Ekonomi pasar sosial dirancang menjadi jalan ketiga antara liberalisme ekonomi ala laissez-faire dan ekonomi sosialis.[5] Model ini terinspirasi oleh ordoliberalisme,[6]gagasan demokrat sosial, dan tradisi ajaran sosial Katolik atau etika Kristen.[5] Ekonomi pasar sosial tidak mencampuri urusan perencanaan produksi, tenaga kerja, atau penjualan, tetapi mendukung upaya untuk mempengaruhi perekonomian melalui kebijakan ekonomi komprehensif dan dengan adaptasi fleksibel dari studi pasar. Secara efektif menggabungkan kebijakan moneter, kredit, perdagangan, pajak, bea cukai, investasi, kebijakan sosial, dan kebijakan lainnya. Jenis kebijakan ekonomi ini menciptakan perekonomian yang memberikan kesejahteraan bagi seluruh warga, sehingga memenuhi tujuan utamanya.[7]
Kata "sosial" dalam model ini sering disalahartikan dengan sosialisme dan sosialisme demokratik, dan meskipun beberapa aspek dari model ini terinspirasi oleh dua sistem tersebut, pendekatan model ini menentang gagasan sosialis untuk menghilangkan kepemilikan pribadi dengan kepemilikan sosial dan perencanaan ekonomi. Elemen "sosial" dari model ini mengacu pada penyediaan kesempatan yang sama dan perlindungan bagi mereka yang tidak mampu memasuki tenaga kerja pasar bebas karena usia tua, difabel, atau pengangguran.[8]
Beberapa ahli menggunakan istilah "kapitalisme sosial" yang kira-kira memiliki arti yang sama dengan ekonomi pasar sosial.[9][10][11] Model ini juga disebut "kapitalisme Rhein", yang umumnya nama tersebut digunakan untuk membandingkan sistem ekonomi dengan kapitalisme model Anglo-Saxon.[12][13][14][15] Beberapa ahli menganggap model Rhein dan Anglo-Saxon bukanlah suatu antitesis, melainkan bahwa kapitalisme Rhein merupakan hasil modifikasi model Anglo-Saxon dengan demokrasi sosial.[16] Model ini juga sering dibandingkan dengan model ekonomi lainnya, beberapa di antaranya juga disebut sebagai "jalan ketiga" atau bentuk kapitalisme di wilayah tertentu, termasuk jalan ketiga Tony Blair, dirigisme di Prancis, model Polder di Belanda, model Nordik, kapitalisme korporasi di Jepang dan model Tiongkok.[17] Namun, dalam buku politik komparatif, antara "negara kesejehtaraan konservatif-korporatis" (yang berasal dari ekonomi pasar sosial di Jerman) dan "negara kesejahteraan demokrasi sosial yang dipimpin partai buruh" dibedakan dengan jelas.[18]
Model
Ekonomi pasar sosial bertujuan untuk menggabungkan kebebasan dalam pasar dengan kesejahteraan sosial berdasarkan ekonomi yang kompetitif.[19] Ekonomi pasar sosial bertentangan dengan kebijakan laissez-faire dan sistem ekonomi sosialis[20] dan menggabungkan kebebasan perusahaan swasta untuk beroperasi dengan regulasi dan intervensi negara untuk menjamin persaingan yang sehat, menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi yang tinggi, rendahnya inflasi, rendahnya tingkat pengangguran, kondisi kerja yang baik, kesejahteraan sosial, dan pelayanan publik.[21] Istilah "sosial" dibuat oleh Konrad Adenauer untuk membedakan model tersebut dengan "Sosialisme kristen",[22] yang digunakan pada agenda partai terdahulu "Ahlener Programm" pada tahun 1947.[23]
Kapitalisme Rhein
Michel Albert menjelaskan konsep serupa, "kapitalisme Rhein". Ia membandingkan kapitalisme Rhein dengan ekonomi pasar kapitalistik "model neo-Amerika" yang diperkenalkan oleh Ronald Reagan dan Margaret Thatcher.
