Pada 22 September 1992, hubungan diplomatik dibentuk antara Indonesia dan Armeni.[1] Meskipun demikian, Indonesia mendukung posisi Azerbaijan dalam sengketa Nagorno-Karabakh di forum internasional.[2]
Kedua negara membentuk forum penasihat bilateral dan menandatangani perjanjian penghindaran pajak berganda pada 12 Oktober 2005. Kedua negara menandatangani kesepakatan kerja sama ekonomi, ilmiah, dan teknologi pada 8 Agustus 2012. Sebuah perjanjian untuk bekerjasama di bidang pendidikan dan pendidikan tinggi ditandatangani oleh kedua negara pada 1 November 2016.[1]
Presiden Joko Widodo dari Indonesia menyatakan pada 13 Januari 2020, dalam pertemuan bilateral di Abu Dhabi dengan Presiden Armen Sarkissian dari Armenia, bahwa hubungan historis yang telah lama terjalin antara kedua negara harus dipupuk menjadi kemitraan bilateral yang saling menguntungkan. Ia juga memprioritaskan peningkatan kerja sama antara Armenia dan Indonesia di bidang teknologi informasi (TI).[3]
Pada 22 September 2022, menteri luar negeri Armenia dan Republik Indonesia bertukar pesan memperingati 30 tahun pembentukan hubungan diplomatik kedua negara. Ararat Mirzoyan, menteri luar negeri Armenia, menekankan pertumbuhan hubungan kerja sama di forum bilateral dan multilateral. Ia menyatakan optimisme bahwa dengan upaya bersama, kerja sama Armenia-Indonesia dapat mencapai tingkat baru. Pihak Indonesia menghargai kolaborasi dalam parameter perjanjian perdagangan bebas yang akhirnya akan diselesaikan antara Indonesia dan EAEU, serta hubungan yang lebih erat di bidang perdagangan dan teknologi informasi.[4]
Presiden Armenia, Vahagn Khachaturyan, menerima Surat Kepercayaan dari Presiden Joko Widodo yang disampaikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Ukraina, Arief Basalamah, di Istana Kepresidenan di Yerevan pada 15 November 2023. Presiden Armenia berupaya memperkuat kerja sama ekonomi Indonesia-Armenia. Duta Besar Indonesia juga menegaskan kembali komitmennya untuk mendorong peningkatan investasi dan perdagangan. Salah satu cara yang direncanakan adalah dengan menyelenggarakan forum bisnis secara rutin di Indonesia, seperti Indonesia - Europe Business Forum dan Trade Expo Indonesia, yang merupakan acara tahunan yang bertujuan untuk mengeksplorasi peluang perdagangan dan investasi antara kedua negara dan melibatkan pengusaha Armenia.[5]
Perdagangan
Pada tahun 2018, perdagangan antara kedua negara mencapai sekitar $27 juta.[1]
Armenia mengekspor $891 ribu ke Indonesia pada tahun 2021. Feroalloy ($41,2 ribu), Minyak Zaitun Murni ($23,4 ribu), dan Olahan Makanan Lainnya ($773 ribu) adalah ekspor utama Armenia ke Indonesia. Ekspor Armenia ke Indonesia telah tumbuh dengan laju tahunan 9,67% selama 24 tahun terakhir, dari $97,1 ribu pada tahun 1997 menjadi $891 ribu pada tahun 2021.[6]
Indonesia mengekspor $18,9 juta ke Armenia pada tahun 2021. Kopi ($10,9 juta), lembaran plastik mentah ($1,51 juta), dan mesin pengolah batu ($1,49 juta) adalah ekspor utama Indonesia ke Armenia. Ekspor Indonesia ke Armenia telah tumbuh dengan laju tahunan 21,5% selama 24 tahun terakhir, dari $175 ribu pada tahun 1997 menjadi $18,9 juta pada tahun 2021.[6]
Indonesia tidak memiliki kehadiran diplomatik di Armenia. Sebaliknya, kedutaan besarnya di Kyiv terakreditasi untuk Armenia.[7] Meskipun demikian, Indonesia memiliki konsulat kehormatan Yerevan.[8] Namun, seiring kedua negara mencari cara untuk meningkatkan hubungan bilateral mereka, Armenia telah mendorong Indonesia untuk membuka kedutaan besar di Yerevan.[9]