Friedrich Ebert
Friedrich Ebert (/ˈiːbərt/; 4 Februari 1871 – 28 Februari 1925) merupakan Presiden Jerman pertama saat berbentuk Republik yang diatur di bawah konstitusi Weimar.[1] Karier politik Ebert dapat dikatakan sangat cemerlang. Ebert memulai karier politiknya sebagai ketua perserikatan pembuat pelana di Bremen (1891-1905).[2][3] Kemampuannya sebagai orator dan organisator yang ulung membuatnya sukses terpilih menjadi anggota parlemen Kota Bremen mewakili Partai Demokrat Sosial Jerman (SPD) pada tahun 1900 di usia yang relatif muda, 29 tahun.[2][3] Saat menjabat sebagai anggota parlemen kota, Friedrich Ebert juga aktif menjadi sekertaris dari gabungan serikat kerja lokal di Bremen.[2] Dukungan yang luas dari kalangan pekerja membuat Ebert mendapatkan jabatan penting di partainya.[3] Pada tahun 1912 ia terpilih menjadi anggota legislatif Reichstag mewakili partainya.[2] Setelah itu, karier politik Ebert terus menanjak, posisinya sebagai tokoh strategis berhaluan kiri namun mendukung pemerintah, membuat pemimpin monarki Jerman, Pangeran Max von Baden menyerahkan kekuasaan kepada Ebert saat revolusi tahun 1918. Hal ini membuat Ebert menjadi perdana menteri atau kanselir terakhir Jerman pada era Kekaisaran Jerman, sekaligus menimbulkan kontroversi pada kelompok berhaluan kiri di Jerman pada masa itu.[4][5] Friedrich Ebert kemudian terpilih menjadi Presiden Jerman pertama di bawah konstitusi Weimar dari tahun 1919 hingga ia meninggal dalam masa jabatannya pada tahun 1925.[2] . Kehidupan awalFriedrich Ebert lahir di Heidelberg pada 4 Februari 1871. Ia lahir di keluarga yang relatif kurang mampu pada masanya. Ayahnya, Karl Ebert bekerja sebagai penjahit dan harus menghidupi sembilan anak.[3] Karena tidak memiliki biaya untuk melanjutkan pendidikan, setelah menyelesaikan pendidikan dasar Ebert kemudian menjadi pembuat pelana.[2][3] Ia mendapatkan pengaruh sosialisme dari pamannya pada umur 18 tahun.[3] Undang-undang anti sosialis yang diberlakukan saat itu di Jerman membuat Ebert harus berpindah-pindah kota dan pekerjaan.[2][6] Pada tahun 1891 Ebert kemudian menetap di Bremen sebagai pembuat pelana.[7] Selain menekuni pekerjaannya sebagai pembuat pelana, ia juga aktif di organisasi yang berkaitan dengan perserikatan pembuat pelana. Ketertarikannya di bidang organisasi dan politik ini kemudian membawanya lebih jauh di kancah perpolitikan Jerman pada masa itu.[2][3][7] Karier politikMasa-masa awalFriedrich Ebert memiliki ketertarikan di bidang politik dan organisasi sejak remaja. Pada tahun 1889 saat usianya baru 18 tahun, ia terpaksa berpindah-pindah kota menghindari represi pemerintah akibat diterapkannya undang-undang anti sosialisme.[2][6] Di Mannheim, ia mulai berinteraksi dengan pergerakan sosialisme dan kemudian bergabung dengan Partai Demokrat Sosial Jerman serta terlibat dalam organisasi perserikatan dagang.[2] Pada bulan agustus pada tahun yang sama, Ebert kemudian berpindah ke Hannover dan menjadi sekertaris dari organisasi perserikatan pembuat pelana.[2] Ebert terus berpindah-pindah karena menjadi daftar hitam polisi akibat aktivitas politiknya. Saat di Kassel, Brunswick, Elberfeld-Barmen, Remscheid, Quakenbrück, dan Bremen, ia membuat dan mengelola suatu agen pembayaran berkaitan dengan perdagangan pelana.[2] Pada tahun 1891, Ebert kemudian menetap di Bremen. Ia ditunjuk menjadi ketua perserikatan dagang pelana di kota tersebut.[3] Saat masih menjabat sebagai ketua perserikatan dagang, Ebert juga aktif menjadi wartawan dan editor di salah satu media masa yang terafiliasi dengan Partai Demokrat Sosial Jerman.[2][8] Kemampuan manajemen serta orasi yang bagus membuat karier politik Ebert menanjak dengan sangat cepat.[3] Pada tahun 1900 di usia 29 tahun, Ebert terpilih menjadi anggota parlemen kota Bremen mewakili Partai Demokrat Sosial Jerman.[2][3][9] Pada tahun yang sama, ia juga terpilih menjadi sekertaris perserikatan dagang kota.[2] Posisinya yang dominan diantara para pekerja membuatnya masuk ke dalam jajaran elit Partai Demokrat Sosial Jerman.[7] Pada tahun 1905 Ebert terpilih menjadi sekertaris eksekutif dari komite Partai Demokrat Sosial Jerman.