Hubungan Indonesia dengan Yordania
Hubungan Indonesia–Yordania merujuk pada hubungan bilateral antara Yordania dan Indonesia; sama-sama negara dengan mayoritas Muslim — meski banyak tantangan — berharap mendukung dan memproyeksikan nilai-nilai toleransi Islam, keadilan dan kesetaraan. Kedua negara sering berbagi sikap yang mirip atas isu-isu di Timur Tengah, seperti konflik Syria dan konflik Israel–Palestina.[1] Hubungan ekonomi dan perdagangan juga terutama penting, saat ini Indonesia merupakan partner dagang Yordania terbesar di ASEAN.[2] Yordania memiliki kedutaan besar di Jakarta, sedang Indonesia mempunyai kedutaan besar di Amman yang juga termasuk dalam Palestina. Kedua negara merupakan anggota dari Organisasi Kerja Sama Islam dan Gerakan Non-Blok. SejarahSejak hubungan diplomatik antara Indonesia dan Yordania dibangun pada 1950, kedua negara saling menikmati hubungan dekat dan hangat.[1] Kedua negara saling memandang potensial geopolitik yang saling berlawanan, seperti Indonesia melihat Yordania sebagai gerbang mereka masuk Israel dan Palestina, sedang Yordania juga memandang kepentingan geopolitik Indonesia dalam daerah Asia Tenggara. Secara tradisional, Yordania berperan sebagai gerbang peziarah Muslim dan Kristen Indonesia yang ingin mengunjungi situs suci di Palestina dan Israel.[3] KerjasamaPada Juni 2009, pemerintah Indonesia dan Yordania telah menandatangani memorandum pemahaman atas penempatan dan perlindungan TKI di Yordania. Ada sekitar 30 ribu TKI bekerja dalam sektor formal dan informal di Yordania.[4] Raja Abdullah Bin Al Hussein dari Yordania berkunjung ke Jakarta pada 26 Februari 2014 dan bertemu Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Kedua negara mengekspresikan minat bekerjasama dalam bidang industri pertahanan.[5] Perdagangan dan InvestasiVolume dagang Indonesia dan Yordania sejak Januari hingga November 2013 sebanyak US$438,59 juta, dengan kelebihan US$148,96 untuk Yordania.[1] Yordania juga telah mengekspresikan minat mereka investasi dalam bidang pupuk fosfat dengan berencana membangun pabrik fosfat di Kalimantan Timur dan berinvestasi ke PT Pupuk Kaltim.[6] Lihat pula
Catatan
Pranala luar |