Menurut Albert, ketika model neo-Amerika dibangun berlandaskan gagasan dari Friedrich von Hayek dan Milton Friedman, kapitalisme Rhein memiliki fondasi berupa jaminan sosial yang diselenggarakan oleh pemerintah. Menurutnya model Rhein lebih memberikan keadilan bagi warga dan lebih efisien. Namun, karena adanya fenomena psikologis yang kompleks dan pemberitaan dari pers menyebabkan model Amerika terkesan lebih menarik dan dinamis.[24]
Model kapitalisme sosial
Kapitalisme sosial mampu mematahkan pandangan bahwa sistem kapitalis bertentangan dengan tujuan sosial atau kesetaraan ekonomi. Inti ekonomi pasar sosial adalah pandangan bahwa mekanisme pasar merupakan mekanisme yang paling efektif, tetapi hasilnya dimaksimalkan melalui manajemen makroekonomi oleh negara. Ekonomi pasar sosial menekankan pentingnya dukungan sosial yang kuat bagi yang kurang mampu memaksimalkan modal. Dengan mengurangi kemiskinan dan memperluas kesejahteraan bagi masyarakat kelas menengah, membuat partisipasi masyarakat di pasar modal semakin meningkat. Ekonomi pasar sosial juga meyakini bahwa peraturan pemerintah dan dukungan dari pasar, dapat meningkatkan hasil ekonomi.
Elemen utama
Elemen utama dari ekonomi pasar sosial di Jerman adalah sebagai berikut:[25]
Ekonomi pasar sosial mengandung elemen utama dari ekonomi pasar bebas seperti kepemilikan pribadi, perdagangan luar negeri secara bebas, pertukaran barang, dan pembentukan harga yang bebas.
Berbeda dengan ekonomi pasar bebas, negara tidaklah bersikap pasif dan secara aktif menerapkan kebijakan-kebijakan yang mengatur kesejahteraan.[26] Contohnya seperti dana pensiun, pelayanan kesehatan universal, dan tunjangan pengangguran. Jaminan sosial tersebut didanai sebagian oleh karyawan, sebagian oleh pemberi kerja, dan subsidi pemerintah. Kebijakan sosial lainnya yang termasuk antara lain penciptaan lapangan pekerjaan, perumahan dan pendidikan, serta pemerataan distribusi pendapatan. Selain itu, terdapat hukum yang membatasi pasar bebas (misalnya, hukum antimonopoli, hukum terhadap penyalahgunaan kekuatan pasar, dll.). Elemen-elemen ini membantu untuk mengurangi masalah yang terjadi pada ekonomi pasar bebas.[27]
Sejarah
Ekonomi pasar sosial lahir di masa ekonomi yang parah bersamaan dengan krisis di bidang sosiopolitik. Jerman yang mengalami masalah sosial sejak akhir abad ke-19, kritik terhadap kapitalisme liberal yang dipicu krisis ekonomi dunia pada awal tahun 1930-an, dan gerakan anti-totalitarianisme serta anti-kolektivisme yang muncul oleh pengalaman Reich Ketiga. Seluruh masalah tersebut menyebabkan perkembangan ekonomi pasar sosial sebagai alternatif dari kapitalisme laissez-faire dan kolektivisasi ekonomi terencana. Model ini bukanlah suatu bentuk kompromi, tetapi sebagai kombinasi untuk mengakomodasi penyediaan jaminan sosial yang luas oleh negara dan menjamin kebebasan individu.[28]
Saal kanselir Konrad Adenauer yang berkuasa di Jerman Barat, ia menerapkan tatanan ekonomi baru yang menggabungkan persaingan bebas dengan tanggung jawab sosial pemerintah. Wirtschaftswunder atau "keajaiban ekonomi" di Jerman Barat tidak dapat dicapai tanpa mengamankan kesejahteraan sosial di Jerman Barat. Program Adenauer berfokus pada pembuatan peraturan mengenai konsensus pada industri batubara dan baja, pembentukan sistem properti milik pegawai, penciptaan perumahan rakyat, tunjangan bagi anak, pertanian, dan tunjangan pensiun.[29] Pada tanggal 20 Juni 1948, prinsip-prinsip "ekonomi pasar sosial" yang dianut oleh CDU menjadi dasar dari kebijakan ekonomi Jerman di era modern.
