Diaspora Armenia mengacu pada komunitas orang Armenia yang tinggal di luar Armenia dan lokasi lain di mana orang Armenia dianggap sebagai penduduk asli. Sejak zaman kuno, orang-orang Armenia telah membentuk komunitas di banyak wilayah di seluruh dunia. Namun, diaspora Armenia modern sebagian besar terbentuk sebagai akibat dari Perang Dunia I, ketika genosida Armenia yang dilakukan oleh Kesultanan Utsmaniyah memaksa orang-orang Armenia untuk melarikan diri supaya tidak terbunuh.[1][2] Gelombang emigrasi lainnya dimulai saat pembubaran Uni Soviet.[3]
Terminologi
Dalam bahasa Armenia, diaspora Armenia disebut sebagai spyurk (dilafalkan [spʰʏrk] ), ditulis սփիւռք dalam ortografi klasik dan սփյուռք dalam ortografi reformasi.[4][5] Dahulu, kata gaghut (գաղութ dilafalkan [ɡɑˈʁutʰ]) digunakan untuk merujuk pada komunitas Armenia di luar tanah air Armenia.[6][7]
Sejarah
Diaspora Armenia telah ada selama lebih dari 1.700 tahun.[8] Diaspora Armenia modern sebagian besar terbentuk setelah Perang Dunia I sebagai akibat dari genosida Armenia.[9]
Pada abad keempat, komunitas Armenia sudah ada yang tinggal di luar Armenia Raya. Komunitas diaspora Armenia ini muncul saat kekaisaran Akhemeniyah dan Sasaniyah.[10] Untuk mengisi daerah-daerah yang kurang penduduknya di Bizantium, orang-orang Armenia dipindahkan ke daerah perbatasan timur dan utara Kekaisaran Bizantium. Sebagian orang Armenia pindah keyakinan ke Ortodoksi Yunani sambil mempertahankan bahasa Armenia sebagai bahasa utama mereka, sedangkan yang lain tetap di Gereja Apostolik Armenia meskipun ada tekanan dari otoritas resmi setempat. Banyak orang Armenia bermigrasi ke Kilikia selama abad kesebelas dan kedua belas sebagai akibat dari invasi Turki Seljuk. Setelah jatuhnya kerajaan ke Mamelukes dan hilangnya kenegaraan Armenia pada tahun 1375, sekitar 150.000 orang Armenia pergi ke Siprus, Balkan, dan Italia.[10] Meskipun diaspora Armenia telah ada sejak Zaman Kuno dan Abad Pertengahan, diaspora ini tumbuh dalam segi ukuran akibat emigrasi dari Kekaisaran Ottoman, Iran, Rusia, dan Kaukasus.
Diaspora Armenia dibagi menjadi dua komunitas – mereka yang berasal dari Armenia Utsmaniyah (atau Armenia Barat) dan mereka yang berasal dari bekas Uni Soviet, Armenia yang merdeka, dan Iran (atau Armenia Timur).
Orang-orang Armenia yang berimigrasi ke Amerika Serikat sebelum Perang Dunia I, terutama berasal dari Anatolia dan menetap Pantai Timur.[11] Sebelum tahun 1870, ada 60 imigran Armenia yang menetap di New England.[11] Imigrasi orang Armenia meningkat menjadi 1.500 pada akhir tahun 1880-an, dan meningkat menjadi 2.500 pada pertengahan tahun 1890-an karena pembantaian yang dilakukan oleh Kesultanan Utsmaniyah.
Diaspora Armenia tumbuh pesat selama dan setelah Perang Dunia Pertama.[12] Pada tahun 1910, lebih dari 5.500 orang Armenia berimigrasi ke Amerika Serikat, dan pada tahun 1913, 9.355 orang Armenia memasuki perbatasan Amerika Utara.[13] Saat Perang Dunia I mendekat, tingkat imigrasi Armenia meningkat menjadi sekitar 60.000. Pada tahun 1920 dan sampai disahkannya Undang-Undang Imigrasi tahun 1924, 30.771 orang Armenia datang ke Amerika Serikat; para imigran tersebut sebagian besar adalah janda, anak-anak, dan yatim piatu.[13] Meskipun banyak orang Armenia tewas selama genosida Armenia, beberapa orang Armenia yang berhasil melarikan diri, memantapkan diri tinggal di berbagai belahan dunia.
Pada tahun 1966, sekitar 40 tahun setelah dimulainya genosida Armenia, 2 juta orang Armenia masih tinggal di Armenia, sementara 330.000 tinggal di Rusia, dan 450.000 tinggal di Amerika Serikat dan Kanada.[14]
Tingkat imigrasi kembali meningkat setelah Undang-Undang Imigrasi dibebaskan pada tahun 1965.[15] Perang Saudara di Lebanon pada tahun 1975 dan Revolusi Islam di Iran pada tahun 1978 merupakan faktor pendorong bagi orang-orang Armenia untuk berimigrasi. Sensus AS 1980 melaporkan 90 persen imigrasi ke Amerika Serikat oleh orang Iran-Armenia terjadi selama tahun 1975 dan 1980.[15]
Distribusi
Kurang dari sepertiga penduduk Armenia dunia saat ini tinggal di Armenia. Wilayah populasi mereka sebelum Perang Dunia I enam kali lebih besar daripada wilayah Armenia saat ini, dimana wilayahnya termasuk wilayah timur Turki, bagian utara Iran, dan bagian selatan Georgia.[16]
Pada tahun 2000, total ada 7.580.000 orang Armenia yang tinggal di luar negeri.[17]
^Lewis, Martin W. (2015-05-27). "The Armenian Diaspora Is An Ongoing Phenomenon". Dalam Berlatsky, Noah. The Armenian Genocide (dalam bahasa Inggris). Greenhaven Publishing LLC. hlm. 66–72. ISBN978-0-7377-7319-4.
^Harutyunyan, Arus (2009). Contesting National Identities in an Ethnically Homogeneous State: The Case of Armenian Democratization. Western Michigan University. hlm. 56. ISBN978-1-109-12012-7.
^Melvin Ember; Carol R. Ember; Ian A. Skoggard (2004). Encyclopedia of diasporas: immigrant and refugee cultures around the world. Dordrecht, Netherlands: Kluwer Academic Publishers. hlm. 36. ISBN978-0-306-48321-9. Currently, only one-sixth of that land [ancestral territory] is inhabited by Armenians, due first to variously coerced emigrations and finally to the genocide of the Armenian inhabitants of the Ottoman Turkish Empire in 1915.
^Cohen, Robin (2010). Global Diasporas: An Introduction. Routledge. hlm. 48–63.