[3][7] Kemudian pada tahun 1912 Ebert terpilih menjadi anggota parlemen Reichstag mewakili partainya. Setahun berselang, ia terpilih menjadi pemimpin Partai Demokrat Sosial Jerman bersama Hugo Haase pada 1913.[3][9][10] Perang Dunia IHanya sepuluh bulan berselang setelah Friedrich Ebert terpilih sebagai pemimpin Partai Demokrat Sosial Jerman, Perang Dunia I meletus dan membawa kekacauan pada negara-negara di Eropa.[4] Pada masa Perang Dunia I, Friedrich Ebert menuai kritik dari kalangan sosialis akibat dukungannya terhadap perang dan Kekaisaran Jerman pada masa itu.[5] Pada tahun 1914, Partai Demokrat Sosial Jerman di bawah kepemimpinan Ebert memutuskan untuk mengikuti gagasan Burgfredenspolitik (harafiah: politik perdamaian istana).[4] Ini membuat Partai Demokrat Sosial Jerman yang selama ini diidentikan sebagai oposisi pemerintah berpindah haluan menjadi partai pendukung pemerintah sekaligus kebijakan perang yang diambil.[3][4][5] Posisi ini membuat kubu dalam Partai Demokrat Sosial terbelah menjadi dua bagian.[4] Hugo Haase yang sebelumnya mendampingi Ebert sebagai pemimpin partai, memutuskan untuk mengundurkan diri pada tahun 1916.[2][10] Pada tahun 1917, kelompok radikal anti-perang di Partai Demokrat Sosial Jerman memilih membentuk partai baru yakni USPD(Partai Demokrat Sosial Independen).[4][5] Setelah terjadi perpecahan di partainya, Ebert masih meneruskan jabatannya sebagai pimpinan partai.[4] Kebijakan mendukung perang yang diambil Ebert membawa konsekuensi personal bagi dirinya. Empat anaknya merupakan tentara yang terlibat aktif dalam pertempuran di Perang Dunia I. Dua dari empat anaknya tersebut yakni Georg Ebert dan Heinrich Ebert meninggal dalam perang pada tahun 1917.[3][4] Revolusi 1918Semasa Perang Dunia I, Friedrich Ebert dinilai sebagai sosok yang pragmatis karena mengarahkan partainya untuk mendukung pemerintah dan bersiap mengambil alih tanggung jawab di parlemen.[5] Karena posisinya ini, saat situasi Jerman mulai kritis, Ebert kemudian ditunjuk menjadi kanselir jerman pada 9 November 1918.[11] Ebert kemudian langsung membentuk pemerintahan sementara yang terdiri dari Partai Sosial Demokrat dan Partai Demokrat Sosial Independen.[4] Pemerintahan Ebert dibayang-bayangi masalah pascakekalahan perang. Ketidakstabilan yang terjadi setelah Perang Dunia I memicu terjadinya revolusi pada November 1918 yang dilakukan kalangan ekstrim kiri. Ebert kemudian berhasil meyakinkan militer untuk memberi dukungan terhadap pemerintahan sementara yang dibentuknya dari ancaman gerakan revousi ini.[11] Pemerintahan sementara yang dibentuk Ebert berhasil bertahan hingga Majelis Konstituante Weimar (Weimarer Nationalversammlung) terbentuk di akhir Januari 1919.[3][4] Tidak lama setelahnya, Friedrich Ebert terpilih secara demokratis menjadi Presiden Jerman pertama di bawah konstitusi Weimar. Kepemimpinan Friedrich Ebert selama pemerintahan sementara yang dibentuknya berhasil mengubah sistem otokrasi yang sebelumnya memerintah Jerman menjadi sistem republik.[11] Presiden Republik Weimar (Jerman di bawah Konstitusi Weimar)Freidrich Ebert merupakan pemimpin Jerman pertama yang terpilih secara demokratis. Ia juga orang pertama yang berasal dari kalangan proletar sekaligus sosialis yang menduduki jabatan ini. Friedrich Ebert semasa kepemimpinannya juga dipandang sebagai orang yang berkomitmen tegas terhadap demokrasi.[8] Setelah kekalahan di Perang Dunia I, Friedrich Ebert merupakan perwakilan utama Jerman dalam penandatanganan Perjanjian Versailles. Pada awalnya Ebert menolak menandatangani perjanjian ini dan menganggapnya sebagai sesuatu yang "tidak mungkin menjadi kenyataan dan tidak dapat diterima", namun setelah menyadari bahwasannya Jerman tidak memiliki pilihan lain, Ebert akhirnya menandatangani perjanjian ini.[3][4] KematianSebelum kematiannya, Friedrich Ebert diketahui menderita batu empedu, kolesistitis dan peradangan usus buntu.[12] Ia juga terserang influensa di pertengahan Februari 1925. Kemudian pada 23 Februari 1925 dilakukan tindakan darurat apendoktomi untuk menghilangkan usus buntunya.[12] Empat hari berselang, Frierich Ebert menghembuskan nafas terakhirnya pada umur 54 tahun. Friedrich Ebert dimakamkan ditanah kelahirannya di Heidelberg.[2][3] Referensi
|