Hubungan Indonesia dengan Spanyol
Hubungan Indonesia dengan Spanyol mengacu pada hubungan bilateral antara Indonesia dan Spanyol. Spanyol mengidentifikasi Indonesia sebagai sekutu alaminya dan telah menobatkan Indonesia sebagai salah satu negara prioritas dalam hubungan luar negeri dengan kawasan Asia-Pasifik. Indonesia memiliki kedutaan besar di Madrid dan konsulat di Barcelona dan Las Palmas, sedangkan Spanyol memiliki kedutaan besar di Jakarta dan konsulat di Seminyak, Bali. Kerja sama tersebut telah meluas ke berbagai bidang, antara lain perdagangan, kebudayaan, pendidikan, dan teknologi pertahanan.[1] SejarahKontak awal antara kekaisaran Spanyol dan kerajaan-kerajaan awal di pulau-pulau timur Indonesia dilakukan pada abad ke-16, meskipun Portugis, Inggris dan Belanda yang menjalankan aturan kolonial mereka di kepulauan Indonesia.[2] Selama masa penjelajahan di awal abad ke-16, Raja Charles I dari Spanyol mengutus Ferdinand Magellan untuk menemukan jalur barat untuk mencapai pulau rempah-rempah. Selama periode ini, Spanyol melawan dominasi Portugis di kepulauan timur Indonesia, dan sempat menguasai Sulawesi Utara dan Tidore di Maluku, sebelum kemudian didorong ke utara ke kepulauan Filipina oleh Perusahaan Hindia Timur Belanda pada tahun 1663. Akibatnya, berbeda dengan Portugis dan Belanda rekan-rekannya, pengaruh Spanyol di kepulauan Indonesia singkat dan sangat minim karena mereka menempatkan diri di Filipina sebagai gantinya.[3] Hubungan diplomatik secara resmi dimulai pada tahun 1958, diikuti dengan pendirian kedutaan besar di ibu kota negara masing-masing. Pasca tsunami Samudra Hindia bulan Desember 2004 di Banda Aceh dipulau Sumatera, pasukan militer Spanyol bersama dengan bantuan internasional lainnya dan tim SAR internasional, terlibat dalam upaya bantuan bencana tsunami antara Aceh dan Pulau Nias.[4] Kunjungan kenegaraanPada tanggal 5–8 Februari 2007, Permaisuri Spanyol Sofía mengunjungi Indonesia, dan memeriksa proyek bantuan Spanyol untuk rekonstruksi di Aceh dan Nias setelah kehancuran tsunami Samudra Hindia pada bulan Desember 2004, juga sebuah proyek pelestarian alam di Taman Nasional Gunung Leuser. Ratu mengunjungi Banda Aceh, Medan, Nias, dan Jakarta untuk melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam kunjungannya, permaisuri mengungkapkan kekaguman dan keterkejutannya atas seberapa baik Indonesia mengelola negaranya meskipun penduduknya sangat beragam.[5] Kerja sama teknologi dan pertahananSejak 1980-an Spanyol dan Indonesia telah memulai kemitraan strategis dalam teknologi aeronautika, CASA Spanyol dan Dirgantara Indonesia merancang dan memproduksi bersama pesawat angkut sedang CN-235. Belakangan Spanyol mengembangkannya lebih jauh menjadi model C-295 dan menugaskan Indonesia untuk mengikuti pemroduksian dan sebagai distributor di kawasan Asia, sebelumnya Indonesia telah memesan sembilan C-295. Pada tahun 2013 Spanyol dan Indonesia telah menandatangani nota kesepahaman untuk meningkatkan kerjasama pertahanan, yang meliputi pendidikan, perencanaan, inovasi, dukungan logistik dan akuisisi produk pertahanan. Perdagangan dan investasiTotal nilai perdagangan kedua negara mencapai US$1,92 miliar pada 2008, US$2,08 miliar pada 2009, dan US$2,18 miliar pada 2010. Neraca perdagangan sebagian besar berpihak pada Indonesia, dengan surplus dari periode 2005-2010, pada 2009 Indonesia tercatat Surplus US$1,58 miliar dan surplus US$1,62 miliar pada 2010. Spanyol menempati urutan ke-14 mitra ekspor Indonesia yang membeli batu bara, tembaga, minyak sawit, karet alam, dan elektronik. Di sisi lain, Spanyol menjual pesawat terbang, aluminium, kertas rokok, dan obat-obatan ke Indonesia.[6] Investasi Spanyol di Indonesia dinilai belum mencapai potensi sebenarnya karena masih ada ruang untuk berkembang. Dalam kurun waktu lima tahun (2005-2010), nilai investasi Spanyol telah mencapai US$48,9 juta dalam 17 proyek, terutama pada sektor konstruksi, kimia dan farmasi, transportasi, logistik, penyimpanan dan komunikasi yang sebagian besar berlokasi di Jawa dan Bali. Lihat pulaReferensi
Pranala luar |