Berbeda dengan platform yang dianut oleh CDU sebelumnya, Ahlener Programm, yang jauh lebih mengambang,[30] model ekonomi pasar menyediakan program ekonomi yang konkret dan pragmatis. Sementara itu, partai lainnya, Sozialdemokratische Partei Deutschlands (SPD) yang dipimpin oleh pendukung ekonomi terencana, Kurt Schumacher, tidak memperkenalkan konsep ekonomi yang akan dibawa. Hal ini membuat SPD tidak begitu dilirik oleh warga Jerman.
Walau pada awalnya kontroversial, ekonomi pasar sosial menjadi semakin populer di Jerman Barat dan Austria karena keberhasilan ekonomi (Wirtschaftswunder) di dua negara tersebut. Dari tahun 1960-an, ekonomi pasar sosial merupakan model ekonomi utama di Eropa Barat dan diterapkan oleh pemerintah dari kedua sayap, yakni kanan tengah (yang dipimpin oleh Persatuan Demokrat Kristen – CDU dan Uni Sosial Kristen Bavern – CSU) dan kiri tengah (yang dipimpin oleh Partai Demokrat Sosial – SPD). Konsep ekonomi pasar sosial masih menjadi model ekonomi umum di Jerman[31]
Kritik
Walau salah satu faktor utama bangkitnya kapitalisme model Eropa adalah untuk memperbaiki kondisi buruh di bawah kapitalisme sehingga mampu mencegah dari ancaman revolusi,[32] kritikus tetap berpendapat bahwa model ini sangat sosialistik.[33][34]
^Naoshi Yamawaki (2002). "Walter Eucken and Wilhelm Röpke. A reappraisal of their economic thought and the policy of ordoliberalism". Dalam Yuichi Shionoya. German Historical School. Routledge. hlm. 199. ISBN1-134-62044-6.
^Müller-Armack, A., Soziale Marktwirtschaft – Handwörterbuch der Sozialwissenschaften, vol. 9, Göttingen, 1956, p. 249.
^James C. Van Hook, Rebuilding Germany: The Creation of the Social Market Economy 1945–1957, Cambridge University Press, 2004, ISBN0-521-83362-0, p. 185
^keyword "social market economy" = “Soziale Marktwirtschaft” Duden Wirtschaft von A bis Z. Grundlagenwissen für Schule und Studium, Beruf und Alltag. 2. Aufl. Mannheim: Bibliographisches Institut & F.A. Brockhaus 2004. Lizenzausgabe Bonn: Bundeszentrale für politische Bildung 2004.
^Glossner, C. L.; Gregosz, D., The Formation and Implementation of the Social Market Economy by Alfred Müller-Armack and Ludwig Erhard, Sankt Augustin/Berlin, 2011, S. 32.
^Comparing Economic Systems in the Twenty-First Century, 2003, by Gregory and Stuart. ISBN0-618-26181-8. "The European Model" (P.207): "Karl Marx also influenced the European model indirectly through his warnings about the inherent instability of capitalism. Western Europe, composed of prosperous nations ruled by Marx's hated bourgeoisie, feared that if the economy were left to its own devices, Marx's prediction of collapse would come true, and the proletariat would overthrow the ruling class... Chancellor Otto von Bismarck introduced social welfare legislation in Germany between 1883 and 1888, despite violent political opposition, as a direct attempt to stave off Marx's socialist revolution."