untuk mengambil jalan tengah antara dua negara adidaya yang baru muncul, dan menganjurkan pembentukan "kekuatan ketiga" kekuatan Eropa untuk berdiri di antara AS dan Uni Soviet. Namun, memburuknya hubungan antara Inggris dan Uni Soviet, serta ketergantungan ekonomi Inggris pada Amerika setelah Marshall Plan, mengarahkan kebijakan untuk mendukung Amerika.[63] Pada bulan Januari 1947, ketakutan akan niat nuklir Soviet dan Amerika menyebabkan diadakannya pertemuan rahasia Kabinet, di mana keputusan dibuat untuk melanjutkan pengembangan penangkal nuklir independen Inggris, sebuah masalah yang kemudian menyebabkan perpecahan di Partai Buruh. Namun, uji coba nuklir pertama yang sukses di Inggris baru terjadi pada tahun 1952, satu tahun setelah Attlee meninggalkan jabatannya.[63] Pemogokan dermaga London pada bulan Juli 1949, yang dipimpin oleh Komunis, berhasil dipadamkan ketika pemerintah Attlee mengirimkan 13.000 tentara Angkatan Darat dan mengeluarkan UU khusus untuk segera mengakhiri pemogokan tersebut. Tanggapannya terhadap pemogokan itu mengungkapkan kekhawatiran Attlee yang semakin besar bahwa ekspansionisme Soviet, yang didukung oleh Partai Komunis Inggris, merupakan ancaman nyata terhadap keamanan nasional, dan berkesimpulan bahwa dermaga tersebut sangat rentan terhadap sabotase yang diperintahkan oleh Moskow. Dia mencatat bahwa pemogokan tersebut bukan disebabkan oleh keluhan masyarakat setempat, namun untuk membantu serikat pekerja komunis yang melakukan pemogokan di Kanada. Attlee setuju dengan MI5 bahwa dia menghadapi "ancaman yang sangat nyata".[73] PemiluHasil Pemilu tahun 1950 menunjukkan pengurangan suara Partai Buruh pengurangan mayoritas secara besar-besaran dibandingkan dengan Pemilu sebelumnya. Meskipun terpilih kembali, hasil tersebut dipandang oleh Attlee sangat mengecewakan, dan secara luas dikaitkan dengan dampak penghematan pasca perang yang mengurangi daya tarik Partai Buruh terhadap pemilih kelas menengah.[74] Dengan mayoritas kecil yang membuatnya bergantung pada sejumlah kecil anggota parlemen untuk memerintah, masa jabatan kedua Attlee jauh lebih jinak dibandingkan masa jabatan pertamanya. Namun beberapa reformasi besar berhasil dilakukan, khususnya mengenai industri di wilayah perkotaan dan peraturan untuk membatasi polusi udara dan air.[75][76] Pada tahun 1951, pemerintahan Attlee kelelahan, dengan beberapa menteri paling seniornya sakit atau menua, dan kurangnya ide-ide baru. Rekor Attlee dalam menyelesaikan perbedaan internal di Partai Buruh jatuh pada bulan April 1951, ketika terjadi perpecahan yang merugikan tentang penghematan Anggaran yang diajukan oleh Chancellor, Hugh Gaitskell, untuk membayar biaya partisipasi Inggris dalam Perang Korea. Aneurin Bevan mengundurkan diri untuk memprotes biaya baru atas "gigi dan kacamata" di Layanan Kesehatan Nasional yang diberlakukan berdasarkan Anggaran tersebut, tindakan ini lantas diikuti beberapa menteri senior, termasuk calon Perdana Menteri Harold Wilson, yang saat itu menjabat sebagai Presiden Dewan Perdagangan. Dengan demikian eskalasi pertarungan antara sayap kiri dan kanan Partai membesar dan masih berlangsung hingga saat ini.[77] Karena semakin mustahil untuk memerintah, satu-satunya kesempatan Attlee adalah mengadakan pemilihan umum pada bulan Oktober 1951, dengan harapan mencapai mayoritas yang lebih bisa diterapkan dan mendapatkan kembali otoritas. Pertaruhan tersebut gagal: Partai Buruh kalah tipis dari Partai Konservatif, meskipun memperoleh suara jauh lebih banyak (mencapai suara Partai Buruh terbesar dalam sejarah pemilu). Attlee mengajukan pengunduran dirinya sebagai Perdana Menteri keesokan harinya, setelah enam tahun tiga bulan menjabat.[78] KematianAttlee meninggal dengan tenang dalam tidurnya karena pneumonia, pada usia 84 tahun di Rumah Sakit Westminster pada 8 Oktober 1967. Dua ribu orang menghadiri pemakamannya pada bulan November, termasuk Perdana Menteri saat itu Harold Wilson dan Duke of Kent, mewakili Ratu. Dia dikremasi dan abunya dimakamkan di Westminster Abbey. Harta milik Attlee disumpah untuk tujuan pengesahan hakim dengan nilai £7.295,[79] (setara dengan £140.865 pada tahun 2021) jumlah yang relatif kecil untuk seorang tokoh terkemuka, dan hanya sebagian kecil dari £75.394 harta milik ayahnya. ketika ayahnya meninggal pada tahun 1908.[80] Referensi
|